Upacara dihari pertama SMA BIMA JAYA berlalu begitu lambat karena kegiatan penerimaan murid baru di sekolah tersebut yang sedang berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya disetiap awal tahun ajaran baru sekolah mereka.
Kepala sekolah di SMA BIMA JAYA terlihat berpidato dengan cukup semangat di depan seluruh murid dan jajaran para guru dengan didampingi dua orang murid dari kelas 10 yang nantinya akan menerima simbol penerimaan murid baru yang diberikan langsung oleh kepala sekolah tersebut.
"Uhh, panas banget, kapan selesainya sih ini? Lama banget, gue gak kuat!" Ucap Cassie sambil mengibas-ngibaskan sebuah kipas kecil didepan wajahnya guna menghalau paparan udara panas yang terasa menghunus kulitnya.
"Iya, lama banget. Dari tadi gue udah kegerahan nih." Sahut Naura dengan bibir yang terlihat manyun, "Cassie, pinjemin gue kipas lo dong." Lanjutnya sambil menadahkan tangan dihadapan Cassie, meminta gadis itu memberikan kipasnya pada Naura.
"Enak aja! Punya lo mana? Kenapa malah minjem punya gue sih?" Balas Cassie dengan tatapan mendelik.
"Punya gue ketinggalan dikelas. Ayolah Cassie~ pinjemin gue bentaran doang, ya ya ya." Ucap Naura dengan mata yang terlihat mengedip-ngedip seolah minta dikasihani.
"Ogah! Kenapa gak lo nya aja yang balik ke kelas buat ambil punya lo sih?" Balas Cassie dengan wajah galak yang membuat Naura mengerucutkan bibirnya kesal.
"Lo kan tahu kita lagi upacara sekaligus penerimaan murid baru, Cass. Ya kali gue keluar barisan dan pergi ke kelas, yang ada gue bakalan dihukum sama Pak Beno." Ucap Naura sambil melirik kearah salah seorang guru yang bertugas menjaga para murid di belakang barisan mereka.
"Heh? Sejak kapan lo takut sama Pak Beno, Ra?" Cassie lantas tertawa geli. Diandra yang berada di barisan depan kedua gadis itu pun ikut tertawa pelan saat mendengar ucapan Naura.
"Biasanya juga lo bakalan ngancem guru-guru disekolah sambil ngebawa-bawa nama Bokap lo. Siapa sih yang gak bakalan takut sama Bokapnya Naura Morano yang salah satu pengusaha ternama dinegara kita?" Ucap Cassie dengan sebelah alis terangkat dan senyuman miring.
Naura tersenyum lebar dengan dagu terangkat tinggi mendengar ucapan bernada sanjungan dari Cassie padanya.
"Bener, Ra. Bokap lo kan bukan orang sembarangan. Ya kali lo takut ngelawan guru-guru di sekolah kita dengan status Bokap lo itu." Celetuk Diandra sambil tersenyum kecil.
"Ya, kalian bener sih." Ucap Naura sambil memelintir ujung rambutnya dengan senyuman pongah.
"Nah kan, tunggu apa lagi. Sana gih balik ke kelas buat ambil kipas lo sendiri. Atau sekalian aja lo kekantin buat jajan eskrim." Ucap Cassie diakhiri kekehan geli.
Seketika Naura tersentak pelan dan langsung memanyunkan bibirnya kembali menatap Cassie.
"Ih, gue males buat jalan ah. Udahlah pinjemin gue kipas lo napa? Bentaran doang juga." Rajuk Naura sambil mencoba merebut kipas Cassie yang membuat siempunya mengangkat tinggi-tinggi kipasnya. Untung saja Cassie memiliki tinggi diatas rata-rata anak gadis seusianya sehingga Naura dengan badan mungilnya itu cukup kesulitan merebut barang milik Cassie.
"Cassie!"
"Apasih?!"
"Pinjem!"
"Gak!"
Seluruh siswa dan siswi yang berbaris di dekat sekumpulan gadis tenar itu menoleh dengan berbagai tatapan ketika mendengar keributan yang dibuat oleh Cassie dan Naura.
"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut-ribut kayak gini? Kalian gak dengerin kepala sekolah lagi bicara didepan, huh?" Tegur Pak Beno yang akhirnya menghampiri mereka karena banyak murid yang merasa terusik akibat keributan kedua anak remaja itu.
"Ini Pak, Cassie yang mulai!" Ucap Naura sambil menunjuk Cassie tepat didepan wajah gadis itu.
Sontak Cassie membulatkan kedua matanya dengan wajah melongo.
