BACKSTREET-[END]

By Mom_Zii

71.6K 4.3K 1.5K

Backstreet dari ortu? ❎ Backstreet dari adik? ✅ _Carlo_ More

PROLOG
BS 1
BS 2
BS.3
BS.4
BS.5
BS. 6
BS. 7
BS. 8
BS. 9
BS. 10
BS. 11
BS. 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
Yuhuuu...
BAB SPESIAL
M-PREG
SPOILER - INTERSEKS√
EPILOG
DISKON SHOPEE
YAKIN
BAB LANJUTAN RILIS DI KARYA-KARSA

BAB 17√ END

3.1K 161 84
By Mom_Zii


Jika pada sebagian orang mungkin akan angkat kaki saat tiba-tiba mendengar pengumuman bahwa kekasihnya bertunangan dengan orang lain, tapi tidak dengan Kay. Pria itu menyaksikan semuanya sampai selesai, bahkan turut memberi selamat.

Alo tak melepaskan tangan Ley, bahkan saat Kay memberi selamat, bocah itu menjulurkan lidah untuk mengejeknya, begitu juga dengan Ny. Anita yang memberi tatapan sinis.

Itu bukanlah hal yang dapat menyakiti hati Kay, dia tak semudah itu dihina. Baginya digilai Rich hanyalah satu dari sejuta kebetulan yang menguntungkan.

Tak ada tangis apalagi ratapan pilu, Kay tetap berjalan tegak, meninggalkan tempat itu dengan langkah pasti. Tak perlu berlari karena dia yakin, Rich tak mungkin mengejar.

'Aku terbiasa berjuang seorang diri, sedangkan kau tak bisa hidup tanpa orangtuamu, kita memang tak akan pernah setara dalam segala hal.' Langkah Kay diiringi ucapan batinnya sendiri.

***

Segelas susu hangat seperti biasa, lalu melakukan panggilan vidio bersama Khani.

"Maaf sayang, kakak baru saja kembali dari pesta ulang tahun perusahaan. Mengapa belum tidur?"

"Sebenarnya sudah tidur, tapi terbangun."

Wajah sang adik semakin tirus, bohong jika Kay tak teriris melihatnya.

"Sekarang princess istirahat ya, ini sudah sangat larut."

"Kakak juga beristirahat ya, Khani sayang kakak."

"Kakak juga mencintai Khani."

Setelah mematikan telepon, Kay bergegas menandaskan isi gelasnya, mengecek beberapa email lalu merebahkan diri di ranjang. Besok pagi-pagi sekali dia harus kembali ke Selatan, perjalanan yang akan sangat melelahkan.

***

Kay bukan tipe orang yang akan mengakhiri sesuatu tanpa penyelesaian. Malam tadi, cukup banyak panggilan dari nomor Rich, dia sengaja membiarkan, karena baginya tak akan selesai jika hanya melalui panggilan telepon.

"Pesawat take-off jam 10, aku akan mendengarkanmu bicara sebelum aku pergi."

Mendapat pesan seperti itu, Rich bergegas mendatangi apartemen Kay. Pesan itu berarti Kay menyuruhnya datang.

Tak ada drama mengemis untuk dibukakan pintu, Rich memiliki akses masuk ke sana dan Kay tak mempersulit.

Pria itu sudah rapi dengan setelan casual dan mini koper, siap kembali ke Selatan.

"Honey... " Rich bersimpuh memeluk pinggang Kay begitu dia masuk.

"Maafkan aku, maaf sayang, maaf. Aku tidak tau ini akan terjadi. Semua Mami yang mengatur." Pria itu terisak namun Kay sama sekali tak tersentuh.

"Hanya dirimu yang aku cintai, tidak ada orang lain, tidak juga dengan Ley."

Kay bergeming.

"Katakan sesuatu sayang, jangan diam saja."

"Berdirilah, kita bicarakan dengan tenang, aku menyuruhmu ke sini untuk penyelesaian."

Di sofa, Rich merebahkan kepalanya di pangkuan Kay. Masih terisak.

"Diamlah, bagaimana kita akan berbicara jika kamu menangis."

Rich duduk, menangkup kedua pipi Kay dengan tatap mengunci dan sisa isakan.

"Jangan tinggalkan aku sayang, aku mencintaimu. Ak-aku, aku pasti bisa menyelesaikan semuanya, aku pasti bisa, aku janji."

"Jika kamu bisa menyelesaikannya, aku mau itu selesai sekarang juga."

"Sayang kumohon, kita masih bisa menjalin hubungan seperti biasa, aku bisa mengunjungimu diam-diam ke Selatan."

"Lalu sampai kapan akan seperti itu?"

Rich bungkam.

"Tak ada kepastian kan?"

Hanya isak yang terdengar.

"Aku tak suka berbagi, tak suka milikku direbut orang lain dan tak akan pernah mengganggu milik orang lain, apalagi harus menjadi simpanan."

