ELGARVE ; MY POSSESSIVE BOYFR...

By anandyas_p

660K 14.3K 177

LEBIH BAIK FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GUYS!! [END] °°° Elgarve Xaverius Veer, seorang remaja laki-laki yang... More

Prologue
First
The First Meeting
Talking Too Far
Small Caution
New friends
Dinner with Papa's Family
Cooked by Elgarve
Evening On The Balcony
Aquarium Date?
Spoiled Female Cat
Aruna and Molly
Elgarve's Past
I Just Want Your Kiss
I Like Your Face, Your Body, and Your Money.
Possessive Boyfriend
Who Is He?
Elgarve's Twin
Morning With You
Happy With You
Trouble At Night
Jealous
Persuade by Teasing
Shooting and Riding With You
It's Girls Time
My Money, Your Money Too
Adorable Couple
Explain The Misunderstanding
Solve The Problem
White Horse
The Relationship Destroyer
Accident
Hospital
Awakened From Coma
Meet Again
Learn to Ride a Horse
Apology
Dinner & Departure to Germany
Long Distance Relationship
Club
I'm So Happy Because Of You!
Better Than Smoking
Happiest Day
Epilogue
New Story

Attacked

16.8K 398 8
By anandyas_p

HALLOO HALOWW👋🏻

Tandain kalau ada typo yaww♡

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JUGA!!

Happy Reading♡

"Anjing! Bacot banget, bangsat! HAJAR!" Instruksi Victor membuat keenam cowok yang sedari tadi diam saja maju untuk menyerang Elgarve bersamaan.

Elgarve dengan cekatan menghindari pukulan dari semua teman Victor. Lalu Elgarve menendang salah satunya, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Banci. Beraninya keroyokan." Ledek Elgarve memandang remeh ketujuh musuh di hadapannya.

"Gak usah banyak bacot, anjing!" Timpal salah satu teman Victor. Ia melangkah maju mendekati Elgarve lalu melayangkan tinjuannya ke wajah Elgarve.

Namun lagi dan lagi, Elgarve bisa menghindarinya. Elgarve tersenyum kecil.

Merasa geram, teman-teman Victor langsung maju dan menyerang Elgarve secara keroyokan. Elgarve yang hanya sendirian pun tentu merasa kewalahan. Namun ia masih bisa melawannya.

Bugh!

Satu tinjuan mendarat di tulang pipi Elgarve disaat Elgarve sedang melawan ketiga cowok sekaligus. Elgarve membalas tinjuan tersebut dengan tendangan kerasnya.

Elgarve terlihat sangat lihai melawan ketujuh musuhnya itu. Bahkan diantara tujuh musuhnya, sudah ada tiga orang yang terduduk kesakitan karena serangan dari Elgarve. Sedangkan Elgarve hanya mendapatkan sedikit luka memar di wajah tampannya.

Merasa ada yang akan menyerangnya dari belakang, Elgarve membalikkan tubuhnya dan langsung meninju rahang cowok itu. Tentunya itu membuat musuhnya menjadi semakin menjadi-jadi.

"Anjing! Pada lemah banget Lo pada. Masa ngelawan dia yang sendirian aja udah pada tepar gini?" Murka Victor menatap keempat temannya yang sudah kesakitan.

"Gak usah marah. Lo yang punya masalah sama gua. Gak usah bawa-bawa orang lain buat nyerang gua." Ucap Elgarve disela-sela kegiatannya yang sedang beradu jotos dengan satu teman Victor.

Victor tentu merasa tersinggung mendengarkan. Ia menatap kayu yang berukuran lumayan besar itu di tepian jalan. Victor lalu berjalan mengambil kayu tersebut.

Bugh!

"Sshh..." Ringis Elgarve dengan tangannya yang memegang kepala bagian sampingnya. Elgarve menunduk menahan denyutan yang terasa sangat sakit di kepalanya. Ia menghentikan kegiatannya yang tadinya masih beradu jotos dengan teman Victor.

