抖阴社区

(Not) Bad Marriage [END]

By eunci_lai

521K 28.8K 503

17+ Menikah untuk Berubah atau Menikah untuk Berulah? Aeris Florenzea, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang... More

Prolog
Pertemuan
Rese!
Sah!
Debat
Damai?
Sekolah Baru
Rangkulan
Masalah Pertama
Peringatan
Perjanjian
Kesepakatan
Informasi
Fakta yang Rumit
Zea dan Tingkah Tak Terduganya
Protektif
Ajaran Sesat
Bolos
Misteri Tas Putih
Kemarahan Sean
Rencana Zea
Gue Mau Hamil!
11:12
Mode Jinak
500 Juta
Misi
Sean Tahu
Adek bayi
Ungkapan Zea
Anak & Mak yang Kuat
Denio
Pengakuan Zea
Menyesal
Posesif Sean
Sakit
Kangen
Zea Milik Sean
Permintaan
Firasat Sean
Sayang
Clarisa
Di Culik
Apa Lagi Ini?
Takluk
Terbongkar
Pengakuan Sere
End
Extra Part???
NEW STORY!!!

Ayo Berubah!

8.9K 573 19
By eunci_lai

Part 20

"Hiks... hiks... hiks..."

Tangisan, rayuan, bujukan hingga kemarahan yang kini sedang terjadi mampu mengusik seorang perempuan yang sedang menelungkupkan wajahnya di meja.

"Hiks... di-dia... dia pegang pantat aku hiks..." ucap perempuan berkacamata bundar juga rambut yang di kuncir kuda dengan tersedu-sedu.

"Sialan emang!" murka salah satu dari laki-laki yang sedari tadi mendengarkan cerita yang terdengar menyedihkan itu.

"Udah Sere jangan nangis lagi," bujuk salah satu perempuan disana sambil mengelus pundak milik Sere yang masih saja menangis.

Aksa, laki-laki itu mengepalkan kedua tangannya kuat. "Siapa nama cowok itu?"

"Aku g-gak tahu hiks..." jawab Sere terbata.

"Ver, lo tadi liat cowoknya?" tanya Aksa pada Vera.

Vera, perempuan yang berdiri di samping meja milik Sere hanya menggaruk kepalanya bingung. "Tadi di koridor waktu nemuin Sere nangis bareng sama si Geo anak IPS itu."

"Geo? Geovano?" tanya Bayu membuka suaranya.

Vera mengangguk. "Tapi tadi Geo bil—"

"Hiks... hiks... hiks..." tangis milik Sere semakin kencang membuat semuanya kini gelagapan.

"Eh Sere kenapa?" tanya Vera khawatir.

"Ja-jangan... di lan-lanjutin hiks... aku ta-takut hiks..." ucap Sere terdengar menyedihkan di telinga siapapun yang mendengar tapi itu tak berlaku dengan dua perempuan yang sedang duduk di mejanya tak ingin repot-repot mengerubungi meja milik Sere yang kini terlihat penuh.

Clarisa menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan tangan yang bersedekap di dada juga tatapan yang tak lepas memperhatikan keributan di depan.

"Di-dia... salah aku ap-pa? Di-dia pe-pegang pan-pan-tat a—"

Brak!

Suara gebrakan yang cukup keras mampu membuat semua orang yang ada di sana menatap ke arah pelaku yang kini sudah berdiri.

Zea yang sedang mengistirahatkan diri karena kepalanya yang terasa pusing akibat mabuk semalam harus terganggu dengan suara-suara yang mampu membuat kupingnya berdengung dan kepalanya semakin sakit. "Berisik!" decak Zea dengan aura kesal yang terpancar.

Semua orang melongo menatap ke arah Zea bahkan tangisan Sere sudah tak terdengar lagi. "Sorry ya, bukannya gue gak simpati sama kejadian yang udah menimpa lo. Tapi, lo ngomong kayak gitu emang ada buktinya kalo lo emang di perlakuin kayak gitu?

