Hallo
FOLLOW & WAJIB VOTE JUGA KOMENT!
RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YA!!
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak!
───────────────────────
O6.) DIA TULUS!
"Suka boleh tapi jangan terlalu mengejar karena hakikatnya cowok yang mengejar bukan cewek, coba lagi nanti ya."
────────────────────────
"Jauhin Akbar dia calon tunangan gua, lo gak usah ganjen jadi cewek!" Ujar Ara to the point, ia berdiri di hadapan Hanna.
Mereka sedang berada di kantin, Hanna dan Zakia duduk di meja pojok membuat percakapan mereka tidak bisa di dengar banyak orang.
Arabella Clarissa Tamara kelas XII IPS2 Anak seorang konglomerat yang terkenal. Wajah yang cantik, memiliki bakat di bidang akting, ia populer di luar sekolah ataupun di dalam sekolah. Sebenarnya tak jauh berbeda dengan Hanna yang juga cantik punya bakat menyanyi, walaupun ia bukan berasal dari keluarga kaya yang berkehidupan sederhana.
Ara di kenal sebagai primadona SMA Neocity, nilai plus nya karena ia anak seorang donatur sekolah, Juara olimpiade Matematika, partner Akbar. Ara sering di sebut-sebut sebagai calon tunangan Akbar itu karena ia mengaku-ngaku.
Tak banyak dari mereka yang setuju jika Ara bersanding dengan Akbar. Couple sultan, itu kata mereka. Namun banyak juga yang tidak suka Ara, kelakukan Ara yang bisa di bilang liar, licik dan tukang drama.
"Gak ngaca mbak? Lo lebih ganjen!" Ujar Zakia membela Hanna, mereka sedang berada di dalam kantin. Niat ingin melepas lapar malah bertemu orang stress.
"Sialan lo! Akbar itu risih di deketin temen lo yang ganjen dan caper itu!" Ara menunjuk Hanna yang menatapnya datar.
"Gua caper?" Tanya Hanna sok polos.
"IYA! LO CAPER, LO YANG CUMA CAPER KE AKBAR GAK MALU HAH?! LO TUH BODOH! MAU PACARAN SAMA AKBAR ?! GAK SADAR DIRI DULU HAH?!"
"Dasar cewek murahan!" Timpal nata.
"Terus urusan sama lo apa sih? Hanna yang berbuat kenapa lo yang repot?" Tanya Zakia malas.
"Iri Kali sama gua" timpal Hanna cuek, kembali memakan baksonya yang baru saja ia pesan tadi.
"Ya jelas urusan gua! Akbar itu calo--"
"Gak malu lo ngaku-ngaku calon tunangan Akbar?" Zakia menatap Ara kesal. Ia berdiri dan menghampiri Ara dan teman-teman nya yang berdiri di hadapan Hanna.
"Akbar gak pernah tau kalau lo itu licik! Lo pakek kekuasaan bokap lo buat bisa ikut olimpiade! Dan lo sering ngebully adik kelas!" potong Zakia tegas , jangan tanyakan dia tau dari mana, tentu saja dia tau ayah dan ibunya juga salah satu donatur di sini.
"Kenapa gua harus malu? Bokap gue bisa kasih apapun buat gue! " sarkas Ara.
"Gak kayak lo, misqueen"
Plak!!
"Ups! maaf ya nyai Ara terhormat tangan gue refleks, soalnya mulut lo meresahkan " sahut Zakia puas setelah menampar mulut Ara.
"Lo gak tau gua siapa? Gua Aria Zakia putri bungsu keluarga Ariandra."
"SIALAN!" Ara menarik rambut Zakia membuat sang empunya meringis.
"SIALAN LO ONDEL-ONDEL!" tak mau kalah Zakia ikut menarik rambut Ara.
"AAARH LEPASIN RAMBUT GUA!"
"LO YANG NARIK RAMBUT GUA DULUAN!"
"SIALAN LO!"
"LO YANG SIALAN!"
"LO PENJILAT REPUTASI AIDEN!"
"KAMPRET LO NGOMONG APA HAH?!" Zakia semakin menarik rambut Ara sekuat mungkin sedangkan Hanna dan kedua teman Ara, Xana dan Nata mencoba memisahkan mereka.
Murid-murid berhamburan menyaksikan pertengkaran itu.
