BEST PAPA • choi hyunsuk (seq...

By mamichilli

44.7K 6.2K 907

"Untukku, dunia tanpa papa itu tidak ada artinya" 4 tahun pernikahan, keluarga Danny mulai khawatir Delmara t... More

Prolog
Ep.1
Ep. 2
Ep. 3
Ep. 4
Ep. 5
Ep. 6
Ep. 7
Ep. 8
Ep. 9
Ep. 10
Ep. 11
Ep. 12
Ep. 13
Ep. 14
Ep. 15
Ep. 16
Ep. 17
Ep. 18
Ep. 19
Ep. 20
Ep. 21
Ep. 22
Ep. 23
Ep. 24
Ep. 25
Ep. 26
Ep. 27
Ep. 28
Ep. 29
Ep. 30
Ep. 31
Ep. 32
Ep. 33
Ep. 34
Ep. 35
Ep. 36
Ep. 37
Ep. 38
Ep. 39
Ep. 40
Ep. 41
Ep. 42
Ep. 43
Ep. 44
Ep. 45
Ep. 46
Ep. 47
Ep. 48
Ep. 49
Ep. 50
Ep. 51
Ep. 53
Ep. 54
Ep. 55
Ep. 56
Ep. 57
Ep. 58
Extra Part 1
Extra part 2

Ep. 52

555 64 14
By mamichilli

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Mencurigakan.

Satu kata yang terlintas di pikiran Jericho, tatkala ia merasa ada yang aneh dengan harinya. Rutinitas membosankan yang penuh dengan pikiran, hari ini terlihat lebih santai.

Berkat senyuman tak biasa dari seorang wanita yang bahkan terus berucap dingin padanya. Pangeran mana yang mampu mendaki tingginya tembok es yang Delmara gunakan untuk bertahan?

Jericho menghela napas, tanpa bertanya pun ia sudah bisa menebak. Melangkahkan kakinya mendekati Delmara yang tengah berbincang seru dengan rekan kerjanya.

Melihat kedatangan Jericho, teman bicara Delmara memberi hormat dan memberi ruang untuk mereka berdua. Rasanya aneh, ketika ia mendapatkan tatapan baru dari Delmara.

"Ternyata anda bisa menatap saya dengan seperti itu ya, Bu?" Pertanyaannya terdengar konyol, tapi Jericho dibuat kagum dengan hal kecil ini.

Delmara mengerutkan dahinya tak paham, tapi senyumnya tak luntur. "Maksud Bapak? Apa tatapan saya terkesan tidak sopan?"

Jericho menggeleng, "Hari ini, anda menatap saya selayaknya kelinci. Biasanya, saya selalu merasa tercekik dengan tatapan anda yang bisa mengalahkan taring harimau." Jericho mengusap dada, sedikit mendramatisir keadaan.

"Maaf jika saya seperti itu, tapi bukankah anda terlalu berlebihan?" Wanita itu terkekeh geli, membuat Jericho tersenyum melihatnya.

Ini adalah kali pertama Jericho melihat wanita dihadapannya lebih bebas. Biasanya, ia akan melihat seorang Ibu yang terpaksa menjadi kuat demi kedua anaknya.

Dia memberi batas pada orang lain, agar tak ada yang bisa menyakitinya atau bahkan sekedar mengetahuinya.

Jericho lega, setidaknya wanita ini sekarang terlihat seperti seorang wanita lajang yang menikmati hidup pada umumnya. Tapi sebentar, bukankah dia sendiri juga aneh?

"Pak Jericho?"

Segera dia kembali pada kenyataan, Delmara sudah menatapnya dengan bingung. Jericho terkekeh kecil, sembari menggaruk tengkuknya karena merasa salah tingkah telah bersikap konyol.

"Sepertinya ada hal baik yang terjadi, tidak bisakah anda membisikkannya pada saya?"

Delmara tampak berpikir sejenak, "Tidak, saya ingin menyimpan kebahagiaan saya sendiri. Tapi jika anda memaksa, kenapa anda tidak menyuruh saya pulang lebih awal?"

"Hei, anda meminta terlalu banyak."

"Itu sepadan dengan apa yang akan saya beritahu, ini adalah negosiasi yang saling menguntungkan! Apa anda tidak bisa melihat betapa tersiksanya saya beberapa hari ini?"

Jericho menaikkan sebelah alisnya. "Hoo? Tidak biasanya mesin penggila kerja seperti anda mengeluh seperti ini?"

"Karena tubuh saya sudah hampir mencapai batasnya, dan saya bukan mesin!"

Siang itu, Jericho tertawa karena percakapan sederhana ini. Percakapan yang dulu tak pernah ada diantara dirinya dan Delmara. Obrolan ringan, selayaknya seorang teman alih-alih atasan dan bawahan.

Jericho bisa mengerti, kenapa Delmara selama ini begitu keras bahkan pada dirinya sendiri. Karena wanita ini memiliki daya tarik yang kuat.

Jika diibaratkan sesuatu, langit akan sangat cocok untuknya. Dia bisa membuat semua orang memilih untuk berlindung tatkala hujan, namun membuat semua orang bahagia ketika tak lagi mendung.

Dia ternyata bisa tersenyum secerah itu, hingga tanpa sadar Jericho menghabiskan banyak waktu hanya untuk melihat lebih lama hal langka ini.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Sudah beberapa kali dia melirik arlojinya, hari sudah gelap tapi seseorang yang ia tunggu tak kunjung datang. Yah, meski mungkin sedikit berlebihan karena waktu baru berlalu 10 menit semenjak dia keluar dari kantor.

Beberapa karyawan menyapanya, memberi ucapan perpisahan dengan ramah. Delmara menghembuskan napasnya, meski tubuh dan pikirannya lelah, entah mengapa dia merasa gugup.

