¶¶ÒõÉçÇø

Home ✔

By kurangaqua

398K 58.1K 9.8K

Dia pergi, sangat jauh hingga sulit untuk digapai. Tapi sejauh apa pun langkah itu membawanya, akan ada rumah... More

0. Once Upon a Time
1. Anger
2. Hug
3. Bungeoppang
4. Hongdae
5. Night
6. Mini Market
7. Han River
8. Hospital
9. Interview
10. Incident
11. Gyeongju
12. One Year Ago
13. Shield
14. Fact
15. Come Early
16. Beach
17. One Week
18. Lunch
19. Bracelet
20. Hwabon
21. Instant Ramyeon
22. Slap
23. Birthmarks
24. Family
25. Room
26. Gift
27. Accompany
28. Story
29. Party
31. Arcade
32. Last
33. Fall Apart
34. Fall Again
35. Regret
36. Struggle
37. Nightmare
38. Distance
39. Doubt
40. Desicion
41. Expect
42. Quarrel
43. Tourtière
44. Brand
45. Plan
46. About Her
47. Hopeless
48. Rise
49. Photo Album
50. Beautiful Day
51. Cactus
52. Visit
53. Pain
54. Apology
55. Hurt
56. Police
57. Record
58. Snow
59. Serendipity
60. Way
61. Gate
62. Letter
63. Cooking
64. Rainbow
65. The Last Wound

30. Problem

5.3K 872 81
By kurangaqua

Sekitar pukul sembilan pagi, ponsel itu terus berdering tanpa henti. Sedangkan sang pemilik tampak terlelap begitu nyenyak dengan seseorang memeluknya dari belakang. Kedua orang yang juga ada di ranjang itu tidak terusik sama sekali.

Acara dari malam memang cukup sederhana. Tapi anggota keluarga mereka meninggalkan rumah itu tepat pukul 1 malam. Alhasil Jennie, Lisa dan Chaeyoung baru bisa tertidur pukul 2 setelah membereskan beberapa hal mengingat pada jam itu maid sudah beristirahat.

Rencananya Lisa akan pergi ke Coffee Shop siang hari. Ia harus tidur lebih lama karena semalam terjaga hingga dini hari. Chaeyoung dan Jennie pun sepertinya demikian.

Sampai beberapa kali berdering, barulah suara itu mampu mengganggu Lisa yang sangat mengantuk. Ia berusaha meraih ponsel di meja nakas itu dan menerima panggilannya.

"Hm." Lisa bergumam tanpa ingin membuka matanya.

"Maaf mengganggu waktumu, Sajangnim. Tapi disini ada masalah." Lisa mengerutkan dahinya ketika mendengar suara seseorang itu tampak panik.

Dia menjauhkan ponsel dari telinganya. Ah, ternyata telepon itu dari salah satu pegawai Coffee Shop cabang ketiganya yang baru saja buka dua hari lalu.

"Ada apa?" Lisa mengerjabkan matanya, berusaha menghilangkan kantuk yang sangat menempelinya pagi ini.

"Beberapa pelanggan marah karena setelah meminum kopi dari sini, mereka terserang gangguan pencernaan. Bahkan ada yang merusak properti CoffeeLink, Sajangnim."

Kedua mata Lisa terbuka lebar. Kantuknya benar-benar hilang seketika. Membuat ia perlahan melepaskan diri dari dekapan Chaeyoung.

"Aku akan tiba disana 30--- Aniya. 20 menit lagi." Lisa segera mematikan panggilan itu.

Dia membersihkan diri secepat mungkin. Tak sampai sepuluh menit, dia sudah siap. Entah mandinya tadi bersih atau tidak, Lisa benar-benar tak peduli karena sedang terburu-buru.

Ia memakai jaket kulit berwarna hitam dan meraih kunci mobilnya. Berharap pegawainya masih bisa mengatasi masalah disana sebelum ia datang.

"Nona, sarapan segera siap---"

"Aku tidak ikut sarapan. Tolong sampaikan permintaan maafku. Ada masalah di CoffeeLink." Lisa menitipkan pesan untuk keluarganya pada salah satu maid ketika melewati meja makan.