Tahu apa yang di lakukan gadis saat bertengkar bukan? Yah saling Jambak menjambak. Itulah yang mereka lakukan namun berbeda dengan Zakia ia juga meninju wajah Ara membuat Ara melepaskan jambakannya.
BUGH!
Ara ingin menyiram kuah bakso pada Zakia. namun dengan cepat Hanna menghalangi Tubuh Zakia alhasil pakaian Hanna lah yang terkena kuah bakso itu, Terlanjur kesal ia refleks mendorong tubuh Ara hingga membentur meja kantin membuat gelas berisi air di atas meja tumpah mengenai Ara.
"Sadar lo yang caper di sini" tekan Hanna.
Para murid di sana menyaksikan bagaimana Ara yang menyiram Hanna dan Ara yang jatuh juga tertimpa segelas air.
"ARAAA!!" teriak Nata dan Xana.
"SIALAN LO APAIN TEMEN GUA?!"
"Gak usah sok karena lo seorang anak donatur dan partner olimpiade Akbar."Hanna menatap Ara dingin, mengambil gelas yang tadi terjatuh lalu menggenggam nya dengan erat.
"Lo itu licik ra."
"HANNA!" suara bariton membuat Hanna tersentak kaget, ia menoleh dan melihat Akbar yang berdiri di belakangnya.
Akbar melihat keadaan Ara, siapapun pasti akan berfikir bahwa Ara di siram dan di dorong oleh Hanna, terlebih lagi gadis itu sedang memegang gelas walau kenyataannya tidak demikian. Akbar menatap Ara khawatir. Ia membantu Ara bangun dan berdiri di depan Hanna, menatap Hanna penuh marah. Tatapan yang membuat Hanna takut, tatapan lebih tajam dan dingin yang tak biasa Akbar berikan.
"LO APAIN ARA?!" Tanya Akbar, nada yang menyentak membuat Hanna kembali kaget. Bukan hanya dia tapi Anggota Alzgaz Dan Zakia pun kaget mendengar nada kasar Akbar yang biasa ia berikan pada musuhnya.
"G-gua gak apa-apain dia bar."
"Gak usah bohong lo dorong dan siram dia!"
"Enggak bar gu--"
"GUA BILANG GAK USAH BOHONG!" Bentak Akbar memotong perkataan Hanna, ia mundur beberapa langkah saat melihat Akbar mendekat dengan tatapan marah. Akbar mencekal lengan Hanna, ralat bukan mencekal tapi mencengkram kuat tangan Hanna.
"Bar anjing jangan kasar!" Ujar yoga melihat Hanna meringis kesakitan.
"Gak usah tolol! Pake otak lo Inget lo laki! Hanna cewek gak harus dikasarin buat jujur!" Ucap yoga memperingati, ia melepaskan cengkraman tangan Akbar dari Hanna membawa Hanna kebelakang tubuhnya.
"JAWAB KENAPA LO DORONG ARA?!" Bentak Akbar geram, karena sedari tadi Hanna hanya diem dengan mata yang berkaca-kaca, ini adalah pertama kalinya Hanna di perlakukan kasar di depan banyak orang.
"Gua gak sengaja, dia tad--"
"Gua tanya sekali lagi kenapa lo dorong dia?!"
"Dia bilang gua caper! Gua ganjen dan itu semua bikin kamu risih , dia ngaku-ngaku calon tunangan lo Akbar! terus dia juga jambak Zakia! " Tutur Hanna menatap mata tajam Akbar.
"Dia ngaku-ngaku calon tunangan lo, jelas gua marah gua itu suk--"
"BODOH! GARA-GARA ITU DOANG LO DORONG DIA?! IYA GUA CALON TUNANGAN ARA DAN BENAR GUA RISIH SAMA LO! GUA GAK PERNAH SUKA SAMA LO! LO GANJEN!"
'Hah? Bang Akbar calon tunangan Ara? Sejak kapan?' batin Haikal bingung seingatnya Akbar tidak suka Ara.
"tapi gua tulus suka lo bar" Hanna mencoba kuat menatap mata Akbar, sungguh ia sangat takut menatap mata itu.
"Gua tekankan sekali lagi! Jangan suka sama gua, gua gak suka cewek kayak lo murahan lo paham sampai sini, Hanna putri?!"
Hanna hanya terdiam sambil tersenyum tipis, senyum yang nyaris hilang , ia menatap mata Akbar dengan tenang.
