"Kamarku banyak berubah."
Minghao berjalan mengelilingi kamarnya, hari ini setelah sekian lama akhirnya dirinya kembali datang ke dorm Seventeen. Jangan khawatir, tidak ada siapa - siapa disini dirinya dan Rosè. Jeonghan, Hoshi, Mingyu, dan Dokyeom sedang menghadiri sebuah acara yang diadakan oleh salah satu brand. Woozi, Vernon, dan juga Scoups sedang pergi ke studio untuk membuat lirik. Jun, Joshua, dan Seungkwan sedang pergi untuk ursannya masing - masinh, sementara Dino dan Wonwoo mereka berdua sedang ada diperusahaan, kalo Wonwoo sih katanya ingin melakukan live streaming bermain game kalo Dino? Entahlah.
"Kamarmu jelek sekali soalnya, harusnya kau berterima kasih padaku tuh."
Minghao hanya memutar kedua bola matanya malas, tapi setelahnya dirinya dengan cepat menarik Rose yang sedang makan dikasurnya dengan tidak berperasaan. Rosè tentu saja memberontak, dirinya diuntungkan karena tubuh Minghao lebih tinggi dari pada tubuhnya.
"Jangan makan dikasur, kau mau membuat banyak semut datang apa bagaimana hah?!"
"Aish! Aku menyesal mengizinkanmu datang." Rose bangkit dan memilih duduk di sofa yang memang dibeli khusus Minghao. Minghao sangat menyukai wine dan minum teh, dan dia tentu saja mendesain kamarnya agar nyaman ditempati.
"Yak ini dormku, jika kau tidak memakai tubuhku kau sudah aku usir ya!"
Rose menatap tajam minghao, pemuda berdarah Xu itu galak sekali. Apa mungkin gara - gara sudah tidak bermeditasi? Makanya minghao menjadi sering marah.
"Kau lebih baik bermeditasi, kesabaranmu setipis tisu."
Hening setelahnya, Minghao tidak mengubris Rose dan memilih untuk merebahkan dirinya dikasur kesayangannya yang sudah lama tidak ia tiduri, Rose sendiri tidak ambil pusing. Dia membuka ipad dan mulai mencari tontonan yang menurutnya seru.
"Aku tidak percaya June bisa mengambil peran seperti ini." Rose tertawa. Yap, dia sedang menonton drama teman satu line nya aka Koo Junhoe, dalam drama June terlihat mengejar - ngejar seorang perempuan yang ditemuinya, tapi untung saja pada akhirnya cintanya terbalas bahkan dalam series itu wanita yang dikejar june sampai hamil.
Rose sendiri sesekali mengernyit geli, sungguh aneh rasanya melihat temanmu bermain drama seperti ini.
"Apa dramanya sangat seru?" Rose bergidig terkejut saat tiba - tiba saja Minghao ikut duduk disebelahnya. Dirinya menatap Minghao dengan tajam. "Kenapa kemari? tidur lagi saja." Rose mendorong Minghao cukup bertenanga sampai - sampai Minghao sampai jatuh jika dia tidak memegangnya. Kadang dia lupa Minghao itu ada ditubuhnya yang sangat kurus, terdorong sedikit saja bisa langsung jatuh.
Minghao sendiri langsung datang saat mendengar suara June, dia jadi ingat perkataan Jennie tempo hari yang menyuruhnya untuk mulai membuka hati pada June. Jennie tidak tahu saja dia kan bukan Rose.
Rose sendiri menatap Minghao dengan alis terangkat satu, sepertinya ada yang ingin pemuda itu bicarakan padanya. Memilih untuk menutup ipad miliknya, Rose mulai berfokus pada Minghao yang ada didepannya.
"Kau memiliki kekasih?"
Pertanyaan yang terlalu tiba - tiba, kenapa Minghao baru menanyakannya sekarang? Kenapa tidak dari awal mereka bertukar tubuh. Juga, bukannya Minghao juga harusnya tahu jika misal dia mempunyai kekasih? Karena minghao menggunakan handphone miliknya.
"Jangan geer, aku hanya memastikan saja. Karena setiap aku latihan atau ke agensimu pasti semua orang selalu berucap Rose kenapa sendiri? Dimana June?." Minghao menirukan setiap omongan staff yang melontarkan kalimat itu. Rose sendiri langsung saja terbahak, sangat aneh melihat wajahnya sendiri bersikap julid seperti itu.
