抖阴社区

Secret for us [Aofuta]

By alendra_alexander

12.9K 1.8K 807

Futakuchi terlalu muna dengan dirinya sendiri, sedangkan aone terlalu keras menyangkal semuanya "kita teman k... More

perkenalan
DATEKO
Rival
Tertolak
Move one
First kiss's
Combalngin
Hubungan?
Cemburu
Orang tua
Buket bunga
Bukan siapa-siapa
Sibuk
Di cuekin
Penjaga futa
Nganu
Gak mood
Aone??
Fwb
posesif
Pasti bisa
Belum bisa
Rapat cinta
yatim ? piatu ?
Menantu
Di shipin dekel
Cincin
Sssttt kita jadian
Jametzzz beraksi
Ngenge
Hilang?!!
Hambar
Bohong
Pamit
Maaf
falling
Extra chpt 1

Wrong flower

345 37 28
By alendra_alexander

hmmmmmmmm....................



















































































seketika tempat menunggu di bandara menjadi tempat untuk meletakkan korban penumpang pesawat , di sana juga terdengar banyak isak tangis dari keluarga korban

futa sendiri masih berdiri tidak percaya dengan apa yg berada di pikirannya dan yg ada di depannya

"gak~" suara futa bergetar

kepalanya menggeleng menyangkal semua kenyataan pait yg sekarang di alami oleh mantan kekasihnya

"apa saya boleh masuk pak"

"silahkan buk tapi semua korban hangus terbakar, kami juga susah untuk mengetahui indentitasnya"

ucapan petugas dengan seorang keluarga korban tak luput dari pendengaran futa, hati semakin terasa sakit

"a-aone" setetes air meluncur di pipi futa

walau dia belom begitu yakin namun entah kenapa dia merasa sangat sesak di dadanya seperti ini memang kenyataan yg harus dia hadapi

bahwa aone telah pergi untuk selamanya bahkan futa belum sempat meminta maaf padanya

saat sedang terdiam futa tak sengaja melihat petugas yg membawa segala barang yg masih selamat dan dari salah satunya futa bisa melihat ada hp yg sangat mirip dengan punya aone

dengan segera futa berlari masuk mengikuti petugas yg meletakan benda itu di sebelah korban yg di ketahui sebagai pemiliknya

BRAK!

kaki futa seperti tidak sanggup melihat seorang mayat yg di tutupi kain putih, dari bentuk badannya memang sangat mirip dengan aone di tambah lagi hp itu bersamanya

"hp?" dengan segera futa mengecek hp aone yg sudah retak namun ternyata masih bisa menyala

yg pertama kali futa lihat adalah foto dirinya bersama aone, air mata futa sudah tidak terbendung lagi

perasaannya sangat campur aduk, rasanya dia mau marah pada dirinya sendiri karna dia merasa ini semua salahnya coba saja dia bisa lebih bersabar pasti mereka tidak bertengkar

"maaf maaf m-maaf aku bodoh~"






















































futa sudah menyelesaikan urusan untuk pemakaman aone besok, sekarang dia berada di kereta untuk pulang, hanya duduk diam dengan pandangan kosong dan tangan yg menggenggam hp rusak milik aone

bagai tidak memiliki semangat hidup aone tidak peduli sudah berapa pemberhentian dia lewati mungkin bahkan tujuannya sudah terlewati

dia merasa sangat hampa tidak memiliki tujuan untuk hidup, namun yg paling mengganggu pikiran futa adalah bagaimana cara memberitau keluarga aone

dia sendiri saja tidak kuat menghadapi kenyataan ini, bagaimana dengan keluarga aone

"seharusnya kamu ajak aku ke sana" gumam futa kecil

"kamu ajak aku mati"

air mata? futa sudah terlalu lelah menangis seharian dan sekarang matanya sudah kering, dia tidak bisa kembali meneteskan air mata untuk aone

"kamu tau aone....... aku benci ini"

tak butuh waktu lama untuk futa akhirnya punya kekuatan untuk pulang, sebenarnya dia enggan karna di apart ini lah bau aone yg membuat futa semakin merasa bersalah

futa meletakkan barangnya dan hp aone di meja bersebalahan dengan hp miliknya yg memang di belikan aone dulu

futa mengambil gelas dan meminum air putih, namun saat ingin menaruh gelas dia tak sengaja menjatuhkannya

PRANK!

kaca berserakan di mana-mana, namun futa hanya menatap pecahan itu, entah kenapa dia jadi terpikir untuk menyusul aone