"Gua murahan??"
"Ya mikirlah! Gua risih lo ngejar-ngejar gua, mulai sekarang stop ngejar-ngejar gua, gua gak suka cewek murahan dan banyak mau kayak lo! Mikir pake otak jangan jadi cewek murahan yang ngejar cowok."
"Gua udah tolak Lo berkali kali! Tapi Lo tetap ngejar gua, jadi cewek itu di kejar bukan mengajar! di mana harga diri lo jadi cewek hah?"
"Gak malu Lo jadi cewek murahan? Orang tua lo ngajarin Lo jadi cewek murahan? Orang tua Lo gak ngedidik lo hah?"
Hanna terdiam mendengar kalimat terakhir Akbar, ia tidak suka jika ada yang menyinggung kedua orang tuanya, itu sangat sakit. Hanna memejamkan matanya guna menahan rasa sakitnya. Ia menguatkan dirinya agar tidak menangis, namun percuma air matanya mengalir tanpa di minta ia dengan cepat mengusap kasar pipinya.
"ORANG TUA LO GAK BECUS NGAJARIN LO JADI CEWEK KALA--"
Plaakk!!
Hanna melayangkan tamparannya pada Akbar, seluruh murid di sana menatap kaget nyali Hanna yang berani menampar Akbar, namun Hanna tak peduli, ia tak peduli itu tak ada yang boleh mengatakan orang tua nya tidak becus sekalipun itu adalah orang yang ia cintai.
"Iya gua murahan! lo boleh bilang gue murahan!" ia menarik nafas panjang dan mengepalkan tangannya.
"TAPI LO GAK BERHAK BILANG ORANG TUA GUA GAK BECUS! SIAPAPUN GAK ADA YANG BERHAK BILANG ORANG TUA GUA GAK BECUS NGEDIDIK GUA SEKALI PUN ITU LO ORANG YANG GUA SUKA!"
Setelah mengatakan dengan cepat ia berlari melewati kerumunan, saat ini mereka di kerumuni banyak orang di kantin pertengkaran itu berhasil membuat seluruh kantin memperhatikan kedua orang yang bertengkar itu, tak banyak dari para siswa berbisik-bisik membicarakan Hanna dan Akbar, semua anggota inti Alzgaz melihat Hanna yang berlari sembari terisak ada rasa prihatin.
"Gila, di katain murahan langsung sama Akbar."
"Kasian dia, padahal bukan salah Hanna"
"Gara-gara Ara ini"
"Besar nyalinya anjir nampar pak boss"
"Eh eh dia nangis???"
"Serius nangis?"
"Akbar risih tuh, gak tau malu emang udah di tolak juga."
"Tapi Akbar keterlaluan"
Bisik-bisik murid yang berkerumun menyaksikan pertengkaran Hanna dan Akbar.
BUGH!
"Goblok attitude lo ke cewek mana anjeng!" Ujar Aiden saat satu pukulan telak mengenai pelipis kanan akbar.
"Omongan lo di jaga bar!"timpal Yoga ia ingin sekali ikut memberikan satu Bogeman pada Akbar.
Akbar mengelus pelipisnya dan tersenyum remeh ke arah Aiden.
"Gak ada attitude buat cewek murahan kaya dia" ucap Akbar, Aiden mengepalkan tangannya sampai kuku-kuku nya berubah putih.
PLAK!
BUGH!
"PUAS LO??! PUAS IKUT NGATAIN HANNA?!" Teriak Zakia ia melayangkan tamparannya dan sebuah tonjokan di wajah Akbar.
"LO YANG TOLOL! COWOK TOLOL"
"BANGSAT LO! JELAS JELAS DI SINI ARA YANG SALAH! DIA YANG MULAI DULUAN HANNA CUMA NGEBELA GUA YANG DI JAMBAK ARA, DIA NGEBELA HARGA DIRI DIA JUGA!!"
"LO BELUM DENGAR SEMUA PENJELASAN HANNA DAN LO MALAH NGATAIN DIA!" Teriak Zakia marah, tidak ada yang boleh membuat sahabatnya menangis! Hatinya ikut sakit mendengar perkataan Akbar, Zakia maju ingin melayangkan pukulan lagi namun dengan cepat tubuhnya di peluk oleh Aiden.
"LEPAS!! GUA MAU KASIH DIA PELAJARAN!!"