Victor selaku pelaku utama yang memukul kepala Elgarve menggunakan kayu pun tersenyum bangga. Ia melemparkan jauh-jauh kayu tersebut. Lalu membersihkan kedua tangannya.

"Gak usah belagu. Sampai kapan pun, gua gak akan bisa Lo kalahin, Elgarve." Ucap Victor sombong.

Merasa kesal, Elgarve menyerang Victor tanpa memedulikan sakit di kepalanya yang sangat teramat.

Kedua teman Victor yang masih tersisa pun dengan sigap membantu Victor. Satu orang menendang Elgarve dari belakang, lalu setelah Elgarve kehilangan keseimbangannya, kedua teman Victor itu mengunci pergerakan Elgarve dengan memegangi masing-masing satu tangan Elgarve.

Walaupun sedang kesakitan, Elgarve tidak terlihat lemah. Justru ia memandang datar Victor yang tersenyum senang di hadapannya. Wajah Elgarve kini sudah terdapat lumayan banyak luka, di tambah lagi dengan darah yang berada di kepala Elgarve akibat pukulan benda keras.

Victor maju dan meninju kencang Elgarve berkali-kali. Ia melampiaskan semua kebenciannya pada Elgarve.

Elgarve hanya diam. Ia memejamkan matanya menahan sakit. Elgarve tidak bisa melawan karena tubuhnya yang sudah sangat lemas. Kepalanya terasa sangat pusing yang teramat dalam.

Lalu aksi menyerang yang dilakukan Victor pada Elgarve terhenti saat melihat banyak motor yang bergerak ke arahnya. Lantas, Victor dan teman-temannya cepat-cepat menaiki motor mereka dan meninggalkan Elgarve begitu saja.

Elgarve membungkukkan badannya dengan kedua tangan yang bertumpu pada lututnya yang sedikit ia tekuk. Elgarve menatap keempat motor yang berhenti di dekatnya. Elgarve tersenyum kecil menatap teman-temannya yang datang.

"ANJING! BANCI BANGET LO SEMUA, BANGSAT!" Teriakan penuh emosi itu keluar dari mulut Miko begitu ia menghentikan motornya. Miko menatap marah ke arah beberapa motor yang sudah melaju jauh.

"El, Lo gak apa-apa? Mau ke rumah sakit?" Tawar Alvaro sambil berjalan mendekati Elgarve.

"Anjir, parah banget luka Lo, El. Harus ke RS ini mah!" Timpal Alvero begitu melihat keadaan Elgarve dari dekat.

Elgarve menggeleng. "Gak usah. Gua obatin aja nanti di apart."

"Tapi lukanya lumayan banyak, El." Ucap Gara.

Elgarve menggeleng. "Udah biasa. Kayak Lo pada gak tau aja." Ucap Elgarve sedikit tersenyum agar teman-temannya tau dirinya tidak kenapa-kenapa.

"Harusnya Lo tadi pulang nungguin kita, El. Lo pulang duluan jadi kudu ngadepin si pengecut itu sendirian, 'kan." Ucap Miko lagi.

Sedangkan Elgarve hanya terkekeh kecil. Pandangannya teralihkan pada suara isakan tangis seorang perempuan. Bahkan Elgarve baru menyadari keberadaan Aruna di sana. Elgarve lantas berjalan tertatih-tatih menuju Aruna yang berdiri kaku di samping motor Miko.

"Kenapa nangis?" Tanya Elgarve begitu sampai di hadapan Aruna.

Aruna menggeleng dengan kepalanya yang menunduk. "Hiks, Aruna gak tega liat Kak El. Lu-lukanya, b-banyak banget, K-kak." Isak Aruna membuat bahunya bergetar.

Elgarve terkekeh kecil mendengar ucapan Aruna.

Aruna mendongak menatap Elgarve heran. Aruna heran, sedang sakit bisa-bisanya Elgarve masih bisa tertawa. Padahal Aruna sendiri pun yang hanya melihat luka Elgarve sudah menangis sedari tadi. Bahkan wajah Aruna, hidung, dan juga mata sudah memerah dan sedikit membengkak karena menangis.

