•—————————•
20. Always looks beautiful
Acara akad telah usai, kini diganti dengan acara resepsi yang begitu mewah dengan berbagai banyak tamu mulai dari para pemuda, orang tua maupun lansia.
Sepasang pengantin yang merupakan Mama Nia dan Papa Deon, terus memberikan senyuman terbaik mereka pada para tamu undangan yang mengucap selamat satu persatu ke atas pelaminan.
"Aduh tante cantik banget deh umumu." Ucap Rara pada ibu dari sahabatnya itu.
"Bisa aja kamu, kamu juga gak kalah cantik dari tante loh." Mama Nia tersenyum ke arah Rara membuat yang di puji tadi tersenyum-senyum kuda.
"Aduhh tante yang bener aja." Rara menyenggol bahu Mama Nia sokab.
"Buruan anjir Ra, noh liat tuh di belakang udah panjang kaya yang ngantri sembako." Tepukan keras Alea berikan di belakangnya ketika melihat antrian di belakang sudah panjang seperti gerbong kereta.
Rara lantas melangkah dan digantikan Alea.
"Tante Niaa cantiknyaa... selamat ya tante om, tante bahagia terus sama om Deonnya." Alea tersenyum lebar ke arah kedua pengantin di depan.
"Terimakasih ya." Ucap Mamah Nia dan Deon bersamaan.
"Tante om selamat atas pernikahannya." Ujar Niki.
"Iya nak Niki makasih." Ucap Mamah Nia.
"Tante selamat atas pernikahannya langgeng terus sampe kakek nenek." Ucap Changmin.
"Terimakasih." Ucap Deon.
"Hallo tante om selamat atas pernikahan kalian." Ucap Jungwon.
"Tante selamat ya dari Saka yang ganteng sekalii" Ucap Saka.
"IDIH LO SAKA PEDE BANGET." Ucap Niki dengan wajah julidnya.
"Iri aja lo taik" Ucap Saka. Niki hanya merotasikan matanya malas.
"Haha udah.. makasih ya Saka." Lerai Mamah Nia.
"Makasih ya." Ucap Papah Deon.
"Makasih." Ucap Mamah Nia.
"Makasih won" Ucap Papah Deon.
Sementara itu di depan Alea dan Rara tengah bingung karena tak menemui sosok curutnya diantara para tamu undangan.
"Eh Ra mana Velyn kok kagak keliatan." Alea mengedarkan pandangannya.
"Iya ya dia ilang anjir, mana pusing lagi banyak orang." Keluh Rara.
"Ada urusan kali dia, disini kan banyak saudaranya." Sambung Changmin.
"Hooh bisa jadi tuh." Lanjut Niki.
"HALO GAYSS CILOK-CILOK." Velyn datang membelah ramainya para tamu bersama keempat abangnya juga teman-teman dari abang nya itu ke arah mereka.
"Heh cil gosah teriak." ucap Jay menyuruh Velyn untuk diam.
"Nah itu dia curutt." Seru Alea.
"Buset Vel udah di gas aja tu makanan." Ucap Rara ketika cewe itu sudah ada didepannya.
Velyn memegang semangkuk cilok kuah lalu duduk di kursi bergabung bersama yang lainnya.
"Apaan lo mau" Tawar Velyn.
"Ya mau lah yakali kagak suapin gue." Ucap Rara udah mangap.
Velyn menyuapi cilok itu ke dalam mulut Rara.
"Eummmm.. enak banget."
"Gue juga mau cilok dong." Ucap Alea melihat kedua curut memakan cilok kuah sambil suap suapan membuatnya ingin mencicip juga.
"Ambil aja Al, di depan sono tuh masih ada banyak." Velyn menunjuk tempat cilok yang dia ambil didepan.
"Al ambil juga yuk kesana." Ajak Niki.
"Kamu mau cilok?"
"Engga, mau makan siomay."
"Yaudah yuk."
Kemudian kedua couple itu berdiri lalu Alea menggandeng lengan Niki menuju tempat berbagai makanan yang disediakan.
"Gue ikut dong mau ambil Juga, kak Changmin mau nitip apa sama aku?" Ucap Rara.
"Aku ikut kamu aja yang, kasian nanti kalo kamu bawain makanan buat aku."
Jawaban itu sontak membuatnya tersenyum senang. "Hehe oke deh ayo."
"Saka, lo mau ikut gak?" Tanya Niki pada Saka.
"Ikutlah yakali gak."
"Lo won?" Niki mengalihkan atensinya kepada Jungwon yang sedang memainkan ponselnya.
