[Happy reading]
03. First Kiss
...
"Lo si tolol!! Udah dibilangi gak bakal pulang bareng Geo masih aja ngeyel!" omel Thea sembari menempel koyo cabe di kening Anara.
"Panas tau pake koyo cabe," ucap Anara menyentuh keningnya.
"Biar cepet waras, sekali lagi gue kibet kaki lo!" Bibir Anara merengut.
"Mau ikut gue gak?"
"Kemana?"
"Ajeb-ajeb, mau ketemu Gerry," jawab Thea menyengir.
"Dih! ketemuan di club," cibir Anara memperhatikan penampilan sahabatnya itu. Pantes saja Thea menggunakan dress ketat di tubuhnya.
"Mau ikut gak Nar?" seru Thea yang sudah keluar lebih dulu dari kamar Anara.
"IKUT!! TUNGGU GUE." Anara dengan secepat kilat menyambar jaket pink-nya yang tersampir di kursi belajarnya.
"Jalan—ya kali gua gendong," seru Thea lagi
Kedua tangan Thea bersedekap dada. "Lo mau ikut gue ke club apa mau numpang tidur di club?" tanya Thea ketus. Bagiamana tidak, ia yang menggunakan dress hampir mencetak tubuhnya. Sedangkan sahabatnya satu itu hanya mengenakan jaket pink dan bawahannya celana tidur bermotif babi.
"Gapapa lah, gue gak punya dress kayak lo itu " Anara masuk lebih dulu ke dalam mobil Thea.
"Serah lo deh! Jangan nyesel aja kalo ketemu seseorang disana."
...
"Thea—jangan tinggali gue." Anara menarik ujung dress Thea ketika mereka sudah memasuki club malam.
"Iya-iya gak ditinggal," ucap Thea menarik tangan Anara ke meja bartender.
"Roy," sapa Thea pada bartender itu.
Roy yang sedang menuang air alkohol itu mengangkat kepalanya. "Kemana aja Thee? Udah lama gak kesini. Ada Gerry juga kayaknya tadi." Roy melirik ke sana kemari seperti mencari seseorang.
"Sibuk gua." Thea menarik Anara duduk pada kursi yang tersedia di meja bartender.
Anara bergerak risih di tempatnya. Pasang mata melihat mereka dengan tajam. Mungkin heran melihat seorang gadis yang memasuki club malam hanya menggunakan baju tidur saja, apalagi dengan motif babi.
"Heh! Anak siapa itu?! Tolong di bawa pulang, dicomot orang nanti," seru pria paruh baya yang berdiri di dekat mereka.
"Diem Om!! Temen gue ini, jangan diganggu. Gue potong lagi tytyd lo!!" balas Thea ketus.
Anara memperhatikan Thea yang menaiki salah satu sofa kosong. Matanya melirik sofa sebelahnya terdapat sepasang insan yang sedang bercumbu. Dengan reflek matanya melotot melihatnya.
"LO SEMUA DENGERIN!! JANGAN GANGGU TEMEN GUE YANG ITU. JANGAN BERANI-BERANINYA DEKETIN DIA!! AWAS AJA YAA, PUNYA ORANG DIA. ADA DI ATAS ORANGNYA, AKTIF DI SINI." Thea berteriak kencang menandai pada mereka untuk tak menganggu sahabatnya, Anara. Thea yang memang langganan keluar masuk club itu membuat semua orang di sana mengenal gadis itu. Sedangkan yang menjadi topik sibuk mendongakkan kepalanya melihat ke atas, mencari siapa kata Thea tadi.
"Siapa Thee?" tanya Anara memajukan wajahnya menghadap Thea.
Thea memundurkan tubuhnya. "Kepo lo! Benerin kuncir lo itu, miring." ujar Thea, justru cewek itu menarik resleting jaket Anara sampai atas.
"Lo disini aja ya, gue mau ke sana." Thea menunjuk pojok club yang gelap, masih kawasan lantai satu.
"Roy, titip teman gue," ucap Thea pada bartender itu. Roy mengacungkan jempolnya pada Thea.
Anara memegang lengan Thea. "Ntar gue digondol Om-om gimana? Masih enak Om-om, gimana kalo Kakek-kakek?" tanyanya khawatir.
"Mana nafsu mereka nyulik lo!" jawab Thea menohok sembari memperhatikan penampilan Anara dari atas sampai bawah.
Anara memegangi dadanya dramatis. "Sakit perut gue Thee," lirihnya sembari memperhatikan langkah Thea yang lenyap di dalam kerumunan. Anara kembali memperhatikan sekitarnya, bisa dibilang ini perdananya dia memasuki club malam. Selain waktu itu menjemput Thea yang tepar di parkiran club.
