(FW) High-Energy Warning : The Plot Characters are Going Black

Ch. 6-10

"Su Mo, menurutku bunga lili selalu cocok untukmu. Kelihatannya lembut dan indah di saat yang sama. Berayun tertiup angin, menarik perhatian orang, Su Mo, aku sudah menyukaimu sejak lama." Bai Muyu menegakkan tubuh. Melihat Su Mo, dia tidak bisa membantu tetapi memperdalam senyumnya ketika dia melihat ekspresi terkejut di wajah Su Mo.

"Sejujurnya, teman sekelas Bai Muyu sangat baik." Su Mo berkata dengan tulus, dan Bai Muyu tidak bisa menahan perasaan bahagia.

"Tapi saya pribadi menganggap perasaan lebih serius. Jika tidak ada perasaan detak jantung, saya tidak akan menerima siapa pun. Jadi, maaf."

Tangan Bai Muyu yang memegang buket itu erat-erat, senyum di wajahnya tetap tidak berubah, dan dia mengambil kembali buket itu dengan tenang, "Apakah kamu punya orang yang kamu suka sekarang?"

"Belum." Su Mo menjawab dengan senyum lembut.

"Setelah itu, aku ingin meminta lebih banyak nasihat!" Bai Muyu memperhatikan buku yang dipegang Su Mo, dan mengangkat senyum penyembuhan yang dipuji oleh semua orang, "Apakah Su Mo pergi ke perpustakaan? Maka aku tidak akan mengganggumu. "Setelah itu, dia mengangguk dengan sopan kepada Liu Shaozhe, berbalik dan pergi. Dia selalu menjadi gadis yang tahu bagaimana untuk maju dan mundur.

Setelah Bai Muyu pergi, Liu Shaozhe berkata kepada Su Mo: "Dia cukup pintar, dan senyumnya benar-benar menyembuhkan! Saya merasa seperti saya telah ditebus, Amo, bagaimana menurut Anda?"

Mereka sudah berjalan di bawah pohon beringin besar di sisi utara kampus. Sinar matahari jatuh melalui celah-celah dedaunan, dan titik-titik cahaya membuat wajahnya terang dan gelap seiring langkah Su Mo, "Kurasa tidak."

"Eh? Tidak? Aku belum pernah melakukan kontak dekat sebelumnya. Aku baru tahu hari ini bahwa dia benar-benar tersenyum seperti malaikat, murni dan cantik. Bahkan jika dia dalam kegelapan, dia bisa diselamatkan dengan senyuman dan menyingkirkannya. Belenggu di tubuhnya. "Liu Shaozhe melebih-lebihkan sebuah metafora.

Su Mo tersenyum, tidak berbicara.

Hanya saja matanya gelap dan tidak jelas, dan sudut mulutnya sedikit melengkung, menebus ... dia tidak membutuhkan hal semacam ini.

Liu Shaozhe melihat jam di tangannya dan melambai ke Su Mo, "Aku akan menemanimu sampai saat ini, aku akan pergi!"

Su Mo berdiri sendiri untuk beberapa saat, berbalik dan melihat ke belakang, menatap tempat sepi selama beberapa detik, lalu sedikit mengangkat garis bibirnya.

Pada saat ini, Gu Qianyan, yang berbalik dan kembali ke kelas, tidak tahu bahwa pelacakannya telah ditemukan sejak lama.

Pemuda itu bekerja di ladang dan jarang pulang. Hanya ada Tong An'an dan Tong Mu di rumah. Sarapan Tong selalu disiapkan oleh ibu Tong. Sarapan hanya terdiri dari susu kedelai sederhana dan sandwich. Gu Qianyan, yang telah menjalani kehidupan dengan pakaian bagus dan makanan batu giok sejak kecil, akan terus memperlakukan ini untuk keluarga Gu seperti sebelumnya. Ini adalah makanan kasar yang harus dimakan dengan hati-hati. Gu Qianyan tidak banyak berpikir. Satu-satunya hal yang dia lewatkan adalah teh hitam yang bisa dia minum kapan saja di rumah. Memikirkan hal ini, Gu Qianyan mengerutkan mulutnya tanpa terlihat.

Setelah makan pagi, dia berkata kepada ibunya: "Saya pergi ke sekolah." Setelah jeda, dia masih tidak mengucapkan kedua kata itu. Untungnya, dia memiliki manipulasi sistematis pada tangan dan kakinya. Sang ibu tidak pernah memperhatikan ada yang salah dengan putrinya. , "Nah, hati-hati di Jalan An'an." Suara dan mata ibu itu seperti biasa.

Gu Qianyan melirik wajah ibu perawan yang penuh cinta untuk putrinya, menutup matanya, dan berbisik, "Ya."

Ada balkon di lorong rumah Tong An'an, dan Gu Qianyan harus melewatinya setiap kali dia pergi ke sekolah.