"Hiks, kok k-ketawa?"

Elgarve menggeleng. "Saya gak apa-apa. Luka seperti ini masih terbilang kecil bagi saya, Aruna. Kamu gak perlu nangis." Ucap Elgarve dengan kedua tangannya yang sudah menyeka air mata Aruna.

"Tapi itu pasti sakit." Ucap Aruna yang sudah tidak menangis. Ia membiarkan tangan Elgarve menyeka air matanya. Bahkan Elgarve pun mengelap ingus Aruna yang sedikit ke luar tanpa rasa jijik menggunakan seragamnya.

Elgarve mengangguk. "Sakit. Tapi lama-lama juga bakal hilang sendiri. Nanti biar saya obati sendiri." Tangan Elgarve kini sudah beralih merapihkan rambut Aruna yang berantakan.

"Anjir, gak yakin gua kalau mereka gak ada rasa satu sama lain." Ucap Alvero begitu melihat interaksi dua sejoli itu.

Gara mengangguk. "Gak lama juga bakalan ada berita tentang mereka. Tunggu aja."

"Mereka serasi." Gumam Miko. Ia tersenyum menatap Elgarve dan Aruna.

Beberapa detik kemudian, Alvaro datang dengan membawakan sekantung plastik putih dari apotek. Alvaro tadi langsung berjalan menuju apotek yang letaknya lumayan dekat untuk membeli keperluan Elgarve. Alvaro memang tipe orang yang satset langsung bertindak.

"Obatin sekarang. Terlalu lama kalau harus nunggu Lo sampe ke apart dulu." Ucap Alvaro seraya menyerahkan kantung plastik tersebut.

Elgarve mengangguk. "Thanks."

"Aruna bantu obatin, ya? Aruna bisa kok dikit-dikit." Izin Aruna.

Elgarve mengangguk menyetujui. Lalu Elgarve mengangkat tubuh mungil Aruna agar duduk menyamping ke arahnya di atas motor Miko, sedangkan Elgarve berdiri di hadapan gadis itu. Elgarve sedikit menundukkan tubuhnya agar Aruna tidak perlu mendongak.

Dengan telaten, Aruna mengobati luka-luka di wajah serta kepala Elgarve. Alvaro membeli beberapa keperluan untuk luka Elgarve sangat lengkap, itu memudahkan Aruna untuk mengobati Elgarve.

"Aruna kenapa bisa sama kalian?" Tanya Elgarve menatap Alvaro yang hanya diam memperhatikan di dekatnya.

"Aruna nebeng ke Miko. Makanya bisa bareng." Jawab Alvaro yang diangguki oleh Aruna.

"Aruna sengaja gak minta jemput Pak Hedi. Soalnya Bang Kiko juga nawarin Aruna pulang bareng. Ya udah Aruna terima." Ucap Aruna menjelaskan. "Oh iya, Bang Kiko juga tetanggaan sama Aruna! Kak El tau?"

Elgarve menggeleng. "Saya baru tau."

Mendengar jawaban Elgarve, membuat Alvero lagi-lagi sewot. "Padahal dia udah tau, jir." Ucapnya berbisik.

Gara mengangguk. "Biar Aruna gak kecewa karena ternyata Elgarve udah tau lebih dulu, bahkan sebelum Aruna cerita." Timpal Gara yang sudah sangat mengerti temannya itu.

Lagi-lagi, Miko tersenyum kecil. "Elgarve bisa banget bikin Aruna seneng." Ucapnya yang diangguki Alvero dan Gara.

°°°

"Bang Kiko!" Panggil Aruna sedikit memajukan wajahnya pada samping kepala Miko.