Ia meloleh kepada Niki lalu menggeleng. "Gak deh."
"Yaudah."
Teman-temannya itu pun pergi bersamaan untuk mengambil makanan. Di kursi sekarang tinggallah Velyn dengan Jungwon dan keempat abang-abangnya Velyn beserta teman-temannnya.
"Buset enak bener ni bakso." Haza memakan bakso di tanganya dengan lahap.
"Caelah, nih makanan kesukaan gue batagor." Ucap Jay.
"Lebih enak cilok." Velyn menyeruput kuah cilok langsung dari mangkuk.
"Bakso sih kata gue." Ucap Haza.
"Cilok nomor one ye anjir." Velyn tidak mau kalah.
"Bakso."
"Cilok anjim."
"Bakso monyet."
"Heh gak usah berantem." Lerai Navano.
"Gak kebayang nanti serumah kaya gimana." Celetuk Renjun teman dari Navano yang melihat interaksi antara adek abang tiri itu.
"Hahaha gue ke bayang sih njir." Jeno tertawa tiba-tiba membayangkan didalam rumah teman dengan adik tirinya itu terus berdebat seperti tadi.
"Ngajak ribut mulu sih si babi." Velyn menatap sinis kepada Haza abangnya.
"Jangan kasar-kasar gitu dek." Tegur Marcel.
"Abisnya bang Haza nyebelin."
"Lah kok gue sih suu." Haza tidak mau di salahkan.
"Udah lah kalian pada, gue jadi gak tenang makan nih." Jay yang berada di tengah-tengah antara Velyn dan Haza merasa terganggu dengan acara makannya.
"Gue makan cimin jadi gak enak gegara lo pada." Lanjut Galen.
"Lama-lama gue sumpel ye kalo ngomong terus pake kaos kaki gue nih, kebetulan belum gue cuci dua mingguan." Ujar Saga lantas mendapat semua perhatian dari siapa pun yang mendengar ucapannya itu.
Saga dengan wajah lempengnya mengerjap tiba-tiba diperhatikan.
"Napa? Gue ganteng ya?"
"Ih anjing jorok lo Ga, gue lagi makan." Sentak Jay menoyor kepala temannya itu. Apa apaan kaos kaki gak di cuci dua mingguan dia bilang?
"Kak lo jorok amat sih kaos kaki kagak di cuci dua Minggu, apa ga bau bangke tu kaos kaki." Velyn menatap jijik pada kedua kaki Saga yang duduk di dekat Jay.
"Heh, ngomong lo bau bangke. Tetep wangi ye kaos kaki gue." Sergah Saga.
"Cuci woi jorok amat lo." Ucap Galen, tak kalah menatap jijik juga pada cowo itu.
"Gue mager, kalem aja dah gue cuci. Lagian ni kaos kaki gue ko lu pada yang sibuk."
"Yaa jorok aja lah shit." Umpat Haza pada akhirnya.
"Pantes dari tadi gue nyium bau-bau tak sedap. ternyata dari kaos kaki lo." Sambung Marcel.
Semua orang disitu tertawa kecuali Jungwon yang sedari tadi hanya menyimak mereka ngobrol. Velyn yang tersadar Jungwon hanya diam saja menoleh.
"Eh won.. lo kagak ngambil makan? Gak laper emangnya?" Tanya Velyn.
"Gak kok, gak lagi mau makan." Ucap Jungwon tersenyum tipis pada Velyn.
Lagi, Velyn sedikit tertegun melihat itu.
"Ekhem.. mau nyobain cilok gak? Punya gue nih, gue udah terlalu kenyang soalnya."
Jungwon beralih pada mangkuk berisi cilok di tangan Velyn.
"Gak usah, thanks." Tolak Jungwon.
Velyn melengkungkan bibirnya. "Rejeki gak boleh nolak won, sini buka mulutnya.. AAAAAA~" ia menyendokkan satu cilok berukuran sedang ke depan mulut Jungwon.
Mau gak mau Jungwon membuka mulutnya dan menerima suapan dari Velyn tanpa melepas tatapannya pada gadis itu.
"Hehehehe, pinternya." Velyn dengan spontan mengusap rambut Jungwon lembut.
Yang di perlakukan seperti itu hanya diam saja aga sedikit tersentak ditempatnya.
Ada sedikit ke anehan pada diri Jungwon ketika Velyn mengusap rambutnya. Biasanya kalo ada yang menyentuh rambutnya selalu ia tepis karena risih atau sebagainya. Tapi entah kalau ini, ketika Velyn yang melakukan itu justru dia tidak marah dan malah sedikit.... menikmatinya?