Rich menggeleng ribut, meraih jemari Kay untuk diciumi. "Tapi kamu tidak merebutku dari siapa pun, sejak awal aku hanya mencintaimu dan kita sepasang kekasih."

"Itu dulu, sekarang statusnya sudah berbeda. Tuan Ley memiliki status resmi sedangkan aku hanya sekedar kekasih yang bahkan tak bisa dipublish."

"Honey..." Air mata Rich semakin deras, Kay tak pernah bermain-main dengan apa yang dia ucapkan.

"Biarkan aku hidup tenang, sendiri bukan masalah karena aku sudah terbiasa. Tolong jangan menghinaku dengan menjadikanku simpanan, aku tak menginginkan status itu."

"Setidaknya bersabarlah sedikit lagi, aku akan memperjuangkanmu." Rich masih memohon.

"Seberapa keras pun kamu berusaha, tetap saja kita tidak akan pernah setara. Jadi kumohon, lepaskan aku."

"Tidak, Kay, tidak. Aku tidak akan melepaskanmu."

"Ketahuan menjalin kasih, aku dimutasi ke ujung Selatan. Jika sekali lagi tertangkap masih berhubungan, aku mungkin akan di pecat. Kamu masih bisa menjalani hidupmu dengan normal, sedangkan aku? orang kaya seperti kalian bisa saja memblacklist namaku dari semua perusahaan. Aku tak mau itu terjadi."

"Kay..."

Isakan itu semakin pilu, Rich berlutut, menumpukan keningnya di tangan sang kekasih.

"Tidak semua hal bisa dipaksakan dan aku paling tak suka memaksa kehendak. Tolong jangan merusak prinsipku. Sejak awal aku memang tak pernah mencintaimu, tapi sejujurnya akhir-akhir ini aku mulai terbuai. Sebelum jatuh terlalu dalam, tolong kita akhiri saja."

"Jangan lakukan itu, Kay... " Hanya isak yang mengiringi lelehan air kesedihan di pipi Rich.

"Kamu laki-laki, terlebih kamu anak tertua di keluarga itu dan mungkin hanya kamu satu-satunya harapan terbesar Tuan Hakeem. Belajarlah untuk bersikap lebih tegas, jangan plin-plan dan hanya menjadi penurut. Kamu berhak menolak apa pun yang tidak kamu inginkan."

Tak ada sahut selain isak.

"Yang terjadi pada Alo di masa lalu itu bukan 100% salahmu, jadi jangan terus hidup dalam rasa bersalah. Kamu juga berhak menolak menikahi Ley jika tidak menginginkannya."

"Tapi kamu akan meninggalkanku." Rich masih bersimpuh, sementara Kay sudah berdiri.

"Aku tidak akan pernah melakukan apa yang tidak aku sukai. Kembali padaku saat kamu tak terikat dengan siapa pun, aku bukan menolak mencintaimu, aku hanya menolak menjadi simpanan."

"Kay, please..., apa jadinya hidupku tanpa mu." Air mata terus berderai.

"Nyatanya saat bersamaku pun kamu tetap seperti ini. Satu yang harus kamu tau, aku tetap tidak akan memilihmu sekipun kamu tidak bertunangan dengan Ley."

"Kay..." Rich kehabisan kata.

"Hubungan tidak akan berhasil jika masih ada campur tangan orangtua di dalamnya. Apalagi hidupmu lebih banyak dikendalikan, aku tak mau memiliki pasangan yang tak bisa mengambil sikap."

Kay menarik kopernya. "Terimakasih sudah mencintaiku, aku pergi."

"Honey... " Rich menahan pergelangan tangannya.

Kay berbalik, membungkuk dan memberi kecupan di kening, cukup lama. Rich pikir, ini pertanda baik, nyatanya Kay tetap meninggalkannya.

"Jangan mengejarku. Datanglah saat kamu tak memiliki siapa pun yang bisa menempatkanku sebagai saingan."

"Kayyyyyyy..."

Rich berteriak, meraung, menangisi kepergian kekasih hatinya. Namun pria itu tetap tak akan menoleh ke belakang lagi.

Bahkan Rich tak memiliki kesempatan untuk meratapi kepergian kekasihnya. Sesaat setelah Kay pergi, Alo menelepon memintanya segera pulang.

Rich tetaplah seorang kakak yang terus hidup dalam rasa bersalah dan terus membiarkan dirinya di kendalikan demi menebus kesalahan itu.

Saat kembali ke rumah, dia bisa tersenyum seolah tak terjadi apa pun sebelumnya.

Tapi sang ibu tahu bahwa pria yang dia anggap sebagai pengganggu, sudah enyah dari kehidupan sang anak. 'Mami tau apa yang terbaik untukmu.' Senyum miring mengiringi langkah Ny. Anita.

***

Hari merangkak senja saat Kay tiba di pulau selatan.