"Kok gue?! Bukan saya Pak! Ini sih Naura yang nyari masalah duluan!" Cassie dan Naura pun kembali membuat keributan yang sontak membuat mereka semakin mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang di sekitar mereka.
"Shht! Bisa diem gak sih kalian?! Kita lagi upacara! Orang-orang lagi pada khusyuk buat merhatiin pidato kepala sekolah didepan sana dan kalian malah buat keributan." Ucap Camelia geram dengan kepala yang menoleh kebelakang dan tatapan yang nampak kesal.
Ck, padahal Camelia sedang ingin fokus melihat kegiatan yang sedang berlangsung didepan sana, namun karena keributan yang dibuat oleh Cassie dan Naura membuat kefokusannya itu membuyar.
Sontak Cassie dan Naura membeku dengan mulut tertutup rapat mendengar omelan Camelia pada mereka berdua. Kening kedua gadis cantik itu terlihat berkerut dalam karena kebingungan dengan tingkah laku Camelia yang nampak berbeda dari biasanya.
Sialan! Kenapa Camelia malah memarahi mereka?
Pak Beno pun turut mengerutkan keningnya terkejut melihat Camelia menegur teman-teman segengnya.
Hey, biasanya gadis itu turut membuat keributan jika teman-temannya sudah membuat keributan lebih dulu. Tapi, kenapa sekarang gadis itu malah terlihat lebih kalem dan seolah ada yang berbeda dari dirinya?
"Udah yah, guys. Kata Camelia itu ada benernya. Kalian harus diem. Kita lagi upacara nih, gak sopan tahu ribut-ribut selagi kepala sekolah lagi bicara di depan sana. Jadi tolong kalian berdua diem biar gak ngeganggu temen-temen yang ada disini. " Ucap Diandra sambil mengelus lengan kedua temannya. Gadis itu sebenarnya juga sedang kebingungan dengan sikap Camelia. Entah mengapa, sejak Camelia datang kesekolah pagi tadi Diandra seakan merasa ada yang aneh dengan sikap temannya itu. Namun ia hanya bisa diam dan kembali menjadi sosok Ibu peri diantara teman-temannya yang sering membuat keributan.
Camelia menghembuskan napasnya pelan guna meredam kekesalannya. Camelia harus kembali fokus dengan kegiatan yang sedang berlangsung didepannya. Karena objek penting yang sedari tadi sedang diamatinya ada disana bersama kepala sekolah dan sedang menerima simbol penyambutan murid baru di SMA BIMA JAYA.
Kalula Kinara. Seorang gadis penerima beasiswa di SMA BIMA JAYA dan seorang anak yatim piatu yang nantinya akan menjadi sorotan di sekolah itu. Dia jugalah yang akan menjadi sosok orang terpenting di dalam hidup Camelia di masa depan.
Kalula adalah putri kandung dari kedua orang tua angkatnya yang telah menghilang beberapa tahun silam ketika gadis itu baru berusia 3 tahun akibat tragedi penculikan di rumah keluarga Mahawirya.
Kejadian itu terjadi atas ide dari salah seorang musuh Bagas Mahawirya yang diam-diam mengidam-idamkan Dahlia dan ingin menjadikan Dahlia miliknya. Namun sayangnya pada tragedi penculikan itu musuh Bagas malah datang diwaktu yang salah dan hanya menemukan Kalula yang sedang diasuh oleh seorang babysitter. Dan karena hal itu musuh Bagas jadi merasa kesal sebab tak menemukan sosok Dahlia dikediamannya, hingga akhirnya musuh Bagas memilih untuk menculik Kalula dan membuang gadis itu ke salah satu panti asuhan yang berada cukup jauh dari ibu kota demi membuat keluarga Bagas dan Dahlia hancur.
Dua tahun setelahnya, musuh Bagas itu akhirnya mendapatkan karmanya sendiri di tangan Bagas Mahawirya yang telah mengetahui kelakuan busuknya yang menjadi otak dari kasus penculikan sang putri. Namun sayangnya, Bagas dan Dahlia harus kehilangan jejak Kalula karena panti asuhan tempat Kalula ditinggalkan mengalami kebakaran hebat yang membuat para penghuninya harus mengungsi ke berbagai tempat karena mereka tak lagi mendapatkan sokongan tempat tinggal permanen.
Dan akhirnya setelah bertahun-tahun berlalu, kini anak yang hilang itu telah kembali ke kota kelahirannya dan sedang berdiri dihadapan Camelia, orang yang telah menjadi sosok penggantinya dalam keluarga Mahawirya.