Anara membalikkan badannya, menyengir menatap bartender yang sibuk pada kegiatannya.
"Om..." Roy mengangkat kepalanya. Alis pria dewasa itu bertaut sebagai jawaban.
"Minta es jeruk nipis, ada?" cicit Anara malu, sembari dengan perlahan mendudukkan bokongnya pada kursi yang tersedia.
"Jeruk nipis gak ada. Adanya lemon," jawab Roy seadanya.
Anara mengangguk ragu. "Boleh deh Om, teh ada gak?"
"Ada," balas Roy sabar. Baru kali ini dia melayani customer yang menanyakan es jeruk, es teh di dalam club. Ia berdo'a semoga pemilik gadis ini cepet menemukannya, ia khawatir gadis didepannya ini di culik pedofil duluan.
Anara menggebrak meja bartender itu. "Saya mau es teh campur lemon satu!!" pintanya semangat.
"Boleh, tapi mahal. Kamu punya uang buat bayar?" tanya Roy main-main. Tapi bukan Anara namanya jika semuanya dianggap serius.
"Saya gak punya uang. Tapi saya punya..." Cewek itu merogoh kantong jaket pink-nya.
"Kunci mobil Thea. Om ambil aja." Anara menggeser kunci mobil itu kearah Roy membuat pria dewasa itu melongo di tempatnya.
"Saya kaya, kamu simpan saja," tolak Roy.
Setelah mendapatkan apa yang dia mau. Anara melirik kesana-kemari memperhatikan kerumunan yang sedang berjoget di dance floor. Suara hantaman musik rasanya memekakkan telinga nya. Sehingga dia harus berteriak pada Roy jika ingin menanyakan sesuatu.
"OM, MAU NANYA. CEWEK-CEWEK MUDA YANG KERJA GITUAN DIBAYAR BERAPA?" tanya Anara sembari menunjuk segerombolan gadis muda yang bercumbu di dance floor.
"Saya gak tau. Itu tergantung tarif mereka. Kenapa, kamu mau daftar?"
"KALO GAK DI TUSUK SIH, SAYA MAU OM," balas Anara sambil menyeruput es teh lemon nya.
Dari dalam kerumunan keluarlah Thea berlari terbirit-birit keluar dari sana. Anara hanya memperhatikan sembari terus menyedot es teh lemon nya. Sahabatnya satu itu duduk disampingnya.
"Kenapa lo?" tanya Anara penasaran.
"Ngeri dikejar Om-om," balas Thea mengipas-ngibaskan rambutnya. Yang Anara tahu dari sahabatnya itu, walaupun keluar masuk club seperti langganan BK. Thea belum pernah mencoba hal-hal yang berbau sex. Ia cukup bangga akan sahabatnya itu.
"Salah sendiri pake ketat. Kayak gue dong, baju tidur, baru paten." Baru kali ini Anara sangat mencintai dirinya sendiri.
"Dih!! Udah jam berapa ini? Bentar lagi ya kita balik. Gue mau ngasih lo kejutan," ucap Thea menarik gelas yang di pegang Anara lalu meminumnya hingga tandas.
"Theaaa," seru Anara melihat gelasnya yang telah kosong.
"Isi lagi lah," ujar Thea tak merasa bersalah. Cewek itu menarik bahu Anara mendekat, lalu menunjuk suatu tempat yang lumayan gelap.
"Lo lihat sana. Nah, nah, nah itu!! Lihat gak?" tanya Thea masih terus menunjuk tempat gelap yang ada di pojok ruangan.
Anara hanya menemukan ruangan seperti berdinding kaca. "Enggak, cuman kayak ada kaca-kaca."
"NAH JUSTRU ITU!" seru Thea greget.
"Lo senterin coba sana, lihat sendiri," suruh Thea dengan bodohnya Anara berdiri sembari menghidupkan senter hp nya mendekat ke tempat yang ada di pojok ruangan. Apa yang dilakukan Anara tak luput dari pasang mata yang ada di dekat mereka, bahkan dari mereka ada yang terkekeh geli. Andai saja gadis itu bukan milik orang famous di club ini, mungkin sudah dari tadi diculik.
Ketika ia sudah berada di dekat ruangan itu. Anara menempelkan keningnya, lalu menyenteri isi di dalam ruangan berkaca itu. Matanya membulat menemukan pujaan hatinya yang juga sedang menatapnya tajam. Tapi cowok itu tak sendirian, Anara kembali menempel keningnya pada kaca itu, menyenteri ruangan gelap didepannya. Tuh kan, dimana ada Geo disitu pasti ada sahabat-sahabat cowok itu.