Jungwon menarik sudut bibirnya membentuk senyuman yang manis di depan Velyn. Lagi, entah sudah berapa kali Velyn di kejutkan dengan senyuman itu. Hanya Velyn yang melihat.
"Hellow wassap!"
Kedatangan Saka dari depan mereka memutus perhatian diantara Velyn dan Jungwon yang sempat saling tatap beberapa saat.
Di tangan cowo itu sudah ada sepiring nasi dengan rendang.
"Lama amat lo padaa." Ucap Velyn aga menaikkan suaranya, berusaha mengalihkan rasa gugup yang ia rasa.
"Ngantri anjir, lo pikir yang dateng sedikit apa?" Alea kembali duduk di kursinya bersama Niki.
"Akhirnya gue pegel banget berdiri oasu dah." Rara ikut mendudukan bokongnya di kursi samping Alea.
"Nah udah pada ngumpul nih, tinggal sikat makan bersama." Seru Haza heboh.
"Kalian semua nikmatin makanannya ya.. jangan banyak bicara dulu nanti keselek." Ujar Marcel langsung disoraki semuanya.
"SIAP BOS!"
Lalu mereka semua mulai makan bersama dengan makanan yang mereka ambil. Seperti sengaja tidak makan dari kemarin di rumah masing-masing, mereka seperti sangat menikmati makanannya dan lahap memakan semua yang ada.
Beberapa lama setelah makan bersama, mereka kini naik ke atas pelaminan untuk melakukan foto bersama. Di depan mereka sudah ada juru kamera yang siap memotret.
Bergilir, keluarga inti dulu dari kedua belah pihak yang berfoto di atas. Velyn terlihat sangat tersenyum lebar berfoto bersama keluarga barunya di atas pelaminan.
Membuat semua orang yang melihatnya ikut senang.
"Buset senyum cerah banget si Velyn ya, pasti bahagia banget dia." Celetuk Saka.
"Ya ilah lahh, dia punya papa baru sekarang plus empat abang tiri yang bakal sayang juga sama dia." Ujar Alea.
"Gue ikut seneng liatnya." Tambah Rara ikut tersenyum melihat bestienya di atas sana.
"Dia cantik ya."
Bisa tebak siapa yang bilang itu? Semua mata kini beralih pada Jungwon yang duduk dibelakang mereka. Tatapan intimidasi mereka berikan.
Jungwon mengerjap di tempatnya. Oh shit bibir gue kecoplosan.
"Hah apa lo bilang won? Cantik kesiapa maksud lo?" Tanya Alea yang sangat jelas mendengar perkataan Jungwon.
"Jujur won, siapa yang cantik???" Rara ikut penasaran.
Jungwon berdehem sesaat, ia kembali menormalkan raut wajahnya. "Gak bunga itu yang cantik." Ucapnya datar.
Alea dengan Rara sontak memberikan tatapan malas pada cowo itu.
"Alah, masa sih? Yang lo maksud cantik Velyn kan? Aelah gak usah sok gitu deh." Niki menggoda Jungwon.
"Bwahhahah, ciee won." Lanjut Changmin semakin menggoda Jungwon.
"Weh apaan nih, lo suka sama Velyn won?" Tanya Saka.
Jungwon tak menanggapi dan hanya menatap lurus ke depan. Tepatnya pada Velyn.
Cowo itu memilih meminum segelas jus mangga yang ia dapat dari pelayan.
"GUYSS AYO FOTOO SINII." Teriak Velyn tiba-tiba dari pelaminan. Menyerukan pada teman-temannya itu untuk ikut berfoto bersama.
"Tuh, ayok dah guys kita fotooo." Alea maju duluan dengan semangatnya, di susuli yang lain.
Mereka semua berjalan ke tempat dimana Velyn berada. Velyn tersenyum lebar melihat teman-temannya datang.
"Ayo ambil posisi semuanya." Seru photografer. Mereka semua mengambil posisi di depan juru kamera.
"Siapp semuanyaa?" Teriak Saka yang mengambil posisi di paling depan bersama Niki Changmin dan lainnya.
"SIAP."
"Oke ready semuanya, kita mulai foto yaa...
1
2
3
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Beberapa jepretan sudah diambil dengan berbagai gaya. Semuanya bergilir untuk berfoto bersama pengantin di atas pelaminan. Dan kebahagiaan itu terus ada mau itu dari para tamu undangan, teman-teman, maupun keluarga dari kedua pihak.