Rose sampai memegang perutnya karena keram terlalu banyak tertawa. "Kau cocok jadi pelawak, lucu sekali Hahahah." Rose masih saja tertawa membuat Minghao geram dan menyentil kening miliknya itu.
"Berhenti tertawa seperti itu, aku tidak pernah tertawa dengan berlebihan seperti dirimu."
"Arrassseo, maafkan aku."
"Sudah sekarang jawab aku!"
Rose mengernyit. "Menjawab apa?"
Minghao kembali memutar kedua bola matanya, sedangkan Rose kembali tertawa pelan. "Hao, kau jangan kebanyakan memasang wajah seperti itu. Wajahku akan cepat keriput jika kau terus - terusan memasang wajah seperti itu! Aku tidak mau yaaa perawatanku selama ini sia - sia!"
"Ah, soal June. Aku dan dia berteman, murni berteman karena aku hanya menganggapnya tidak lebih dari itu. Perihal perasaan dia padaku itu urusan dia bukan? Karena aku benar - benar tidak bisa jika harus lebih dari teman dengan dia." Rose melanjutkan.
Minghao sendiri menatap Rosèdengan pandangan yang sulit diartikan. "Memang susah sih, saingan june adalah Jungkook dan Jaehyun." Rose melotot mendengar pernyataan dari Minghao, kemudian Minghao tersenyum jahil.
"Mereka berdua tidak menyerah menghubungimu tuh, kau lihat." Minghao mengambil ponsel milik Rose dan memperlihatkan roomchat bersama Jungkook dan Jaehyun, tidak ada satu pesan pun yang dibalas oleh Minghao.
"Itu tidak sopan tapi bagaimana, jika kau berfikir aku mencari kekasih hanya karena tampangnya kau salah besar. June, Jaehyun, dan Jungkook. Mereka tidak bisa dinilai hanya karena satu dua hal. Lagipula kenapa tiba - tiba kepo dengan urusan percintaanku sih?!"
"Tapi karena sudah begitu aku juga akan memberimu satu rahasia."
Entah kenapa perkataan lanjutan dari Rose itu membuat Minghao tiba - tiba saja agak berdebar. "Kemari, aku akan bisikan."
Minghao mencondongkan tubuhnya sedikit, "berbeda denganmu aku selalu membalas semua pesan yang masuk ke ponselmu. Dan sepertinya diantara mereka ada yang terbawa persaaan." Rose bisa melihat, setelah mengatakan hal itu mata Minghao tiba - tiba saja melotot. Jika ini anime mungkin wajahnya sudah berubah berwarna merah dan mengeluarkan tanduk. Rose sendiri sudah ancang - ancang akan berlari. Jadilah mereka sekarang kejar - kejaran dengan Rose yang terus tertawa karena ternyata menjahili Minghao seasik itu.
Saat ini keduanya bersebrangan, keduanya hanya dipisahkan oleh kursi sofa yang berada diruang tamu dorm seventeen Rose membawa sebuah boneka kodok jaga - jaga untuk melindunginya dari serangan Minghao. Walaupun sebenarnya dia bisa saja mengalahkan Minghao, akan tetapi dia tidak akan mengambil resiko membuat tubuhnya lecet.
"Jika mendekat aku akan memukulmu dengan boneka ini!" Rose mengacam sembari mengacungkan bonekanya.
Jika orang lain melihat ini, mereka mungkin akan sangat lucu karena ini terlihat seperti Minghao yang takut pada Rosè bukan sebaliknya.
Minghao sendiri mengangkat tangannya tanda menyerah, terkadang mereka berdua sangat kekanakan. Akan tetapi tiba - tiba saja Minghao berlari yang sontak saja membuat rosè kaget dan refleks melempar boneka itu, namun sayang bertepatan dengan itu datang Wonwoo yang sepertinya baru pulang, dan boneka itu refleks mengenai wajah Wonwoo. Jeonghan yang berada dibelakangnya juga sempat menganga kemudian menatap kearah depan dimana Minghao dan Rosè menatap keduanya dengan terkejut.
"Hao, do you get dejavu?"
TBC
Guys, aku bikin short au Minghao Rose as family anaknya aku pake Chenle, Ningning, sama Haram. Boleh cek di twitter aku, link ada di profile wkwk. Rencananya mau bikin universe gitu hehee.
Ayok cek keseruan keluarga ini hhhe:)