Hening, tak ada yang menimpali ucapan Zea. "Juga bukan berarti gue bela anak IPS itu, tapi orang gak ada yang tahu kalo bisa aja lo cuma bilang sesuatu yang omong kosong. Masalah pertama lo aja belum beres kan? Jadi gak usah nambah masalah dengan kelakuan lo yang sekarang!"

"Penuh drama!" sentak Zea kemudian berlalu meninggalkan kelas yang masih terpaku akan ucapan yang telah Zea lontarkan.

Clarisa diam-diam tersenyum samar. Sepertinya Zea sudah mulai menunjukan taringnya.

Bayu cowok itu pun diam-diam merasa senang karena ucapan Zea barusan mampu membuat semua yang ada di sana terpaku. Sebenarnya Bayu penasaran akan sosok Zea karena waktu itu Bayu pernah di mintai tolong oleh anak IPS kenalannya agar bisa membawakan sebuah tas yang Bayu ketahui milik Zea yang sayangnya pada saat itu tas milik Zea sedang berada di tangan Aksa. Dan dengan terpaksa Bayu harus membohongi Aksa dengan berkata bahwa ada keluarga Zea yang ingin mengambil tas milik Zea juga alasan kenapa Zea meninggalkan tasnya dengan berkata bahwa saat itu Zea pulang karena sakit

***

"Sumpah demi Tuhan Se! Gue gak ngapa-ngapain dia!" ucap Geo dengan raut serius miliknya yang jarang sekali ia tampilkan karena biasanya hanya raut tengil juga selengean yang terpasang.

Sean tak menjawab membuat Geo mengacak rambutnya frustasi. "Gel! Thur! Lo percaya gue kan?!" sentak Geo tak sabaran pada Rigel dan Arthur.

Sean berdecak masih terduduk di kursi usang yang memang ada banyak di area samping gudang. "Lo salah nanya nyet! Kalo tanya kita of course jawabnya pasti percaya karena kita tahu selera lo gak mungkin sekitaran cewek cupu kayak gitu!"

Rigel mengangguk. "Minimal bodinya kayak Lucinta," tambahnya.

Geo mendelik. "Lo tuh serius napa jingan! Gue lagi khawatir nih!"

Rigel tertawa di balas decakan tak suka dari Geo. Arthur yang sedang terdiam sambil berpikir itu mengeluarkan isi pikirannya. "Si cewek itu se-kelas sama bini lo kan Se?"

Geo yang menatap dengan tatapan permusuhan pada Rigel yang malah asik dengan batang nikotin di tangannya tanpa merasa terintimidasi itu pun langsung menoleh cepat pada Arthur lalu berganti pada Sean.

"Eh iya anjir!" ucap Geo girang.

Sean mendengus. "Jangan bawa-bawa dia!" ucapan Sean mampu membuat Geo yang awalnya berbinar dengan senyum lebarnya langsung meredupkan ekspresinya.

"Ayolah Sean! Lo kok posesif banget sih?!" gerutu Geo.

Sean yang mendengar penuturan Geo lantas menatapnya tajam. "Ini masalah gak ada hubungannya sama bini gue, jadi dia gak perlu ikut-ikutan! Lagian lo gak tahu sifat dia kayak gimana kalo udah berulah!"

Sean memalingkan wajahnya dan kembali menghisap batang nikotin yang ada di tangannya dengan nikmat. Geo berdecak kemudian menatap Arthur juga Rigel yang sigap langsung memalingkan wajahnya saat Geo memandangi keduanya.

"Teman-teman yang sangat membagongkan!"

***

Zea memejamkan matanya dengan nyaman, rasanya seperti dunia milik sendiri. Berbaring di UKS yang sepi dan damai mampu membuat pusing di kepala Zea sedikit mereda.