Mengamati sekeliling panthouse, otaknya berpikir keras, apa dia harus meninggalkan tempat ini? tapi di perjanjian kerja jelas tertulis bahwa ini fasilitas dari perusahaan, jadi selama Kay masih bekerja, tempat ini miliknya.

Kay mengumpulkan semua barang yang pernah Rich beri, termasuk pena rollerbar yang dipercayakan Rich untuk Kay simpan.

Di genggamnya pena itu, "bodoh sekali, bagaimana mungkin aku luluh hanya karena sebuah pena dan kenangan masa lalu?" Kemudian tanpa ragu memasukkan ke dalam box, bergabung bersama benda yang lain.

"Tak ada yang boleh mengendalikan perasaanku, apalagi menyakitinya." Kay mengamankan box itu di dalam gudang.

***

Tujuh hari pertama Rich habiskan untuk meratapi Kay seorang diri di bar. Dia cukup tau diri untuk tak menggangu Kay lagi, baik melalui telepon atau pun pesan singkat.

Memendam lukanya sendiri adalah jalan terbaik, Rich biasa melakukan itu.

Tak ada yang tau kesedihannya, tak ada yang peduli akan rasa sakitnya. Semua orang hanya melihat senyum Rich saat dia kembali ke rumah.

Melihat Alo yang begitu polos menyambutnya pulang dan bermanja seperti biasa, membuat Rich berpikir, 'Kakak hanya hidup untukmu, kamu tak tahu apa pun tentang dunia yang begitu kejam, semua ini bukan salahmu.'

Sementara Kay, tetap menjalani hidupnya seperti biasa. Kaynen Enzo Malik bukanlah seorang yang betah larut dalam kesedihan.

Kembali ke tujuan awal, fokusnya hanya membuat sang adik sembuh dan kembali berkumpul di tanah air.

Mereka adalah dua insan yang memiliki tujuan hidup yang sama, yaitu membahagiakan adik yang sangat dicintai, meski dengan cara yang berbeda. Bahkan mengesampingkan kebahagian diri masing-masing.

Tak ada pernikahan yang terjadi.

Satu bulan setelah Kay meninggalkannya, Rich memberanikan diri memohon pada orangtuanya untuk membatalkan pertunangan itu.

Tak ingin ada orang lain yang tersakiti, Rich memutuskan akan menghabiskan sisa hidupnya untuk menjaga Carlo.

Begitu juga dengan Kay, yang masih harus berjuang demi kesembuhan Khani, entah sampai kapan.

Mereka hanya melanjutkan hidup masing-masing dengan cinta yang masih melekat di hati, meski raga tak bisa bersama.

Kay tetap dengan prinsipnya, sedangkan Rich tetap dengan kelemahannya.

Pada akhirnya, tak semua yang kita inginkan akan kita dapatkan.

Hakikatnya, tak semua cinta harus berakhir bersama, dan tak semua kisah harus berujung happy ending.

Terimakasih untuk semua pembaca yang mengikuti perjalanan Rich dan Kay yang tak berujung dengan kata "pernikahan"

Nyatanya, pria lemah seperti tokoh "Rich" sangat banyak di dunia ini.

Jika kalian terlanjur memiliki pasangan lemah yang terus dikendalikan keluarganya seperti "Rich", pilihannya hanya ada dua.

Yaitu, bertahan dan mengikuti kebodohannya, atau bersikap tegas seperti Kay.

Semoga kita semua bisa bersikap tegas seperti Kaynen Enzo Malik.

_Selesai_

Info tanggal 18 maret 2025
Ikutan PO yuuuk

Kaboooorrrrrrrr
Jangan serang Mommy

😭

Sebenernya ini direncanakan panjang, tapii...
Makin kupikir tuh malah makin ruwet.

Kek yang, emang kalian mau punya pasangan anak Mami kayak gitu?
Enggak kan?

Kebodohan Rich tuh gak akan berhenti sampai di situ...
Dia akan terus dikendalikan, meski hidupnya juga kasian sih 🥲

Jadi udah paling bener pilihan Kay deh.

P. U. T. U. S

Bye...

Ini kalo diterbitkan pasti kalian gak ada yang mau beli kan. Wkwkw...

Dah kita lanjut story baru aja.

Love u all

Mmmuuaacch 😘


Continue Reading

You'll Also Like

198K 4.3K 24
"mau pergi kemana?" "Aku.. gak kemana²"
1.3M 27.7K 22
Ditangkap, diperkosa, dijadiin mainan, ujungnya malah dicintai. Yang ga suka, cukup menjauh. WARNING: -BL (21+) -FULL SEX (kecuali part 19) ‼️ -LGBT ...
56.7K 3.5K 33
Omegaverse
Cuman Temen? By hi

Teen Fiction

1.4M 68.2K 35
Cuman temen tapi ciuman Cuman temen tapi possesive ngalah ngalahin orang pacaran Cuman temen kok cemburuan? Ini serius cuman temen? 🔞 ⚠️Up kalo lagi...