⚠Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠
Happy Reading🧚♀️
•••
Amora Memberhentikan kegiatan menulisnya dan melihat jam dingding yang sudah menunjukan pukul 06:45 seharusnya di jam seperti ini sudah banyak murid yang datang kesekolah.
Ia pun membereskan alat tulisnya dan memasukan kedalam tasnya. Lalu Amora pun keluar kelas dan berdiri sambil melihat kebawah yang hanya ada beberapa murid itupun bisa dibilang dengan jari. Padahal bentar lagi bel akan berbunyi.
Ia tidak salah mengingat hari ini bukan hari Minggu. Mengingat sesuatu Amora pun ber Oh ria saat mengingat bahwa hari ini guru akan rapat. Ia pun memaklumi disaat seperti ini biasanya murid akan memilih tidak berangkat kesekolah atau membolos.
Saat Amora berbalik akan memasuki kelas lagi, ada seseorang yang memanggil namanya.
"Amora Berhenti!" panggil seseorang memberhentikan Langkah kaki Amora.
Amora pun berbalik melihat tubuh tinggi lelaki yang berada dihadapanya. Terlihat sekali lelaki itu sedang mengatur nafas.
"Ada apa?" Tanya Amora.
"Huh.. huh... gawat.. O-kky..."
"Kenapa?" Tanya Amora yang ikut cemas melihat bagaimana raut muka Orang itu.
"Dia berantem ditaman belakang." Langsung saja Amora berlari dengan sekuat tenaga. Tujuannya saat ini taman belakang untuk menemui Okky.
Setelah sampai bukanya Amora melihat perkelahian. ini yang dilihat malah sepi, hampa yang ia dapat tak ada satupun orang yang berada disana. Rupanya lelaki yang mendatangi Amora itu sudah berbohong.
Amora sangat kesal ia pun hendak berbalik untuk kembali ke kelasnya.
Saat berbalik ia hampir terjatuh jika saja Okky tak menahannya.
"O-okky..." guman Amora pelan.
Okky hanya Diam lalu berjalan mundur tampa satu katapun. Amora yang melihatnya dibuat binggung.
Lalu Okky duduk disebuah kursi dan menggambil gitar yang sudah ia siapkan. Okky melambaikan tanganya kearah Amora memberi isyarat agar duduk disebelahnya.
Okky sudah siap dengan gitar dipangkuanya tampa banyak basa-basi lagi Okky memetik senar gitar yang mengalun dengan indah.
Tepat saat senar gitar dipetik ada sepuluh orang yang tidak tahu siapa itu karena tertutup topeng mereka semua menghampiri. Tidak hanya itu mereka semua yang memakai topeng saling berpasangan dan berdansa mengikuti irama.
🎶 Aku suka dia...
tapi ku tak tau untuk
Bilang kepadanya
Jika aku suka
Jatuh cinta kepadanya
Amora melongo saat melihat Okky yang sedang bernyanyi begitu merdu lalu Amora melihat orang-orang yang sedang berdansa dengan begitu lihainya.
Tangan Amora berkeringat dingin dan kakinya terasa sangat lemas. Apa yang terjadi sebenarnya Amora sendiripun bingung, harus bereaksi seperti apa. Pikiranya tiba-tiba buntu Amora kelihatan seperti orang dongo yang tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Dia cinta yang pertama
Dia yang bisa membuat aku
Merasa deg-degan
Berdebar didada
Diam saat mengingatnya
Bulan tolong katakan
Bintang bantu bisikan
Kepada dirinya
Kalau aku mau
Jadi kekasihnya Ooo...
Aku yakin diriku
Nanti pasti membuatnya
Suka kepadaku
Cinta kepadaku
Dan kita akan jadian
Bulan tolong katakan
Bintang bantu bisikan
Kepada dirinya
Kalau aku mau
Jadi kekasihnya Ooo...🎶
Tepat di akhir lagu Okky berlutut dihadapan Amora.
Amora sendiripun terkejut, lalu dia berdiri dari duduknya. Bingung harus melakukan apa. Kenapa tiba-tiba Okky berlutut dihadapanya.
Okky berdehem sejenak. "Mei... Will You Be My Girlfriend?"
Okky was-was saat Amora cukup lama terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan. Padahal Amora sendiri bingung entah apa yang Okky lakukan.
"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo di waktu pertama kali kita bertemu. Gue udah jatuh cinta sama lo. Gue tau gue banyak kurangnya tapi cuma cintaku yang tak pernah berkurang. Only for you..."
Biar saja Okky dikatai oleh apapun yang terpenting Okky sudah berusaha sejauh ini dengan sekuat tenaga. Apapun hasilnya Okky akan menerimanya. Tapi ada setitik harapan bolehkan ia berharap jangan sampai usahanya sia-sia.
"Mei.. gimana?" Tanya Okky menatap Amora yang linglung.
Amora tersadar iapun tersipu malu. "Heem iya gue mau."