"apa kita akan bertemu di sana?"  gumamnya sambil duduk di dekat kaca itu dan mengambil bagian kaca yg masih agak besar

futa mengarahkannya ke arah nadi di tangannya, namun memori ingatan kebersamaannya dengan aone terputar dan membuat futa hanya menggenggam erat pecahan itu hingga telapak tangannya meneteskan darah ke lantai

air matanya pun ikut tercampur dengan darah itu, futa bangkit dan membuang pecahan itu namun dia malah menyenggol foto mereka berdua hingga pecah

"AKH hiks.... a-aone hiks" futa kembali terisak tangis

"kenapa harus aone? KENAPA!" futa hanya bisa terduduk di depan pintu kamarnya sambil memukul kepalanya sendiri karna merasa bodoh membiarkan aone meninggal lebih dulu

darah yg masih mengalir keluar pun membasahi muka sampai baju futa, semua dunia futa hancur karna kepergian orang yg dia sayangi

"tuhan jika kau mau, tolong bawa aku pada aone, ambil nyawaku!" pinta futa sambil menatap bulan dari jendela kamarnya

"aone....... tunggu sebentar ya aku akan datang"




























































pagi-pagi sekali futa sudah mandi dan bersiap dengan baju serba hitam dia pun tak lupa membersihkan semua kekacauan yg semalam dia buat, dia mengganti bingkai foto yg pecah dengan yg baru

"aku akan menjenguk mu aone" gumam futa sambil mengusap foto aone dengan senyuman sedih

"dulu kau akan selalu bangun lebih pagi buat bikin sarapan, tapi sekarang gak perlu aone, sekarang giliran kamu buat istirahat" futa menaruh bingkai itu

"sebenarnya aku gak tau kamu suka bunga yg mana, tapi aku coba cari yg cocok ya" walau di sana kosong namun futa masih berbicara sendiri bagaikan foto aone bisa mendengarkannya

"oh sekalian aku mau benerin hp kamu, oke udah siap sampai ketemu di sana aone" ucap futa masih dengan nada yg santai

CLIK!

namun saat futa sudah menutup apart mukanya seketika berubah tertunduk, dia tau mungkin jika orang lain yg melihatnya akan mengatakan dia gila, namun hanya dengan ini lah futa bisa menghibur dirinya sendiri

seseorang pernah berkata jika kita sedih karna seseorang yg sudah meninggal almarhum akan tidak tenang, dan futa mau aone bisa istirahat dengan tenang di sana di sisi tuhan

"apa kah kehidupan berikutnya itu ada? jika ada tuhan bolehkan aku memohon untuk bisa bertemu sekali lagi dengan aone, tidak apa jika hanya singkat aku hanya ingin meminta maaf padanya" gumam futa sambil menautkan tangannya memohon

"okey sekarang bunga" futa segera berjalan keluar dari daerah apart untuk membeli bunga

setelah membeli bunga futa sekarang berada di pemakaman semua korban pesawat itu, dia berjalan di antara makam lain dengan keluarga yg menangisi kepergian korban

sedangkan futa menarik nafas dalam lalu tersenyum dan duduk di sebelah makam bertuliskan takanobu aone

"hai aku datang, aku tau kamu gak suka lihat aku nangis karna itu aku coba untuk senyum, ah ini bunga walau kamu tau aku benci ngasih bunga" futa menarik nafas lebih dalam

"ini bunga dandelion artinya bagus, aku harap bunga ini bisa terbang sampai ke kamu aone, semoga kamu tau aku sayang banget.......aone"

"sekarang aone gak usah pikirin aku lagi, istirahat ya di sana aku baik-baik aja, walau memang susah buat nahan pikiran mau ikut kamu ke sana, tapi kenji bakal berusaha"

"aone gak usah capek-capek mikirin cara buat bujuk kenji lagi, kenji ...... kenji gak pernah marah sama aone, maafin kenji ya udah bikin hubungan kita rusak hiks...."

walau futa sudah berusaha namun air matanya tetap keluar karna rasa sedih yg begitu dalam

"maaf kenji gak bisa terus senyum aone, m-maaf aone maaf.................. sampai ketemu di sana....... tunggu kenji ya"






















































futa tidak langsung pulang namun dia pergi ke cafe tempat aone dan dia sering datangi dan memesan kopi yg sering aone pesan

"enak juga selera aone" gumam futa, matanya sayu karna terpikir kembali dengan aone yg sudah tenang di sana

futa terdiam sejenak menatap ke arah layar hpnya yg menunjukkan foto aone dengan tampang seriusnya

"hah~ seandainya dulu aku bisa foto kamu pas lagi senyum, layar ini gak akan serem-serem banget haha" futa tertawa hambar