Mengingat kembali kilasan semalam saat dirinya mabuk, meski samar Zea masih bisa mengingat. Dimana dirinya masuk ke club untuk pertama kalinya lagi setelah menikah lalu meluapkan segala emosi dengan meminum minuman beralkohol hingga suara seseorang yang di kenalinya dia Clarisa menyapa indra pendengarannya lalu pekikan Amira tangisan perempuan itu dan kemarahan Clarisa.

Hingga pagi harinya dirinya terbangun di sebuah ruangan yang terasa asing namun tiba-tiba rasa pusing datang juga keinginan untuk mengeluarkan sesuatu dalam mulutnya teramat besar. Sampai Zea tahu bahwa dirinya di bawa ke rumah Clarisa saat perempuan itu dengan tampang sedikit tak ikhlas mau memijat tengkuk milik Zea.

Fakta yang sangat mengejutkan bukan? Seorang Clarisa Faunata mau menampung Zea setelah beberapa tahun silam tak pernah berjumpa jika bukan karena Zea sekarang sekolah di sekolah yang sama dengannya.

Pikiran Zea buyar ketika mendengar suara pintu terbuka membuat mau tak mau Zea membuka matanya. Zea langsung memalingkan wajahnya saat tahu siapa seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruang UKS.

Lalu suara kunci yang di putar menyusul membuat kali ini Zea kembali menatap orang itu dengan mata melotot.

"Lo ngapain kunci pintu sih?!" tanya Zea kesal tanpa merubah posisi berbaringnya.

Orang itu melangkahkan kakinya mendekat pada Zea. "Sakit apa?" tanya Sean langsung.

Zea memalingkan wajahnya kembali. "Tahu dari mana gue di sini?!"

Sean menghembuskan napasnya kasar. Lalu menarik kursi untuk ia duduki. "Jangan ngalihin pembicaraan."

Zea tak menjawab, perempuan itu justru memejamkan matanya enggan bersitatap dengan orang yang bisa membuat emosinya naik seketika.

"Zea?" panggil Sean namun tetap Zea abaikan.


Menggenggam tangan Zea dengan sebelah tangan yang lain memegang wajah perempuan itu agar mau bersitatap dengannya. Sean kembali berucap. "Maaf."

Zea yang mendengar penuturan Sean langsung membuka matanya tak percaya. "Maaf untuk ucapan gue, tindakan gue juga semua perilaku gue yang mungkin menurut lo itu kelewatan," ungkap Sean.

Menatap tepat di manik mata milik Zea Sean menghela napasnya pelan. "Seperti yang lo tahu kita masih muda, emosi gue belum sepenuhnya bisa gue kontrol."

Zea hanya diam membiarkan Sean mengungkapkan apa yang mau di utarakan. "Gue larang lo untuk ikut campur urusan gue ataupun urusan orang lain bukan berarti gue ngekang lo, tapi justru karena gue peduli."

Elusan tangan Sean di pipi Zea mampu membuat detak jantung Zea kian berdetak kencang. "Gue gak mau lo terlibat masalah yang gak ada sangkut pautnya sama lo, just it!"

Hening Zea masih tak mau membuka suaranya. Lalu Sean berdiri dan menarik kedua tangan Zea agar terduduk. "Maaf juga karena semalam gue gak pulang," ucap Sean yang mendapatkan kernyitan bingung di dahi Zea..

"Sean gak pulang? Berarti Sean gak tahu dong kalo tadi malam gue pergi ke club?"

"Zea?"

Zea tersentak dan menatap Sean yang kini sedang menatapnya juga. "Apa?"

Sean menghela napasnya kemudian mendudukkan diri di kasur yang berhadapan langsung dengan Zea.

"Ayo berubah!" ajak Sean yang terdengar aneh di telinga Zea.

"Seperti tujuan kita menikah untuk berubah bukannya semakin berulah. Baik gue maupun lo, kita belajar berubah bareng-bareng," lanjut Sean.

