Into The New World

'Katanya jika kau mendapat banyak kesialan dimasa lalu sampai sekarang kau hidup. Itu artinya kau akan mendapat banyak keberuntungan dimasa depan.'

STAY : STEP 5.
Keberuntungan
•
•
•
•
•
•
“Kang Miracle”

Pagi ini aku berangkat tanpa adikku, ia tidak sekolah hari ini sebab tidak enak badan katanya.

Aku berjalan menyusuri jalan yang dipenuhi bangunan berupa rumah dikiri kananku, manik mataku tidak sengaja menangkap kejadian yang tidak seharusnya ku lihat.
Ayahku berjalan sempoyongan, keluar dari mobil dan disebelahnya ada seorang wanita yang menggandengnya, wanita itu berpakaian ketat, memakai dress bercorak bunga yang memperlihatkan belahan dadanya.

Aku melewati mereka, "dasar murahan, cih." Ceplosku dengan sengaja ketika berpapasan dengan mereka.

"Ya! Sini kau anak tidak tahu diri." Teriak wanita itu, aku tidak menghiraukannya dan tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang sekalipun.

Seharusnya ia berdiri di depan cermin terlebih dulu dan mengatakan hal tersebut pada dirinya sendiri sebelum mengataiku tidak tahu diri.

‹ ‹ ‹ › › ›

Aku tengah duduk di halte, menunggu bis tujuan sekolahku datang. Aku memejamkan mataku sebentar, "Mirae-ya," panggil seseorang.

Siapa orang yang berani mengangguku padahal baru sedetik aku memejamkan mata, sepertinya ia ingin dipukul dengan tangan besi ku ini.

"Apa huh?!" Gumamku lalu membuka mataku dan menoleh ke sumber suara, disampingku. Kwon Yoobin sedang tersenyum lebar padaku lalu ia menyodorkan paperbag.

"Apalagi kali ini?" Tanyaku, namun ia hanya mengangkat kedua alisnya lalu melirik paperbag yang ia berikan, seakan menyuruhku untuk membukanya sendiri.

Didalamnya terdapat kotak bekal, botol mineral, 1 kotak susu dan roti.

"Semoga kau menyukaiku---eh, menyukai makanannya maksudku." Ceplosnya, lalu tak lama kemudian bis nya datang.

"Terima kasih, pasti akan ku berikan pada teman-temanku." Aku memberinya senyum jahil.

Aku segera menaiki bis, menempelkan kartu bis ku dan segera mencari seat untukku.

Ia menyusul dan menduduki seat di sampingku. "Ya! Kau harus memakannya, jangan berikan pada temanmu!"

"Siapa yang memperbolehkanmu duduk disini?"

"Ini kan bis umum, tentu saja tempat duduk ini boleh untuk siapapun." Tukasnya

"Tapi aku tidak mengizinkanmu untuk duduk disini."

Wajahnya cemberut setelah aku berkata seperti itu.

"Kau yang pindah atau aku?" Sambungku, lalu ia segera pindah ke kursi yang ada di belakangku.

"Kau harus memakannya ya?" Bujuknya, aku pun menoleh dan ternyata wajahnya sangat dekat denganku. Spontan aku menjauhkan wajahku darinya, begitu juga dengannya.

"Tidak mau~" ucapku lalu menjulurkan lidahku untuk mengejeknya.

"Aku memasaknya dengan sepenuh hati, bahkan bangun lebih cepat hanya untuk itu. Jadi kau harus memakannya untuk menghargaiku."