Drtttt

hp futa menimbulkan sebuah notif dari ibu aone yg membuat mata futa melebar, dengan segera dia membukanya




bunda

aone udah sampai sana kah? oh iya bunda buatin kamu kue banyak loh, di mana ya





futa terdiam dia tidak tau harus menjawab apa, futa tidak tega membiarkan seorang ibu tau anaknya sudah meninggal maka futa hanya membalas dengan

sudah kok bun, enak banget loh bunda memang yg terbaik



setelah mengetiknya futa kembali menaruh hp itu dan memandang dirinya sendiri di sisa kopi, mukanya terlihat agak pucat karna dia belum sarapan dan langsung meminum kopi

namun itu bukan masalah memang futa berniat untuk menyusul aone, dia tau cintanya terlalu besar untuk aone sampai dia merasa hanya aone lah yg sangat berharga hingga aone sudah tidak ada di sisinya dan sekarang hidupnya sudah tidak ada artinya lagi

tangan futa yg semalam menggenggam pecahan saja tidak di perban olehnya, dia tidak peduli lagi jika luka itu inveksi maka biarkan lah futa hanya ingin bersama aone

futa terus saja berjalan ke tempat-tempat di mana rekaman kenangan dia bersama aone, tidak masalah membuang waktu untuk aone

"bisa kah aku perbaiki hubungan kita dan kau kembali? hahha sepertinya tidak"

"aku memang bodoh menyianyiakan waktu tanpa mu, ini sebuah penyesalan bagiku"


setelah langit berubah menjadi oren gelap saatnya futa untuk pulang, dia sudah siap menghadapi kenangan di dalam apart, entah setan mana lagi yg akan memberikannya saran untuk bunuh diri agar bisa ikut dengan aone

"tadaima" ucap futa walau dia yakin pasti tidak akan ada yg menjawab














































































































"okairi kenji"













suara berat itu menyapa telinga futa dan membuatnya seketika menatap ke arah depan di mana lampu apart menyala dengan seseorang berdiri di dapur

seingat dia, dia mematikan semua lampu apart, dan orang yg berdiri di sana itu hanya bayangan futa saja kan

"hahaha aku terlalu lelah sampai melihat bayangan aone" gumam futa sambil menepuk kepalanya sendiri

"bayangan?" sang bayangan itu terlihat bingung

"iya bayangan, karna aku sangat ingin menyusul mu ke sana aone" futa kembali menunduk

"untuk apa menyusul, aku sudah di sini kenji" ucap si bayangan

"kau aone? hm sangat mirip" futa perlahan berjalan ke arah aone, walau dia percaya ini bayangan namun tak apa kan jika dia ingin menyentuh aone untuk terakhir kalinya

tangan futa sampai di rahang tegas aone, futa mengamati seluruh wajah aone, bagai mimpi dia bisa kembali menyentuh aone, futa berharap dia tidak akan bangun dari mimpi ini

"kenji maaf karna membuatmu menunggu lama" ucap bayangan itu

futa menggeleng kuat

"gak aku yg minta maaf karna kejadian itu gak akan terjadi kalau aku gak bikin hubungan kita putus" futa mengelus rahang aone

"kau terlihat nyata, terima kasih" futa melepas genggamannya dan ingin pergi

namun sebuah tangan besar menariknya masuk ke dalam pelukan orang besar yg sejak tadi futa kira adalah bayangan

"ini aku kenji, aone mu, aku nyata" ucap aone di sebelah telinga futa

di dalam pelukan aone futa melebarkan matanya dan mencoba untuk membalas pelukan aone, karna dia takut aone kembali pergi

"a-aone? ini bukan mimpikan, kamu masih ........ hiks hidup"

"iya sayang" ucap aone lembut

futa dengan erat memeluk aone dan membanjiri baju aone dengan air matanya, dia tidak percaya ternyata aonenya masih bisa berada di sisinya

tuhan memang selalu memiliki keajaibannya sendiri dalam membahagiakan umatnya, sekarang permohonan futa terkabul tanpa perlu ada dari salah satu mereka yg mati

BUG!

sebuah pukulan pelan terkena perut aone, ya aone sih gak ngerasa jadi dia hanya sedikit tersenyum

"tanggung jawab lu udah bikin gw nangis terus seharian" ucap futakuchi kesal

"iya aku punya kue kesukaanmu sayang" aone dalam mode bf tuh emang huaah

aone mendekati muka futa ingin menciumnya namun futa menahan mulut aone

"t-tunggu jadi kalo kamu gak jadi korban pesawat yg itu siapa? di pesawat itu ada hp kamu" futa masih penasaran