"ONDEL-ONDEL INI YANG SALAH BUKAN HANNA! LO GAK TAU SEBERAPA LICIK NYA DIA! DIA NGEBULLY ADIK KELAS DAN SAAT ITU HANNA YANG NGEBANTU ADIK KELAS ITU!"
"Kia tenang" Aiden menahan Zakia yang memberontak.
"DIA YANG NYIRAM HANNA DULUAN PAKE KUAH BAKSO YANG PANAS! DAN HANNA CUMA DORONG DIA! DIA JATUH DAN KENA AIR ITU KARENA ULAH NIH ONDEL-ONDEL SENDIRI, ANJING BUKA MATA LO BAR DIA CUMA DRAMA!" Tambahnya kesal, Aiden hanya bisa menahan tubuh gadis di depannya agar tidak terus memberontak. Zakia ini cewek tapi tenaganya seperti laki-laki.
"LEPASIN GUA!" Sentak Zakia melepas paksa tubuhnya, ia berdiri di hadapan Akbar menarik kerah baju Akbar dan menatap Akbar nyalang.
"Lo gak usah bawa-bawa orang tua Hanna! tau apa lo tentang didikan keluarga dia hah, dia emang kurang kasih sayang orang tuanya tapi bukan berarti dia murahan bar! Bukan berarti dia gak di didik orang tuanya!"
"TAPI DIA EMANG MURAHAN!" Akbar mendorong tubuh Zakia dengan kasar, Aiden yang melihat itu dengan cepat menahan tubuh Zakia agar tidak jatuh.
"GUA UDAH TOLAK DIA!! DAN DIA MASIH NGEJAR-NGEJAR GUA KALAU BUKAN MURAHAN APAAN HAH?"
BUGHH
"Lo bukan Akbar yang gua kenal, sialan!" Ucap Aiden marah tapi Akbar menatap Aiden dengan pandangan tenang , Aiden bersiap melayangkan tonjokan nya tapi dengan santai Akbar menahan kepalan tangan itu.
"Lo gak usah ikut campur, den."
"Mau baku hantam jangan dikantin goblok!" Akbar dan Aiden menatap lelaki yang dengan tenang duduk sambil menatap keduanya kesal.
"Lapangan ada jangan di kantin ngerusak nafsu makan gue" Dipta menatap jengah kearah Aiden dan Akbar, mengganggu ia makan saja. Ia kembali memakan gorengan dengan antengnya.
"DIPTA GEBLEK MALAH DI KOMPORIN! PISAHIN ANJIR" Kesal yoga.
Aiden menarik kerah baju Akbar , Akbar yang ditarik paksa mengikuti nya di belakang, Aiden melepas Akbar saat mereka sudah berada di tengah lapangan anak kelas lain melihat dipinggir lapangan, tak ada yang berniat memisahkan jarang kan melihat ketua dan wakil geng penguasa Alzgaz bertengkar.
BUGH!
Satu tendangan keras telak hampir mengenai perut Akbar namun insting petarung Akbar membuatnya dengan mudah mengelak, belum di sana Aiden kembali melayangkan serangannya, Akbar menangkis dan membalas serangan Aiden dengan mudah.
BUGHH!
BUGHH!
"Akhh.. gue harus bikin Lo sadar"batin Aiden, ia tau sulit untuk menjatuhkan Akbar karena kekuatan Akbar yang jauh di atas Aiden.
Serangan kedua kali ini didapatkan oleh Aiden, keduanya saling adu kekuatan walaupun teriknya sinar matahari begitu panas, Yoga yang memperhatikan dari pinggir lapangan tampak khawatir dan berniat menghampiri kedua temannya tersebut untuk memisahkan tapi di tahan oleh Dipta.
"Mending lo cari Hanna." Sebelumnya yoga ingin menolak namun tatapan tajam Dipta membuatnya Yoga mau tak mau menuruti.
Dipta kembali memperhatikan pertarungan sengit kedua temannya sesekali ia melirik Ara yang kelihatan lusuh dengan wajah di buat-buat sedramatis mungkin, seketika senyum licik tersemat dibibir Dipta ia berlalu meninggalkan kerumunan tersebut entah kemana.
"Lo bukan Akbar yang gua kenal sialan!" Ucap Aiden
BUGH!
BUGHH!
"Lo gak tau apa-apa den."