Sebuah mobil yang ia hafal, berhenti tepat di depannya. Sang pemilik segera keluar dengan sedikit tergesa-gesa, lalu memberikan senyum indahnya pada Delmara.

"Udah nunggu lama?" tanyanya.

Delmara menggeleng, "Nggak kok, Kak. Aku baru aja selesai."

Jun melirik kearah arlojinya, "Ternyata udah jam 10 malam, mau makan malam atau langsung pulang?"

"Gimana kalau dinner di rumah aja?"

Terdengar helaan napas dari Jun, tapi pria itu masih tersenyum. Dielusnya puncak kepala Delmara, "Aku ajak kamu makan malam diluar biar kamu nggak perlu masak. Kita dinner di rumah, tapi makanannya pesan online aja, ya?"

Wanita tersipu malu, mengangguk kecil menurut dengan ucapan Jun. Pria ini tahu cara memanjakannya dengan baik, padahal Delmara tidak masalah jika harus memasak setelah ini. Alih-alih membiarkannya memasak sebentar, Jun justru tidak ingin membuatnya beraktivitas lebih banyak lagi.

Segera Jun membukakan pintu mobil untuknya, dan cepat pulang karena bisa saja Dante dan Dalen menunggu mereka.

"Kak Jun mau makan apa?" tanya Delmara, tangannya sibuk bergerak di layar ponsel. Jun menoleh sejenak, lalu kembali fokus dengan jalanan.

"Menurut kamu yang enak apa aja?"

"Ada steak, pizza, seafood, atau mau yg biasa aja?"

Jun tampak berpikir sejenak, "Gimana kalau kita beli bakso?"

Delmara sempat terdiam sejenak, tidak terpikir olehnya Jun akan memilih makanan itu diantara makanan mahal yang ia tawarkan. Wanita itu tersenyum, lalu mematikan ponselnya.

"Kita mampir ke warung bakso dekat alun-alun aja, Kak."

"Oh! Tempat biasa kita beli, 'kan?" Delmara mengangguk.

Sempat hening sejenak, sebelum Jun kembali membuka suara. "Tadi di kantor sibuk urus acara ulang tahun perusahaan sekaligus pimpinan."

Mendengar itu, Delmara spontan menepuk dahinya. Bagaimana dia bisa melupakan ulang tahun Ayah mertuanya?

"Ya ampun, Kak! Aku lupa kalau ulang tahun Ayah udah dekat, untung aja Kak Jun bahas."

"Apa ada hadiah yang kamu pikirkan buat Pimpinan?" tanya Jun, setelah ia terkekeh melihat reaksi Delmara.

Dia paham, wanita pasti sibuk dengan pekerjaannya di tempat lain. Beruntung Jun memulai topik, karena disamping itu dia ingin memperjelas alasannya telat menjemput Delmara.

"Aku pikirin nanti aja, deh. Untuk acara kali ini apa bakal kayak biasanya?" tanya Delmara.

Mobil Jun yang sudah sampai di tempat parkir tak jauh dari warung bakso incaran mereka, berhenti dengan sempurna. Jun mematikan mesin terlebih dahulu, sebelum ia memutar badannya menghadap Delmara.

Diraihnya tangan kanan Delmara, lalu mengecup lembut punggung tangan wanita itu. "Kali ini, kita jadi partner ya?"

Wajah yang memerah tak lagi bisa Delmara sembunyikan, pria ini selalu tahu bagaimana cara mengacaukan hatinya. Delmara mengangguk malu dan membuang muka ke arah lain.

Dia malu jika Jun melihat wajahnya yang seperti ini.

"A—ayo kita beli bakso!"

"Eh bentar, Sayang." Jun menahan tangan Delmara, lalu mengambil sesuatu dari jok belakang.

Sepasang sandal selop berwarna putih, yang dihiasi pita besar berwarna senada. Delmara mengernyitkan dahinya kebingungan.

"Ganti high heels kamu pake ini, biar nggak capek."

Ya tuhan, jika ada pria yang saat ini sangat ingin Delmara cium itu sudah pasti Jun Delangga. Pria dengan kesabaran yang luas, hati yang lapang, perlakuan yang begitu lembut pada pasangannya.

Pria yang seperti itu rela menunggu cinta darinya selama bertahun-tahun.

Ah, Delmara hampir meneteskan air mata.

"Makasih, Sayang." Sebagai balasan atas sikap perhatiannya, Delmara memberinya satu kecupan di bibir.

Tentu saja Jun terpaku, pasalnya ini adalah Delmara melakukan itu tanpa aba-aba.

"Lagi dong, Sayang."

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

hello guys!! aku udh balik yaa!!

walaupun up nya malem banget, tapi semoga bisa jadi temen sebelum tidur kalian😭.

anw, happy weekend buat semuanya!! semoga hari senin hilang dari kalender☺.

jangan lupa vote dan komen ya, biar cepet tamat😞.

Continue Reading

You'll Also Like

32.3K 5.9K 44
[END] {TREASURE Feat Ha Yoonbin} "Bang! keknya ada yang aneh sama tu boneka" "Aneh gimana?" [PERHATIAN!] •Typo dimana mana✅ •Alur kadang gak jelas✅...
2.6M 152K 66
Pernikahan mereka bukan atas dasar cinta. Dirga menginginkan seorang anak untuk mendapatkan harta orang tuanya, sedangkan Kiara membutuhkan uang unt...
24.2K 3.1K 65
ft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib pengh...
51K 6.4K 24
[Completed] "Apa aku juga harus terlahir dengan satu ginjal dulu, baru eomma memperhatikan aku dan Appa mau menggenggam jemari ku seperti adek?"-Yeda...