"hah~ jadi....."









































"aaaaaa kak aone kita ke gedungnya aja gimana?" usul kogane

"tapi kak aone kan mau terbang ke sana gimana sih!" omel sakunami

"tapi tapi kan kita gak tau juga nanti jadinya pake peroperti apa" kogane menatap aone dengan puppy eyes

aone kan jadi bingung juga, tapi buat masalah ini dia gpp kalo ketinggalan pesawat dia bisa beli tiket pesawat besok pagi

"ya sudah sekarang kita ke sana" ajak aone

"loh tapi kak pesawatnya"

"gpp besok bisa kok"

akhirnya mereka pergi ke tempat wo untuk urusin persiapannya, bahkan sampai aone lupa keberadaan koper dan hpnya yg masih berada di pamannya itu

karna terlalu lama mengurus jadinya aone sampai menginap di hotel sekitar gedung wo dan kebesokan paginya dia baru berangkat






























PLAK!

aone mengusap kepalanya yg di taboki sama futakuchi tanpa berperasaan, ya gimana ya si futa juga udah jantungan sampe nangis-nangis khawatir sama aone

"akh!" ringisan kecil futa setelah menabok aone membuatnya curiga

dengan segera aone mengambil tangan futa dan terlihat ada banyak luka sayatan yg cukup lebar

"ini kenapa?" tanya aone dengan muka serius

"eghh i-itu kemaren karna aku pikir kamu udah gak ada aku ada niatan mau nyusul" ucap futa takut kena marah

"hah~" aone menghela nafas dan mengambil p3k untuk mengobati futa

"kedepannya jika memang hal itu kejadia-"

"YA JANGAN!" sela futa

"hahah iya kan kalau aja, jangan lakuin kayak gini buat susul aku, kita jodoh maka pasti akan bertemu di sana" setelah di perban futa mencium punggung tangan futa

futa tentu blushing dan memalingkan mukanya, hati futa sekarang sudah mulai membaik dan dia bisa tersenyum tanpa perlu sedih karna dia tau orang yg dia sayang tidak akan meninggalkannya untuk sekarang

cup

futa mencium bibir aone dengan lembut hanya menempel saling menyalurkan rasa rindu, tau tan itu terlepas dan futa memeluk leher aone

aone hanya tersenyum kecil melihat tingkah futa yg terlihat senang, oh dia hampir lupa dengan tujuan dia

"kenji" panggilan itu membuat futa mau tak mau melepas pelukannya

"aku mau mengajakmu ke hubungan yg serius" aone mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya, di dalam ada sebuah cincin sederhana yg sempat aone beli

futa terdiam sejenak karna kaget, namun dia kembali tersenyum

"gak"

aone langsung melotot dengan jawabn yg keluar dari mulut futa

"gak bisa nolak lah hahaha, biasa aja kali mukanya" futa puas ketawa

gpp di kerjain yg penting di terima batin aone, dengan segera aone mengambil tangan futa dan memasangkan cincin itu

"aku suka makasih" futa tersenyum bahagia dan tentunya aone terpesona dengan keindahan calon istrinya ini

"besok pas kamu libur kita nikah"

"HAH! cepet banget!"

"bunda yg mau"

"alah bilang aja itu kamu yg mau"

"aku sih maunya gini"

"heh! akhh aone jangahhh d-di kamar ajahh"





















































































.
.
.
.
.
.
.
THE END



makasih buat yg udah mau menunggu ini cerita dari masih berjalan sampai hiat-hiatan karna sakit, autor sangat berterima kasih buat kalian yg udah vote dan seport, btw autor gak mau bikin scene sedih lagi lah capek autor nangis

sampai jumpa di cerita lainnya

Continue Reading

You'll Also Like

398K 19.5K 41
" lo modus ya anjir ka kok pegang pegang gw " kesal phuwin dengan lawan mainnya yang terus berkesempatan menyentuh tubuhnya selama proses syuting. "...
13.3K 667 22
ulululu teman tercintah ya gak? wkwk "diem gak lo!!!" ucap jaemin buset galak amay, ntar keriputan loh "tau tuh nana baperan" jawab haechan "lo berdu...
426K 41.9K 136
" lo kok brengsek sih jadi orang? " - jjk " iya, emang. itu nama tengah gue soalnya, hehe. " - kth
7.2K 697 16
otak leng hampir meledak saat kedua temannya menyatakan perasaan padanya dalam hari yang sama. "KALIAN BODOHHHHHH" teriak leng kemudian pergi dari k...