Termasuk Velyn, yang kelihatannya paling bahagia dibanding yang lain. Terbukti dengan senyuman lebar dan manis di wajah cantiknya itu, yang selalu ia tunjukkan dari mulainya acara sampai selesai.
_____
"Gue pamit pulang ya Vel." Jungwon yang ada di samping Velyn mengalihkan perhatian cewe itu.
Velyn lantas tersenyum. "Oh iyaa won, makasih udah dateng."
Jungwon mengangguk dengan senyuman di bibirnya. Ia terus menatap wajah Velyn lekat, membuat yang di tatap salting seketika.
"Gue ikut bahagia liat lo terus senyum lebar kaya gini. Always looks beautiful."
Rona kemerahan muncul sudah di kedua pipi Velyn. Ia terkejut di katai seperti itu oleh Jungwon. Saking terkejutnya tak bisa membalas ucapan cowo itu, hanya mengerjap dengan mulut yang sedikit menganga tak tahu harus berkata apa.
Jungwon terkekeh gemas melihat itu.
"Bahagia terus ya Vel." Keterpakuan Velyn bertambah ketika tangan cowo itu naik mengusap rambutnya. Walaupun sebentar, tapi sangat berefek pada jantungnya.
"Woii Jungwon! Lo kagak balik? Pamitan dulu sinii."
Jungwon beralih pada Niki yang meneriakinya, ia lantas mengangguk. Di halaman depan ini waktu memberikan momennya berdua pada Velyn dan Jungwon.
Sementara teman-temannya ada didepan tak jauh dari mereka, tengah berpamitan pulang pada keluarga Velyn.
Setelah tersadar Velyn dengan Jungwon bersamaan mendekati riungan teman-temannya bersama keluarga.
"Om tante, Jungwon sama yang lain pamit pulang yah." Jungwon sedikit membungkuk sopan pada orang dewasa didepannya.
"Iyah nak Jungwon, makasih udah datang yaa."
"Vel, kita pamitt pulangggg." Alea mewakili semuanya.
"Iyaaa guyss, makasih udah dateng, hati-hati di jalan yaaa."
"Yo sama-sama om tante semuanya kita semua pamit dulu ya." Ucap Niki.
"Iya makasih anak-anak sudah datang ke acara pernikahan saya dengan istri saya." Ucap Deon.
"Sama-sama om."
"Dadahhh."
Mereka semua sudah pulang dengan memakai mobil yang mereka bawa. Satu persatu mulai pergi meninggalkan tempat di mana acara pernikahannya Deon dan Nia di selenggarakan.
"Ya ampunn, cucu kakek kah ini? Cantiknya." Ucap Kakek selaku ayahnya dari Deon.
"Cucu nenek juga kali." Ucap sang istri dari Kakek.
"Hehehe makasih Kek, Nek." Velyn tersenyum ramah.
"Adek siapa dulu dong." Ucap Jay tiba-tiba merangkul pundak adik tirinya.
"Adek gue." Kata Haza.
"Adek kita berempat." Ucap Navano.
"Betul bang." Lanjut Marcel.
"Kalo gitu kita pamit pulang juga yah nak." Ujar kakek.
"Iyaah, kalian hati-hati yah."
"Kamu jaga anak saya ya, saya serahkan semuanya kepadamu." Kali ini ayah dari Nia yang berujar pada Deon.
"Baik om serahkan semuanya kepada saya. Saya akan menjaga anak om dengan Velyn sebaik mungkin." Deon tersenyum.
"Baiklah."
"Kita pamit dulu ya." Ucap semuanya.
"Ayah bunda hati-hati." Ucap Nia.
"Kakek Nenek hati hatii yaa" Velyn ikut melambai ketika satu persatu kakek nenek nya memasuki mobil.
_____
"Woaaahhh!"
Mungkin dalam pikiran Velyn saat ini, didepannya ini rumah atau istana presiden?
Canda, tapi gak bohong. Rumah besar bak istana ini benar-benar membuatnya berdecak kagum.
Apakah ia akan tinggal disini mulai sekarang?
"Awas lalat masuk." Celetuk Haza melihat adik tirinya menganga.
Velyn tak merespon karena masih terkagum-kagum dengan bangunan didepannya. Kini mereka sudah menginjakkan kaki di depan sebuah mansion mewah kepunyaan Deon yang sekarang sudah di berikan secara resmi kepada Nia istrinya.
"Ayo masuk." Ajak Deon.