Posisi keduanya kini sedang berada di motor Miko. Awalnya Elgarve menawarkan diri untuk mengantarkan Aruna pulang. Namun, Alvaro menahannya dengan alasan Elgarve harus langsung pulang dan beristirahat, karena pukulan di kepala yang sangat kencang pasti membuat kepala sangat pusing hingga beberapa waktu ke depan. Elgarve yang memang merasakan nyeri di kepalanya pun akhirnya menggagalkan rencananya untuk mengantarkan Aruna. Elgarve takut akan terjadi apa-apa dengan Aruna jika nanti Elgarve membawa gadis itu dengan kondisi yang tidak baik. Berakhirlah dengan Aruna yang tetap diantar oleh Miko.

"Apa, Run?" Saut Miko yang sedang fokus melajukan motornya.

"Kak Elgarve tinggal di apartemen?"

Miko mengangguk. "Iya. Kenapa, Cil?"

Aruna menggeleng. "Aneh aja. Biasanya kalau keluarga yang sudah punya anak, terus anaknya udah besar, dia pasti pindah ke rumah yang lebih besar."

"Kata siapa itu?"

Aruna lagi-lagi menggeleng. "Kata Aruna, sih." Ucapnya sambil menyengir lucu.

"Yeuuu, Bocil! Lagian Elgarve sendirian di apart."

Aruna mengerutkan keningnya bingung. "Hah? Kok bisa? Kak El kayak Aruna juga?"

Miko menggeleng kecil. "Nggak, Run. Lo bisa tanya Elgarve langsung aja nanti. Gua gak berani cerita-cerita begituan."

Aruna mengangguk mengerti. "Aruna mau nanya lagi."

Miko berdecak kesal. "Banyak tanya banget, Lo, Cil. Kepo amat?"

"Ish! Aruna cuma penasaran aja. Tadi siapa yang udah nyerang Kak Elgarve? Preman? Kok dia nyerang Kak Elgarve, sih? Kak Elgarve punya salah, ya?"

Miko menggelengkan kepalanya. "Nggak. Mereka cuma orang gak jelas aja. Elgarve gak salah, Run." Ucap Aruna.

Aruna terdiam sejenak. Ia masih bingung dengan perkataan Miko. "Aduh... Bang Kiko juga gak jelas jawabnya. Aruna jadi bingung!" Kesal Aruna yang didiamkan oleh Miko. Miko rasa, ia tidak berhak untuk menceritakan semuanya. Ini permasalahan Elgarve, jadi hanya Elgarve yang berhak menceritakan masalahnya.

°°°

Malam harinya, keadaan apartemen Elgarve sangat ramai dan sedikit berantakan akibat teman-temannya yang datang berkunjung. Minuman kaleng di mana-mana, bungkus chiki yang berantakan, juga beberapa camilan lainnya yang letaknya tidak beraturan, sudah menjadi pemandangan yang sudah biasa saat kelima cowok itu berkumpul. Padahal sebelum teman-temannya datang, apartemen Elgarve sangat rapih. Selalu rapih.

Elgarve memang tipikal orang yang sangat suka jika tempat yang ia tinggali bersih dan tentunya rapih. Bagi Elgarve itu membuat dirinya nyaman untuk beristirahat. Walaupun ia seorang pria, Elgarve bisa melakukan pekerjaan rumah. Seperti membersihkan rumah, memasak, bahkan menyuci pakaiannya. Elgarve terbiasa sendirian, jadi apapun ia lakukan seorang diri.

Disaat sedang menonton Alvero dengan Miko bermain PS, Elgarve mengalihkan pandangannya begitu ponselnya bergetar. Ada panggilan suara yang masuk.

"Sebentar." Pamit Elgarve kepada teman-temannya.

Elgarve berjalan menuju kamarnya untuk mengangkat panggilan telepon dari Papanya.

"Elgarve?" Panggil seseorang di seberang sana.

"Ada apa, Pah?"

"Elgarve, kenapa kamu gak ngabarin Papa kalau kamu udah kembali ke Indonesia?" Tanya Papa Elgarve, Leonard Veer.

"Maaf, saya lupa." Jawab Elgarve singkat.

