TAMAT
[ADA PART YANG ACAK!!!]
Highest rank :
#1 in dark 09-02-2021
#1 in mystry 01-01-2021
#1 in adventure 18-02-2021
#2 in war 05-08-2021
#3 in boss 13-02-2021
#3 in horor 01-01-2021
#3 in blood 11-02-2021
#3 in jerk 05-08-2020
#5 in billionaire 0...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pilihannya jatuh pada pistol Glock 20 berwarna hitam. Begitu ringan dan tipis, tapi mematikan. Auristela benar-benar menyukai pistol ini. Pistol ini mampu memuat lima belas peluru sepuluh mili meter yang masing masingnya mampu dilontarkan hingga kecepatan seribu enam ratus kaki per detik. Menakjubkan!
Dari ujung matanya, Sean bisa melihat Auristela memilih pistol Glock 20. Sungguh hebat! Pistol itu terasa ringan dan tipis saat dipakai. Auristela hebat dalam memilih senjata. Teramat hebat untuk seseorang yang baru tahu persenjataan.
Sean memilih untuk menyamakan pistolnya dengan pilihan Auristela. "Mungkin ini hanya akan bermain menembak target. Sekor yang paling banyak dialah pemenangnya," ucap Sean memberi tahu Auristela.
"Baik!"
Sean dan Auristela sudah berdiri diposisinya masing masing. Di depan mereka sudah ada papan lingkaran target. Bentuknya kurang lebih seperti papan panahan. Sean memulainya terlebih dahulu.
'DOORR.'
'DOORR.'
'DOORR.'
Tiga peluru, Sean tembakaan secara beruntun. Ketiga peluru itu tepat mengenai lingkaran merah yang paling kecil. Tembakannya tidak ada yang meleset. Semua tepat mengenai target. Auristela melihat Sean kagum. Auristela tidak yakin bisa menang melawan Sean. "Girilan dirimu!" Auristela mengambil posisi. Tangannya mulai mengarahkan pistol yang ada di tangannya.
'DOORR.'
'DOORR.'
'DOORR.'
Satu peluru tertembak tepat di lingkaran paling terkecil berwarna merah. Sedangkan dua peluru lainnya tertembak di garis lingkaran nomer tiga, jauh dari lingkaran terkecil berwarna merah. "Kau kalah!" ucap Sean meremehkan Auristela. "Aish! Kenapa kedua peluru itu melenceng jauh!" kesal Auristela. Sean menghampiri Auristela. Lalu Sean menarik pelatuk pistolnya.
"Seperti itu!" ucap Sean
"Seperti ini?" tanya Auristela pada Sean. Auristela memperlihatkan tangannya yang sedang mengarahkan pistol. "Pegang pistolmu dengan benar. Runcingkan dan fokuskan tatapan matamu. Lihat targetmu dengan baik. Ketika sekitarmu banyak musuh, gunakan telingamu sebagai pengganti mata yang sedang fokus menatap sasaran. Gunakan telingamu untuk mendengar sekitarmu, mendengar pergerakan musuhmu. Gunakan juga ujung matamu untuk melirik."
Auristela memperaktekan perkataan yang Sean ucapkan. Tangannya memegang pistol kuat-kuat. Matanya ia fokuskan pada lingkaran kecil berwarna merah. Tatapan matanya juga menjadi runcing. Saat Auristela ingin menarik pelatuk, ujung matanya melihat Sean yang ingin mengarahkan pistol kepada Auristela. Cepat, Auristela mengarahkan pistolnya berbalik kepada Sean.
"Seperti ini?" kedua alis milik Auristela terangkat. Sudut bibir Auristela tersenyum kecil. Dengan tangannya, Sean langsung membuang peluru pistol milik Auristela. Begitu cepat. Sean seperti benar-benar sudah terlatih dalam situasi terpojok. Dan keadaan menjadi terbalik. Kini Sean yang menodongkan pistolnya kepada Auristela.