Anara memundurkan langkahnya tergesa-gesa, kembali ke meja bartender semula. Matanya menatap horor Thea yang malah tertawa terpingkal-pingkal ditempatnya. Tangannya memberikan tabokan cinta ke bahu Thea dengan kuat.
"Lo kenapa gak bilang kalo Geo ada disana?! Kan gue bisa dandan cantik-cantik," celetuk Anara kesal.
"Lah! kan udah gue bilang tadi di rumah lo setan!!" jawab Thea tak kalah sengit.
"Mana ganteng lagi dia. Geo ngerokok ya?" Thea mengangguk kepalanya.
"Kok lo bisa tahu sih?" tanya Anara sensi.
"Kan gue udah sering kesini bangsat!! Udah sering juga ketemu geng nya Gevan, sekalian mantau Gevan buat dikabari ke Alesha sana."
"Nah itu mereka tuh!! Keluar juga akhirnya." Thea kembali menunjukkan segerombolan laki-laki yang keluar dari ruangan kaca itu. Lalu duduk di sofa tengah-tengah club, bahkan terlihat dari mereka mengusir orang yang lebih duduk duluan dari mereka.
"Udah keliatan kan?" Thea mengalihkan matanya menatap Anara yang cengo melihat Geo di depan matanya, walaupun jarak mereka masih lumayan jauh.
"Ganteng banget Thee. Buset kok dia ngerokok tambah ganteng yaa?" gumam Anara berbinar-binar.
"Tolol banget nih orang. Dimana-mana kalo lihat gebetan ngerokok itu ilfil. Lah dia? Malah tambah jatuh cinta. Lo goblok atau emang tolol sih Nar?!" Thea menekan koyo cabe yang tertempel di kening sebelah kiri Anara dengan sedikit kuat.
"Kapan ya dia suka sama gue?" Nada bicara Anara berubah.
Thea kembali menatap sahabatnya itu. " Jangan dipaksa, kalo jodoh ya—bakal datang sendiri ke lo."
"Gue punya tantangan, gue abis baca wattpad tentang cewek yang kiss cowok asing di club abis tuh mereka jatuh cinta. Coba deh lo coba, siapa tau besoknya si Geo langsung kesurupan setan cinta."
Mata Anata mendelik. "Mana bisa kiss-an gue anjir!"
"Kan udah gue kasih edukasi kemarin. Itu lho, video kemarin kan ada adegan kiss nya." Anara menggelengkan kepalanya tak paham.
"Ahh tolol sih!" ejek Thea kesal.
"Dicoba aja dulu. Siapa tau disambut Geo. Lo mau tau gak? Katanya cowok dingin itu nafsunya lebih gede," beritahu Thea meyakinkan.
"Hitung-hitung ngerasain bibir seksinya Geo," bujuk Thea lagi.
"Perdana lo Nar, beneran gak mau nyoba?" Diam-diam Thea tersenyum setan.
Merasa panas akibat bujukan setan Thea, dengan sekali hentakan Anara berdiri dari duduknya. Berjalan kearah Geo yang sedang fokus mengobrol dengan anggota geng Zeus. Semakin dekat, jantungnya berdegup kencang. Matanya menatap lurus sosok Geo yang menghembuskan asap rokoknya, cowok itu duduk bersandar di sofa. Anara masih bisa menarik nafasnya melihat Geo yang belum menyadari keberadaannya.
Dengan keberanian yang melambung tinggi. Anara langsung duduk dipangkuan cowok itu lalu menempelkan bibir mereka. Matanya terpejam, tak ada gerakan yang ia berikan, hanya tertempel. Tapi tidak dengan kerja jantungnya, ia hanya takut di tendang dari club ini sekarang juga.
Selama beberapa detik akhirnya Anara menggerakkan bibirnya. Walaupun terlihat amatir, dia bisa merasakan rasa khas rokok yang ia cecap. Badannya terkesiap, matanya kembali terbuka bertepatan dengan gerakan bibirnya terhenti. Lengan Geo melingkar di pinggangnya apik, lalu setelah itu.
Bersambung!
...
Siapa yang udah ngeu kalo Anara itu tipe cewek agresif? Udah dari lapak sebelah gak sih 🤟🏻
Apakah next part lagunya berubah menjadi strawberry and cigarettes?
—Stroberi dan rokok. Stroberi diibaratkan lips. Akankah lips Anara menjadi candu baru Geo selain rokoknya?
MANG EAK!! Digantung dulu ai.
Follow akun tulisandina
-29 Juli 2023-