Terdengar helaan nafas lelah di sana. "Sekarang kamu di mana? Bahkan kamu lupa untuk mengunjungi Papa, El? Papa seperti tidak mempunyai anak jika kamu seperti ini pada Papa."

"Saya di apart. Harusnya Papa tau kenapa saya berperilaku seperti ini pada Papa. Satu lagi. Papa masih mempunyai anak walaupun saya pergi jauh. Anak dari istri baru Papa. Jadi Papa gak perlu berlagak seperti hanya mempunyai saya sebagai anak Papa." Ucap Elgarve dengan tampang datarnya.

"Apa kamu tidak bisa tidak mengungkit hal itu? Hal itu sudah terjadi. Kamu harusnya menerimanya, bukan malah membencinya. Padahal Azra sudah berperilaku dengan baik pada kamu, Elgarve."

"Kalau Papa telepon saya hanya untuk membicarakan hal ini, saya akan tutup teleponnya sekarang juga. Saya butuh istirahat." Ucap Elgarve yang sudah muak berbicara dengan pria yang baginya menyebalkan, namun sialnya, pria itu adalah Papanya sendiri.

"Tunggu. Papa mengundang kamu untuk makan malam di rumah besok. Kamu harus datang. Papa mohon, kali ini, saja. Papa sudah lama tidak bertemu dengan kamu."

"Saya usahakan. Kalau gak ada yang mau Papa bicarakan lagi, saya tutup teleponnya. Selamat beristirahat." Ucap Elgarve yang langsung menutup teleponnya sepihak.

Elgarve kembali berjalan menghampiri teman-temannya di ruang tengah.

"Siapa, El?" Tanya Gara.

"Biasa, Papa." Jawab Elgarve sambil mendudukkan dirinya di sofa dekat Alvaro. Elgarve mengambil minuman soda kaleng di atas meja, lalu membukanya dan meneguknya hingga tersisa setengahnya.

"Tentang perusahaan lagi?" Tanya Alvaro yang sudah sangat hafal.

Elgarve menggeleng. "Bukan. Ini lebih parah. Dia ngajak gua makan malem besok, di rumah."

"Wih... Ketemu Mama baru dan Adek baru, nih!" Ledek Alvero tidak ada takut-takutnya.

"Udah bukan termasuk baru gak sih? Udah beberapa tahun yang lalu, anjir!" Timpal Miko.

Elgarve hanya menatap kesal ke arah kedua temannya itu. Lalu Elgarve mengambil bantal sofa, dan melemparkannya ke arah Alvero dan Miko. Membuat kedua cowok itu terkekeh geli.

"Lo terima, El?" Tanya Gara.

Elgarve mengangguk. "Demi Papa. Gua gak tega kalau dia sampai mohon-mohon begitu."

Alvaro menepuk-nepuk pundak Elgarve. "Siapin mental Lo buat besok, El."

Elgarve terkekeh kecil mendengarnya. "Lo tenang aja. Gua udah biasa."

"Bagi gua, Lo terlalu nurut sama bokap Lo yang udah semena-mena sama Lo, El." Timpal Gara membuat Elgarve tersenyum kecil.

°°°

El, anak orang salting nih El!😔

YUK LANGSUNG AJA BACA BAB SELANJUTNYA!😉

Terimakasih꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡

Continue Reading

You'll Also Like

14.4K 730 32
Spin-off dari cerita REYGANSHA bisa dibaca terpisah. *** Menaruh rasa pada seseorang memang tak masalah tapi jikalau rasa cinta itu datang diperuntuk...
1.4M 116K 71
[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimil...
97K 11.7K 41
#Arsenio S2 ❗Sequel GALANG: Perfect Husband❗ *** Ini tentang kedua anak kembar yang sifatnya cuek. Namanya Arka dan Arsha. Shaka selalu membuat orang...
90.6K 1.7K 43
kia melakukan kesalahan, karena telah menabrak nita ibu dari Bean hingga membuatnya koma,yang menyebabkan kia Andrian putri terjebak dengan putra Sin...