Dimasa lalu ketika Camelia mulai merasa terganggu dengan sosok Kalula yang tiba-tiba saja menjadi sorotan karena kepintaran dan kecantikannya, Camelia mencoba mencari tahu tentang gadis itu dan akhirnya malah menemukan fakta mengejutkan tentang siapa Kalula yang sebenarnya.
Karena ketakutan ia akan tersingkir dari posisi putri satu-satunya di keluarga Bagas dan Dahlia, Camelia akhirnya merencanakan hal-hal buruk untuk menyingkirkan Kalula sejauh-jauhnya dari seluruh anggota keluarganya. Tapi pada kenyataannya rencana Camelia itu tak berhasil dilakukan dan justru membuat fakta tentang masa lalu Kalula terungkap ke permukaan, dan membuat Camelia jadi membenci sosok Kalula hingga berkali-kali mencoba mencelakai Kalula dengan berbagai cara yang akhirnya malah diketahui oleh seluruh anggota keluarganya hingga mereka berbalik untuk membenci Camelia.
Camelia tahu apa yang pernah dilakukannya pada Kalula dulu itu memang benar-benar jahat. Karena itu, dikehidupannya yang sekarang Camelia bertekat akan merubah alur hidupnya dan akan membuat Kalula kembali pada pelukan keluarganya yang asli.
Dan rencana awal yang harus ia lakukan sekarang adalah mendekati sosok Kalula dan mendekatkan Kalula pada keluarganya secara perlahan-lahan.
"....Lia?"
"Camelia!"
Camelia tersentak pelan ketika merasakan tepukan keras di bahunya. Lalu gadis itu menoleh kearah Cassie yang sedang menatapnya dengan kening berkerut.
"Lo gak mau balik ke kelas? Upacaranya udah selesai nih."
Mendengar hal itu sontak Camelia menoleh kesekitarnya dan benar sjaa ia menemukan seluruh murid di sekolahnya telah berlalu kembali ke kelas masing-masing untuk memulai hari mereka sebagai seorang pelajar.
Matanya juga melirik kearah depan dimana sosok Kalula tadi berdiri dan menemukan jika sosok itu telah menghilang dalam lautan murid baru di kelas 10 yang sedang berkumpul untuk mendengarkan arahan dari kepala sekolah dan ketua osis.
Ah sial, dia terlalu fokus mengenang masa lalu hingga kehilangan fokus untuk memerhatikan sosok Kalula.
"Eh-eh! Coba kalian lihat deh di depan sana! Tuh cewek yang tadi nerima simbol penerimaan murid baru di sekolah kita kok jadi sok keganjenan deket-deket sama ketua osis dan wakilnya ya? Dih! Gak banget deh!" Ucap Cassie dengan mata menyipit.
"Loh iya yah? Dih keganjenan banget sih tuh cewek!" Sahut Naura.
"Kayaknya dia lagi caper sama ketua osis dan wakil ketua osis deh." Timpal Diandra.
Disaat teman-temannya sibuk merundung Kalula dengan berbagai pandangan mereka. Camelia nampak diam saja ditempatnya sambil tersenyum simpul menatap sosok Kalula yang jika diperhatikan lebih jelas ternyata memiliki kemiripan dengan sang Ibu. Camelia dapat melihat sosok Dahlia muda pada diri Kalula. Pantas saja gadis itu memiliki paras yang sangat cantik, ternyata turunan dari Ibunya.
"Ya? Kok lo malah senyum-senyum sendiri sih? Noh Dafrin lagi di deketin sama tuh cewek ganjen." Ucap Naura sambil menunjuk kearah Dafrin, seorang pria yang dulunya menjadi obsesi Camelia.
Camelia menaikan sebelah alisnya lalu ia mengedikkan bahunya pelan. Berada di kehidupan keduanya dalam rentang waktu yang cukup lama ternyata mampu membuat rasa obsesi Camelia pada pria itu mati total. Lagi pula Camelia juga tahu jika pada akhirnya Dafrin memang akan menjadi milik Kalula. Dan Camelia tidak mempermasalahkan hal itu lagi sekarang.
"Udah yuk kita balik ke kelas aja. Disini panas." Ucap Camelia sambil menarik lengan Naura yang masih mengoceh soal kedekatan Kalula dan Dafrin.
Cassie dan Diandra terlihat saling berpandangan dengan tatapan penuh makna dibelakang mereka, kemudian kedua gadis itu mulai mengikuti langkah Camelia dan Naura dengan wajah yang terangkat pongah saat perhatian siswa dan siswi yang ada disana mulai terarah pada geng mereka.