Zea memijit pelipisnya yang kembali terserang pening. "Sean?" tatap Zea serius yang di balas juga tatapan Sean yang tak kalah serius.

"Lo mabok ya?" ucap Zea dengan menelisik tepat di manik milik Sean.

Cengiran Sean berikan. "Sedikit," jawabnya. Zea mendelik pantesan.

"Gue ke sini juga karena mau numpang tidur, tapi liat lo di sini juga jadi yaudah sekalian gue kunci pintunya."

Sean merebahkan Zea dan ikut merebahkan diri di samping cewek itu. Melingkarkan tangannya di pinggang ramping Zea Sean mulai memejamkan matanya. "Udah gue duga lo ngomong kayak tadi cuma bullshit doang. Kalo lagi sadar mana pernah ngomong sebijak itu," gumam Zea.

Zea tersentak ketika sebuah benda kenyal basah terasa di lehernya. Perempuan itu berdecak. "Ini di sekolah Sean!"

Sean tak memperdulikan ucapan Zea dan semakin gencar bermain di area leher milik Zea. Karena tahu sifat Sean yang pasti tak akan menuruti ucapannya Zea akhirnya mendongakkan kepalanya memberi akses lebih pada Sean yang semakin gencar bahkan posisinya sudah menindih setengah badan Zea.

Lama hingga akhirnya Sean mengangkat wajahnya menatap wajah Zea. "Omongan gue serius, gue masih sadar ini! Kita emang harus kayak gitu biar jadi sweet couple atau couple goals, biasanya cewek kan sukanya hal kayak gitu."

"Gue nggak," jawab acuh Zea.

"Hm, terserah tapi gue maunya gitu biar para jomblo iri sama kita."

"Siapa juga yang mau iri? Inget ya Sean kita nikah cuma orang-orang tertentu aja yang tahu, lo mau bikin iri siapa coba?"

"Tiga temen jones gue lah, nanggung udah lo kasih tahu sekalian aja kasih liat ke-romantisan juga ke-harmonisan rumah tangga kita."

"Biar jiwa ke-jombloan mereka meronta-ronta."

Ke-harmonisan? Ke-romantisan? Cih!

Zea tak menjawab, cewek itu justru memejamkan matanya tak mau menimpali omongan melantur Sean.
Hingga Zea kembali di buat tersentak ketika kini benda kenyal dan basah itu hinggap di bibirnya. Kecupan-kecupan kecil sebagai permulaan sampai kini lumatan dan decapan terdengar memenuhi sepinya ruangan melupakan bahwa keduanya masih di area sekolah.

.

.

.

Ada yg penasaran...

Sean sebenernya mau nya apa?

Zea bakalan nurut gak sama Sean?

Katanya mau jadi sweet couple dan jadi couple goals bisakah?

Sere sebenernya kenapa?

Clarisa dan tingkahnya yang sebenernya toxic?

Bayu anak IPA lho, kok bisa sih kenal anak IPS?

Aksa benci anak IPS?

Gimana Geo jelasin tentang masalahnya?

Continue Reading

You'll Also Like

93.8K 4.7K 31
[ ENDING ] Karna belum direvisi jadi mohon dimaklumi jika banyak typo Tidak ada kesempurnaan penulisan karena kesempurnaan hanya ada pada Tuhan Sem...
163K 5.9K 61
SUDAH TAMAT...!!! Sudah ada dalam versi Buku.... DM author ajh kalau minat Atau langsung bisa cek di instagramnya @Lintang_semesta_publisher Sebelum...
64.7K 1.3K 51
Mereka adalah sosok manusia yang punya sifat saling bertolak belakang. Sama ada Zean maupun Qiara, masing-masing gak suka satu sama lain. Pantang lag...
2.9M 257K 54
(16+) Follow dulu biar gak unprenn! 鈿狅笍Belum revisi 鈿狅笍 Bagaimana jadinya jika seorang 'Bad boy' dan juga seorang 'Bad girl' yang memliki sifat urakan...