10 tahun kemudian....
At. Mansion utama Nakamoto, in Jepang.
Renjun, pria cantik sekaligus tampan itu sudah terlihat sangat dewasa diusianya yang menginjak 27 tahun, dia terlihat semakin mirip dengan sang ibu, bahkan banyak kolega yuta yang menginginkan anak keduanya itu.
"Jadi kau akan pindah ke Korea?" Ucap yuta.
"Hanya sekitar 6 bulan otusan. Lagian ini untuk memantau galery baru milikku, galery itu juga akan buka." Ucap renjun.
"Ada baiknya kau tinggal di mansion Doyoung imo."
"Aku tidak akan tinggal disana Mama, aku tidak Sudi bersama dengan orang yang tega merusak kebahagiaan orang lain."
"Nak? Ini hanya kesalahan Doyoung dan Yangyang yang menginginkan seorang ayah, setidaknya jangan salahkan winter, kasihan dia nak." Ucap winwin mengingat renjun terlalu dingin pada adik sepupunya itu saat bertemu beberapa tahun lalu.
"Aku tak mau membahasnya ma. Aku akan tinggal di mansion utama kita di Korea." Ucap renjun datar.
"Tunanganmu tahu?" Ucap yuta menatap anak keduanya itu. Mengenai anak sulungnya, sih sulung sudah menikah dengan anak dari kolega sekaligus sahabat yuta, Seo Johnny.
"Aku akan memberitahunya saat sudah berada di Korea " Ucap renjun datar lalu diapun masuk kedalam kamarnya untuk membereskan barang-barang nya.
"Otusan? Mama? Apa Yushi ikut dengan Gege untuk menemani Gege?" Ucap anak bungsu yuta dan winwin yang saat ini berumur 17 tahun, Nakamoto Yushi.
"Tidak perlu nak, kau yang ikut dengan Gege mu shotaro." Ucap yuta pada anak ketiganya, yang saat ini berusia 20 tahun, Nakamoto Shotaro.
"Otusan serius?" Ucap shotaro exited karena bisa sedikit bebas.
"Ne, lagian kau juga belum mendaftar kuliah sama sekali, jadi daftar saja disana. Saat Yushi lulus sekolah menengah nanti, otusan dan mama akan menyusul bersama Yushi kesana."
"Baik otusan, kalau begitu aku bersiap-siap juga " Ucap shotaro lalu diapun segera pergi ke kamarnya dilantai atas.
Di kamar renjun.
Renjun mengambil ponselnya dan diapun menghubungi dominan yang sejak 2 tahun lalu menjadi tunangannya. Lagian hubungan mereka juga tak terlalu baik, dan alasan mereka menerima perjodohan yang diinginkan yuta itu karena Renjun malas berdebat dan sang tunangan segan pada yuta. Itu saja. Lagian tunangannya itu tak percaya pada hubungan apapun ntah karena apa.
"Hallo?"
"...."
"Aku akan berangkat ke Korea malam ini, aku harus segera kesnaa karena akan membuka galery selanjutnya. Sepertinya akan 6 bulan disana. Aku hanya memberitahu saja. Terserah kau mau perduli atau tidak." Tanpa mendengar jawaban apapun, renjun lantas mematikan ponselnya begitu saja. Disaat bersamaan shotaro masuk kedalam kamarnya.
"Gege?"
"Ada apa?" Datar renjun sembari memasukkan barang-barang miliknya.
"Aku akan segera bersiap-siap." Renjun menghentikan kegiatannya lalu menatap datar adiknya itu.
"Apa maksudmu?"
"Aku akan ikut denganmu, karena otusan menyuruhku. Lagian aku tak mungkin ke Macau." Ucap shotaro.
"Kau tidak perlu ikut, aku hanya sebentar."
"Aku tetap akan ikut ge, agar Gege tak kesepian." Ucap shotaro.
"Terserah."ketus renjun dan shotaro langsung keluar dari kamar renjun menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Dan renjun yang hanya menghembuskan nafas beratnya itu.
At. Na corp, in Amsterdam.
Jaemin, pria yang saat itu berumur 17 tahun, sufah tumbuh menjadi pria dewasa yang semakin tampan dan berusia 27 tahun, banyak kolega yang meminta jaemin untuk menikahi anak mereka tapi jaemin tak menggubris karena baginya hubungan seperti itu tidak penting. Tapi dua tahun yang lalu semuanya sirna karena wasiat sang ayah yang mengatakan jaemin telah dijodohkan dengan anak salah satu kolega ayahnya. Membuat dia terikat pertunangan sejak 2 tahun yang lalu. Bahkan ibunya saja tidak tahu.
Jaemin terlihat sibuk dengan berkas-berkas miliknya dan disaat bersamaan ponselnya berbunyi dan tertera nama dari sang tunangan.
"Hmm."
"...."
"Tap—" jaemin menghentikan perkataannya karena sadar panggilan itu telah berakhir sepihak. Dan diapun langsung meminta asistennya untuk masuk kedalam ruangannya.
Tok...tok...tok...
"Masuk!"
Ceklek.
Pria yang jelas-jelas terlihat tampan itupun masuk dan membungkuk pada jaemin.
"Ada yang bisa saya bantu Presdir?"
"Jake, kau katakan pada Jay kalau saya akan segera kembali ke Korea. Suruh Jay mengatakan pada wakil ceo Qian."
"Baik presdir, kapan kita akan kembali dan untuk waktu berapa lama?"
"Waktunya belum ditentukan. Dan kita akan berangkat malam ini."
"Baik Presdir saya mengerti." Ucap asistennya yang bernama Jake Shin itu. lalu diapun membungkuk dan keluar dari ruangan jaemin. Sedangkan jaemin kembali menyandarkan tubuhnya.
Drrttt....Drrtt...Drrtt...
Jaemin melihat kembali panggilan di ponselnya yang tertera nama dari ayah tunangannya.
"Hallo otusan?"
"...."
"Ya, saya sudah tahu."
"..."
"Saya juga akan kembali malam ini ke korea karena ada urusan mendadak. Saya pasti akan menjaganya otusan."
"..."
"Ne." Setelahnya panggilan berakhir dan diapun mengangkat tangan sebelah kirinya itu untuk melihat cincin pertunabgan yang melingkar di jarinya itu.
¥Tbc¥