Mereka mulai melangkah memasuki rumah yang sangat besar itu. Pintu otomatis terbuka lalu menampilkan seluruh isi rumah di depannya.
Lagi, Velyn tak bisa berhenti menganga melihat segala kemewahan di depannya. Ini bahkan jauh berkalilipat lebih mewah dari rumah sebelumnya. Bisa di tebak ada berapa ruangan di dalam? Tidak, mungkin Velyn tak bisa menebak karena saking... yah begitulah, tak perlu Velyn deskripsi kan lagi.
"Oke, semuanya.. kita akan tinggal dengan bahagia mulai sekarang di rumah ini. Membuka lembaran baru, dengan keluarga baru. Papa harap Velyn bisa betah disini yah."
"Velyn ngerasa, rumahnya terlalu mewah buat Velyn tinggal didalemnya Pah."
Ucapan itu sontak mendapat gelak tawa semuanya.
"Cil, papa lo sekarang itu pengusaha besar yang sukses, jadi wajar dong lo tinggal disini."
"Iya sih kak, tapi—
"Udah shtt, lo pasti capek kan seharian ini, mening istirahat sekarang.."
"Iyah, Mama setuju kata Jay. Kalian istirahat sekarang yah, udah mau larut malam. Jangan lupa bersih-bersih."
"Siapp Mama cantik!"
"Jay kamu tolong antarkan Velyn ke kamarnya yah." Lanjut Deon.
"Siap, ayo dek."
"Sisanya pada naik ke atas gih, istirahat. Good night anak-anaknya Papa."
"Good Night juga mah pah"
Di ruang tengah utama rumah itu semuanya berpencar ke kamar masing-masing. Di sisi lain, Jay mengantarkan Velyn sampai ke depan pintu kamar, sambil menenteng koper kepunyaan gadis itu di tangannya.
Ceklek.
"Nah ini kamar lo cil."
"Wowwwwww!"
"Biasa aja kali."
"Gak bisa, ini gak biasa aja sih aseli. Kamarnya kegedeaan inii buset."
Jay cengengesan di tempatnya. Ketika ia membukakan pintu kamar cewe itu reaksi yang di tunjukkan Velyn sangat lucu menurutnya.
"Ini kamar disiapin khusus buat lo, lo suka?"
Velyn menatap dengan binaran di matanya pada setiap sisi kamar. Kamar itu bercat putih agak kecoklatan. Sangat luas, dan terdapat hiasan lucu yang menempel di dinding.
"Suka bangettt." Velyn mengangguk antusias.
"Bagus deh kalo gitu, yaudah masuk gih. Bersih-bersih terus bobok yang nyenyak. Oh iyah, ke sekolah nanti bareng gue yah."
Lagi Velyn mengangguk lucu. "Oke sip, makasih udah anter sampai ke kamar. Kak Jay juga istirahat yah."
"Panggil bang aja sekarang, kan udah abang adek-an."
"Oh oke dah, abang Jayyy yang ganteng. Selamat malamm."
Jay terkekeh. "Malam jugaa bocil guee, nice dream yah. Kalo gitu gue juga ke kamar dulu. Jangan lupa kunci pintu."
"Oke sipp."
"Okey, peluk dulu dong."
Jay merentangkan kedua tangannya di depan Velyn, dan tanpa ragu melihat itu Velyn langsung masuk ke dalam pelukan Jay.
Ntah kenapa, sejak pertama kali ia bertemu dengan cowo ini, ia sudah merasakan sesuatu yang beda. Dan semakin hari terasa semakin dekat dengannya. Membuatnya jadi tidak canggung lagi pada abang sekaligus kakak kelasnya itu.
Setelah beberapa saat berpelukan, keduanya melepaskan pelukan.
"Udah, gih masuk. Gue pergi dulu, sampe ketemu besok pagi di ruang makan."
Setelahnya Jay langsung melangkah pergi dari depan kamar Velyn.
Velyn menutup pintunya dan berbalik pada ruang kamar yang sekarang di tempatinya.
Dengan senyuman yang tak luntur. Hidupnya hari ini terasa sempurna dan sangat membahagiakan. Merasa tak percaya takdir kehidupannya menuntun dirinya masuk ke dalam keluarga ini.
Velyn menghembuskan nafas, sembari memejam. Membayangkan memulai pagi hari besoknya bersama keluarga baru, di meja makan, bersama dengan drama yang mungkin ada. Setelah sekian lama ia akan kembali merasakan kehangatan keluarga di pagi hari.
Membayangkan itu, Ia jadi tak sabar menunggu fajar terbit esok hari.
......
TBC.