WARNING ⚠️
TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.
MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.
BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.
***
“yang ngelamun anak jamal.” ujar lelaki bertubuh bongsor kepada kawan nya yang sedang melamun, Mark.
Seketika Mark membuyarkan lamunan nya dan menatap Lucas tajam.
“lah kan emang anak jamal.” sahut Hyunjin
mereka sedang berada di cafe tempat mereka biasa untuk menongkrong.
setelah kejadian itu Hendery dan Mark memilih diam dengan benak masing-masing. Bahkan saat ini Mark melamun memikirkan kejadian tadi saat disekolah.
flashback on.
***
“udah tenang?” ucap Mark masih setia menenggelamkan wajahnya diceruk leher Haechan.
Haechan berdehem untuk menjawab karna suaranya akan selalu serak sehabis menangis. Mendengar deheman itupun dengan pelan Mark melepaskan pelukan dan menatap Haechan yang menunduk.
“jangan nangis lagi.”
Haechan terdiam, ia berusaha mencerna ucapan Mark, terlebih lagi tepukan bahu nya yang ditepuk beberapa kali.
“lo jelek kalau nangis, udah jelek tambah jelek.” ucap Mark tak benar! ia hanya tak ingin melihat Haechan menangis lagi, itu hanya embel-embel memaki Haechan.
Haechan hanya berdecak dan mengangguk.
“maaf kak.” lirih Haechan pelan masih terdengar oleh Mark, tak lupa kawanan nya yang masih setia berdiri menatap interaksi keduanya
“maaf buat?”
“maaf udah nangis kaya gini, baju kakak jadi basah.” sahut Haechan sok ketus sambil menatap seragam pakaian Mark yang sedikit basah lalu bagian dada sebelah kiri.
Mark terkekeh dan mengangguk “no problem, gue balik ya.” pamit Mark diangguki oleh Haechan
Saat Mark berbalik pun ia baru sadar bahkan teman-teman ada berada disana, ia menahan kesal ketika melihat beberapa teman nya itu bersiul menggoda dirinya.
“monyet.”
***
flashback off
Ya, begitulah endingnya. Tak memuaskan, yang diinginkan Hyunjin dan Eric adalah kecupan manis diakhir, tapi malah pamit yang didapat Haechan.
Jika mereka berdua menjadi Haechan, maka sudah dipastikan snap mereka berisi video kata-kata galau dan penyemangat, tak lupa foto profil kosong menambah kesan galau nya.
dan beralih kepada Hendery, yang melamun karna wanita itu. Perlu kita flashback? ya.
flashback on
***
“kak! sakit!” teriak wanita itu saat merasakan cekikan yang ada dipergelangan nya semakin erat, terlebih lagi tarikan kasar dari Hendery.
Sampai dibelakang sekolah, Hendery menghempas tangan itu kasar membuat sang empu meringis.
“kalau niat lo kesini buat minta maaf, mending urung aja. salah satu kata maaf lo, ga bakal bisa balikin semua nya!” ucap Hendery sambil menunjuk ke arah wanita itu
Wanita itu menggeleng “kak! gue mau minta maaf sekaligus perbaikin semua nya!” sahut wanita itu nyaring, untung nya belakang sekolah ini jauh dengan jarak tempat yang biasa siswa-siswi tempati.
Hendery menahan sesuatu yang ada ditubuh nya, lalu ia tatap wanita itu tajam.
“perbaikin semua nya dengan cara apa?!!” Hendery menggebu-gebu menatap kedua manik mata yang berair itu.
“kak, biarin gue bareng sama Haechan lagi.. biarin gue minta maaf sama Haechan!”
“MAAF LO BASI, SHUHUA!”
wanita berambut panjang blonde itu, bernama Shuhua.
“LO UDAH NGEHANCURIN SEMUA NYA SHU!!”
“LO GA BISA BALIKIN SEMUA NYA!”
“TERMASUK HAECHAN!”
teriak hendery kencang didepan wanita itu yang sudah meneteskan air matanya.
Shuhua menggeleng dengan tangis nya.
“maafin gue kak, maafin gue!” ucap Shuhua sambil terduduk diaspal itu.
“dengan mudah nya lo balik, dan minta maaf tanpa malu.” ucap Hendery membuat Shuhua menangis deras
“lo lebih tua dari Haechan, seharusnya ngasih hal baik, bukan hal menjijikan kaya gitu.” kali ini hendery benar-benar menahan amarah nya.
Shuhua tahu ia bersalah, maka dari itu dirinya kembali dan masuk kedalam sekolah yang ditempati Haechan, sejujurnya ia tak berpikir bahwa Haechan akan berubah seperti ini, ia sungguh menyesal.
“sampai kapapun kata maaf lo ga bakal diterima, kalaupun Haechan terima gue yakin rasa kecewa itu tetap ada.” ujar Hendery lalu melangkah pergi dari sana membiarkan shuhua menangis menjadi-jadi.
“maaf chan, maaf!” isak Shuhua dengan penyesalan nya.
***
flashback off
“hendery bego!”
Sontak Hendery terkejut tanpa sengaja lutut nya mengenai meja membuat dirinya kesakitan.
“apaan?!!” sahut Hendery sambil meringis mengusap lutut nya.
“ye lagian ngelamun mulu, entar kesurupan lo.” ujar Jeno
“anjing.”
Setelah perdebatan tentang melamun dan lutut, Juyeon memisahkan mereka karna keduanya sudah memulai memegang sendok dan garpu.
“Hen” panggil Minho
Hendery hanya berdehem sambil memakan makanan nya.
“ada hubungan apa lo sama Haechan dan murid baru itu?”
Hendery sontak terdiam, tak hanya minho yang menatapnya, melainkan 1 meja itu sudah menatap dirinya.
Jika dia jujur, Haechan akan marah kepada nya.
Hendery menggeleng pelan ketika kejadian itu muncul dalam benak nya.
“kenapa?” kali ini Lucas yang bertanya, sungguh dirinya bingung dengan masalah hari ini.
Hendery melirik Lucas dan menggeleng
“kenapa Hendery?” Bukan Lucas, melainkan Juyeon.
“ada waktu nya gue cerita, tapi ga sekarang.” jawab Hendery, yang ada di sana hanya diam, jawaban Hendery tentu tak memuaskan.
“lo anggap kita apa sih Hen?” ujar Hyunjin membuka suara
“kita temen lo, temen dari bocah. Kalau ada masalah ga usah sungkan buat cerita, kalau lo diem-diem gini bisa barabe. Kaya tadi, bisa aja lo bertiga dipanggil bk.” jelas Hyunjin panjang
Hendery yang mendengar itu pun merasa bersalah, seolah dirinya tak menganggap mereka.
“gue ga maksa lo cerita, tapi tolong jangan diem-diem gini. Lo juga---”
“masalah pribadi.”
Sela Hendery cepat membuat Hyunjin terdiam, lalu segera Hyunjin mengangguk dan memahami ucapan Hendery.
Jika memang masalah pribadi, Hyunjin tak harus ikut campur.