Padahal sarapan hari ini terlambat karena menunggu ketiga gadis Lee yang belum terbangun akibat kelelahan menjamu keluarga mereka semalam.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi, hanya dalam sepuluh menit Lisa sampai di Coffee Shop cabang ketiganya. Tampak di depan bangunan itu sudah ramai akan manusia.

Gadis itu langsung turun dari mobil kuningnya. Bergerak menghampiri sekitar 10 orang yang melayangkan keluhan pada para pegawainya.

"Chogi, ada yang bisa ku bantu? Aku yang bertanggung jawab disini."

Prak!

Belum sempat Lisa mengatupkan bibirnya, satu cangkir plastik berisi setengah kopi mengenai tubuh Lisa. Gadis itu memejamkan matanya sesaat untuk menahan amarah.

"Ya! Gara-gara kopimu itu aku harus bolak-balik ke toilet!"

"Anakku baru saja muntah-muntah setelah memakan cake dari sini!"

Berbagai keluhan mulai Lisa dengarkan. Kepalanya mendadak pusing menerima itu semua. Bagaimana bisa ini terjadi? Dia sudah melakukan pengecekan untuk bahan-bahan makanan dan minuman Cofee Shopnya.

"Aku minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Aku akan mengganti rugi untuk itu." Lisa tidak bisa berpikir jernih sekarang. Ia pikir uang bisa meredakan masalah ini sejenak.

"Ya! Kau pikir hal ini bisa dibayar dengan uang---"

"Lima juta won perorang, apakah cukup?"

Tidak hanya sepuluh orang itu yang menganga ketika mendengar Lisa menyebutkan nominal uang ganti ruginya. Para pegawai Lisa pun cukup terkejut. Jumlahnya bahkan melebihi gaji bulanan mereka yang sudah tergolong besar.

Melihat semua orang itu tidak bersuara lagi, Lisa memerintahkan salah satu pegawainya untuk meminta nomor rekening mereka masing-masing dan menyerahkan itu padanya. Sedangkan Lisa sendiri memilih memasuki Coffee Shop.

"Apa yang sudah kalian lakukan hingga masalah ini terjadi?" Lisa membentak beberapa pegawai yang tersisa di dalam. Untungnya disana tidak ada pelanggan lagi.

"K-Kami hanya membuat pesanan sesuai dengan takaran dan bahan yang tersedia, Sajangnim." Salah satu pegawai Lisa dengan name tag Bang Hyuji itu menjawab.

Lisa menyisir rambutnya ke belakang dengan jemarinya. Menandakan betapa pusingnya gadis itu sekarang. Bagaimana tidak? Baru pukul 9 pagi dia sudah rugi 50 juta won.

"Aku akan melihat CCTV." Lisa akhirnya mendapatkan kesadarannya lagi. Dia berjalan cepat ke arah server CCTV Coffee Shop itu diikuti oleh beberapa pegawainya.

Lisa mulai mencari dimana kesalahan yang bisa berakibat fatal seperti ini. Dia pun yakin, pegawainya tak ada yang berbuat salah.

"Siapa dia?" Lalu ketika menemukan sesuatu yang janggal, Lisa mulai bersuara.

Dari CCTV, terlihat seorang pelanggan sering pergi menuju kamar mandi. Dalam perjalananya kesana, Lisa bisa melihat pelanggan itu menaruh sesuatu di makanan dan minuman pelanggan lain saat melewati meja mereka.

"Eoh! Bukankah dia pemilik kedai kopi di seberang? Aku pernah bertemu dengannya saat membeli odeng di dekat sini. Dia bercerita bahwa kedainya mendadak sepi." Dari informasi yang Lisa terima dari pegawainya, dia bisa menyimpulkan sesuatu.

Dengan mata yang mulai memerah, Lisa keluar dari Coffee Shopnya yang sudah sepi. Ia berjalan dengan langmah lebar menuju kedai kopi di seberangnya.

Memasuki kedai itu, pandangan Lisa langsung tertuju pada sosok pria yang sedang merapikan beberapa barang di meja kasir.