"Mau apa?" Tanya Okky mengulang, ia tak salah mendengar kan?
Amora memberengut kesal dibuatnya.
"Mau jadi pacar lo, puas?" Tekan Amora sedikit meninggikan suaranya.
Mata Okky menggerjap, mulutnya ternganga lebar. "Se-serius?"
"Iya Okky." Ujar Amora gereget.
Okky berdiri dan berteriak kesenangan. "Woy sekarang gue punya pacar woy! Gue gak Jomblo lagi, Kalian boleh pesen makanan dikantin sepuasnya biar gue yang bayar." Setelah mengatakan itu banyak murid-murid yang keluar dari persembunyiannya. Mereka bersorak gembira kala Okky mengatakan akan mentraktir mereka.
Okky tersenyum bahagia lalu memasangkan Amora sebuah Kalung berliontin bintang.
"Cantik!" Puji Okky setelah memasangkan kalung. Amora tersipu saat mengetahui banyak temannya bahkan hampir satu sekolah melihat itu semua.
Okky berdiri disamping Amora sembari memegang pinggang Amora.
"Woy buat yang mau ngasih hadiah, taro aja dulu disini." Lalu banyak teman-temanya yang mengantri akan memberikan sebuah hadiah mulai dari yang kecil bahkan sampai yang besar. Sembari bersalaman dan mengucapkan selamat.
"Selamat jadian sahabat aku!" Pekik Wulan dari jauh kelihatanya dia sedang bahagia. Dan Wulan membawa nasi tumpeng yang sudah disiapkan.
"Nih pegang dulu!" Ujar Wulan jutek kepada Agil.
"Kenapa gak ditaro dimeja yang udah disiapin,"
"Iya pegang aja gak usah banyak bacot!" Setelah memberikan nasi tumpeng kepada Agil. Wulan langsung memeluk Amora dengan antusias.
"Makasih banyak Wulan,"
"Iya, Gak nyangka banget sumpah,"
Agil yang melihat Wulan mulai terasa jengah. Ia pun berteriak. "Woy dangdut karmila nyalain!" Teriak Agil. Lalu terdengar suara dangdut. Bahkan kini mereka semua yang ada disitu sudah joget-joget gak jelas sembari disawer uang.
"Jadian aja kek nikahan. Inimah Wajib hajatan bos," celetuk Roy.
"Tenang, udah diatur itu."
Amora hanya melihat mereka semua dengan aneh. Ia pun melihat Okky yang berdiri disebelahnya. "Kok kamu bisa ngejalanin ini semua?"
"Ini sudah direncanain dari lama," ujar Okky sembari merapihkan Rambut Amora.
"Masih gak nyangka. Dapetin kamu itu susah tau, makanya aku gak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Maklumin yah aku baru pertama kali pacaran. Kalau aku bikin salah tolong tegur aku dan aku mohon jangan ningalin." Amora hanya menganguk sembari tersenyum menanggapinya.
"Aku kira kamu cuma mau main-main,"
"Aku orangnya emang gini, tapi soal perasaan jangan diraguin Mey. Aku tulus kok, cuma aku Minus ahlak doang," cengir Okky diakhir kalimat.
"Okky kamu gak akan nyesel jika pacaran sama aku?"
"Kenapa harus nyesel?"
"A-aku orangnya menoton dibandingkan kamu yang banyak warna, aku takut A-aku..."
"Kata siapa? Nanti kita akan membuat banyak warna dikehidupan kita yang akan mendatang. Suka dan duka akan kita lewati bersama. Jadi, mulai sekarang jangan merasa takut, ada aku disini."
Sedangkan Jeslyn dan Vanya dua orang itu melihat Amora dengan tatapan kebencian. Dengan amarah yang semakin menggebu.
"Gue gak akan tinggal diam, gue akan hancurin hidup Amora!" Desis Jeslyn tajam.
"Benar Jes, makin hari Amora makin ngelunjak. Udah dikasih peringatan padahal."
•••
DIARY OKKY
Kau sudah membuatku gila
Yang selalu membuatku tak menentu
Ijinkan aku menggantikan dia
Menghapus luka yang dia berikan untukmu
Canda dan tawa yang selalu ku lihat didepanku
Kini berpindah ke hati
Hati yang selalu menghangat saat kau tersenyum meski bukan kepadaku
Mencintaimu adalah keinginanku
Melangkah bersamamu adalah tujuanku
Tapi itu semua hanyalah halu
Dan itu semua mustahil bagiku
Aku hanya bisa memendamnya sendiri
Jika mendapatkanmu sesulit ini
Aku tidak ingin dipertemukan dengamu
Baik dalam keadaan apapun itu
Ternyata setelah aku mencobanya
Aku sangat tidak menyangka
Usahaku dalam mendapatkanmu membuahkan hasil
Jika mendapatkanmu sesulit ini
Akan ku pastikan kamu orang spesial
Akan ku jadikan kamu Ratu satu-satunya setelah Ibuku.
***