Aiden kembali melayangkan tinjunya yang dapat ditangkis Akbar, namun dengan cepat Akbar membalasnya, kekuatan mereka hampir setara. Akbar yang ketua geng dan Aiden yang seorang wakil ketua geng.
"Buka mata lo anjeng! Hanna itu tulus sama lo! Jangan karena jalang itu lo gak bisa bedain mana yang tulus mana yang egak!" Aiden menggertakkan giginya menahan amarahnya.
DUGHH!
"Shhh, haha boleh juga."
Satu tendangan telak mengenai paha Akbar membuat Akbar oleng dan kesempatan tersebut tidak disia-siakan Aiden untuk melumpuhkan akbar sepenuhnya.
DUGH
Aiden menerjang tubuh Akbar membuat Akbar terjatuh ke tanah , Aiden menarik kerah baju Akbar menatap marah pada temannya.
"Bangsat!"
BUGHH!
"Shitt!"
Akbar membalas kembali Bogeman mentah yang Aiden berikan, kini wajah mereka sama bonyoknya.
"Kalo lo emang gak suka sama Hanna gak perlu ngehina dia sialan! Apa lagi nyinggung soal orang tua dia!" Akbar terdiam sembari membalas Bogeman Aiden.
BUGH
"Jadi cowok jangan tolol bar! Lo bukan Akbar yang gua kenal!"
BUGH
Akbar membalas kembali Bogeman itu, ia meninju kuat perut Aiden dari bawah membuat Aiden meringis tertahan.
"APA BEDANYA SAMA LO YANG FUCK BOY HAH?!"
"Akbar stop!" Akbar melihat Hanna yang berlari kearahnya dan Aiden.
"Zakia bantu gua pisahin pacar Lo dari Akbar!"
"Stop, udah kasian Aiden" ucap Hanna lalu menarik Aiden dari Akbar di bantu oleh Zakia.
"Udah den udah!!" Pintah Zakia menarik Aiden menjauh dari Akbar.
"Ayo ke UKS obatin luka lo, lo juga kia!" ucap Hanna hendak setelah menjauhkan Akbar dari Aiden, Hanna berjalan menarik lengan Zakia juga Aiden tapi tertahan karena Aiden menarik kembali Hanna menghadap Akbar, Aiden menatap Akbar yang berusaha bangun.
"Lo liat! Ini yang namanya murahan? Kayak nya otak lo udah dicuci sama jalang itu!" Ucap Aiden , Akbar hanya menatapnya datar.
Aiden kembali ingin layangkan tandangan ke perut Akbar namun dengan gesit Akbar menghindar, Zakia yang melihat itu hanya bisa menarik Aiden untuk segera menjauh dari Akbar, disaat mereka bertiga melewati kerumunan, Dipta berdiri dihadapan Hanna.
"Suka boleh Han jangan terlalu mengejar, karena hakikatnya cowok yang mengejar bukan cewek, coba lagi nanti ya." ucap Dipta , ia mengelus rambut Hanna dan berlalu menghampiri akbar yang sudah dibantu yoga , Haikal dan aksa.
"Elo sih jadi lakik goblok banget, untung lo ketua gue anjir." Kesal Yoga.
"Kenapa Lo gak balas Aiden lebih dari biasanya bang?" Tanya Haikal
"Yang gua tau bang Akbar gak pernah mau mukanya bonyok sia-sia."
"Gila sih tadi, ketua vs wakil tapi sama sama bonyok, untung di pisahin." Ujar Yoga membantu Akbar berjalan.
"bacot!"
'hanna orangnya?' orang itu menatap Akbar yang di bantu berjalan oleh yoga.
─────────────────────
to be continued
─────────────────────
Ajak teman, saudara kalian buat baca Alzgaz gang ya! Jangan lupa buat vote and koment.
Follow IG untuk mendapatkan informasi Alzgaz lebih banyak yaa
Dan akan ada spoiler spoiler nantinyaa
𝙞𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢
@alzgaz_geng
@wp.gummyrainnn
𝙩𝙞𝙠𝙩𝙤𝙠
@wattpadalzgazgeng_
Terimakasih yang udah baca,vote and koment, lope sekebon buat kalian!! Jaga kesehatan dan tetap semangat yaa.
Nantikan next chapter nya.
SPAM NEXT DI SINI!
PESAN BUAT AKBAR?
PESAN BUAT HANNA?
PESAN BUAT ALZGAZ?
AND PESAN BUAT AKU?