Tak membuang waktu, Lisa segera menghampiri pria itu dan menarik kerah bajunya.
"Kenapa kau seenaknya menghancurkan usaha orang lain?"

Pria itu gelagapan. Ia tahu Lisa siapa. Dia adalah pemilik Coffee Shop seberang. Pria itu sering melihat Lisa disana untuk memantau pegawainya sejak 2 hari buka.

"A-Apa yang---"

"Kau yang sudah membuat pelangganku marah!" Lisa mendorong tubuh pria itu hingga mundur beberapa langkah.

Di tempatnya berdiri, lelaki itu tampak gemetar. Apa ia sudah ketahuan karena berniat menghancurkan pesaing bisnisnya itu? Padahal ia merasa sudah bekerja sehalus mungkin.

"Sekali lagi aku melihatmu melakukan hal bodoh ini lagi, aku pastikan kau akan menghabiskan sisa hidupmu di dalam penjara." Lisa tidak ingin berlama-lama disana dsn memilih pergi setelah memberikan peringatan.

Belum sempat ia kembali masuk ke dalam Coffee Shopnya, ponsel gadis itu lagi-lagi berdering. Kali ini berasal dari salah satu pegawai di Coffee Shop pertamanya.

"Ada apa lagi?" Rasanya Lisa ingin berteriak saat ini juga. Nayeon pasti menelepon hendak melaporkan sesuatu. Dan kali ini firasat Lisa cukup buruk.

"S-Sajangnim, mesin kopi disini tidak berfungsi. Aku harus bagai---"

"Aku akan membeli yang baru dan meminta kurirnya untuk cepat sampai." Lisa segera mematikan panggilan itu.

Dia bersandar pada mobil kuningnya. Berusaha mengatur napas yang terlilit emosi. Ada apa dengan hari ini? Kenapa Lisa sungguh sial?

Ketika merasa sedikit tenang, Lisa mulai berdiri tegak. Ia hendak masuk ke dalam Coffee Shop untuk memeriksa beberapa hal, namun ponselnya berdering lagi.

"S-Sajang---"

"Apa lagi masalahnya?" Lisa segera memotong ucapan salah satu pegawai Coffee Shop keduanya itu.

"Jaehee dan Dongkyu tidak masuk. Pelanggan disini sangat ramai karena kemarin seorang food vloger berkunjung kesini. Apakah aku harus membatasi pengunjung?"

Lisa mulai merogoh sakunya guna meraih kunci mobil. Dan saat itulah dia merutuki diri sendiri. Karena terlalu terburu-buru, Lisa tidak membawa apa pun selain ponselnya. Bahkan dompet gadis itu juga tertinggal.

"Aku kesana sekarang. Jangan batasi pelanggan. Mereka akan kecewa." Lisa menutup panggilan itu. Memejamkan mata sebentar, lalu membuka pintu mobilnya. Dia sudah merasa lelah dengan masalah Coffee Shopnya.

Apakah ini karma karena Lisa mengabaikan perintah Minki? Nyatanya sang ayah benar, Lisa sangat kerepotan dengan tiga cabang Coffee Shopnya ini. Apalagi karena Lisa yang memgambil langkahnya sendiri dengan kembali membuka cabang, Minki enggan lagi ikut campur dengan masalah Coffee Shop Lisa.

..........

"Ya! Lalice Lee! Kenapa kau tidak membawa---" Bibir Jennie merapat ketika tiga orang di meja makan itu serentak menatapnya.

"Maaf, Unnie. Kau pasti terkejut. Aku memang suka berteriak pada Lisa--- Eoh! Dimana Kanebo Keringku itu?" Jennie yang semula merasa tak enak dengan Jisoo, langsung menyadari bahwa Lisa tak ada di meja makan.

"Unnie, apakah Lisa--- Dimana dia?" Chaeyoung memiliki reaksi yang sama ketika tak mendapati Lisa di antara mereka.

"Adik kalian sudah pergi ke CoffeLink. Kang Ahjumma bilang dia terburu-buru karena ada masalah disana." Hyunjin yang tahu alasan tidak adanya Lisa di meja makan itu segera bersuara. Salah satu maid memang sempat memberitahunya tadi.

Chaeyoung dan Jennie meringis. Anak itu memang terburu-buru sampai tidak membawa apa pun selain ponsel. Ketika mereka bangun tadi, Lisa sudah tidak ada di kamar. Mereka kira Lisa akan sempat untuk sarapan.

"Apakah adikmu meninggalkan sesuatu?" Minki bertanya ketika Jennie sedari tadi membawa tas milik Lisa.

Anak kedua Lee itu berinisiatif menyerahkan tas itu pada pemiliknya jika dia masih berada di meja makan, dengan bonus omelan yang panjang tentu saja. Tapi selamat lah Lisa karena dia sudah pergi.

"Dia hanya membawa ponselnya ketika keluar. Dia benar-benar ceroboh ketika sedang panik." Chaeyoung berkomentar sembari duduk di samping Jisoo.

"Kalau begitu aku pergi dulu untuk mengantar ini pada Lisa. Dia bahkan sampai tidak membawa dompetnya." Jennie mengangkat tas hitam itu.

"Ajak adikmu sarapan, Jennie-ya. Nanti tolong kabari Eomma."

Jennie menjawab ibunya dengan anggukan dan berlalu dari sana. Dia harus segera menemui Lisa dan sarapan. Sesungguhnya gadis itu sudah sangat lapar. Tapi membayangkan Lisa akan kerepotan tanpa barang-barangnya membuat Jennie tidak tenang. Apakah Lisa pikir di Korea bisa membeli segala hal dengan uang digital?

Sedangkan di meja makan itu, keempatnya memulai sarapan. Beberapa suap menikmati makanannya, Chaeyoung baru menyadari sesuatu. Jisoo memang tidak pernah banyak bicara. Tapi ia merasa kakak sulungnya itu menjadi lebih diam.

"Unnie, kau baik?" Chaeyoung sendiri tidak tahu, pertanyaan itu ditujukan untuk fisik atau perasaan Jisoo.

"Hm."

Dahi Chaeyoung mengerut. Jisoo biasa mengeluarkan jawaban seperti itu. Tapi mengapa Chaeyoung merasa ada yang berbeda?

Gadis blonde itu berusaha memutar ingatannya pada kejadian tadi malam. Apakah dia melakukan sesuatu yang salah? Apakah Jennie, atau Lisa? Dan jawabannya adalah mereka semua. Tanpa sadar mengabaikan Jisoo dan sibuk sendiri.

"Unnie, mau menonton film bersamaku setelah ini?" Dan inilah cara Chaeyoung agar kakaknya melupakan rasa kecewanya tadi malam.

"Hm."

Chaeyoung meringis dalam hati. Saat kedua saudaranya pulang nanti, Chaeyoung harus menyuruh mereka meminta maaf juga pada Jisoo. Terlebih Lisa yang terus sibuk bermain game bersama Sungkyung.

Tangerang, 18 Februari 2024

Note.

Bercanda gaes. Siapa juga yang mau nanem. Pupuknya abiss🙏

Wih. Dah Chapter 30 aja. Dah mendekati nih👀

Continue Reading

You'll Also Like

Home? By oknum s

Fanfiction

187K 14.3K 56
Kim Lisa, perempuan berdarah bangsawan yang terpaksa kehilangan segalanya karena bakat yang ia miliki. Demi melindungi keluarganya, Lisa tumbuh menja...
131K 24.2K 25
Tidak sebatang kara, tapi sebuah kecelakaan membuatnya harus rela kehilangan kedua orang tua. Memiliki orang-orang yang disebut keluarga pun rasanya...
688K 60.4K 79
Aku ada tapi tiada. Kesepian telah menjadi temanku, dan hadirku hanya benalu. "Sebenarnya apa tujuan mu?" - Park Jisoo "Apa yang kau inginkan? Uang...
BROKEN WING By L Manoban

General Fiction

52.5K 6.4K 23
Lalisa Manoban adalah salah satu orang yang masih terpukul oleh kepergian mendiang istrinya, Rose, yang meninggal saat melahirkan buah hati mereka. C...