Selamat Datang
.
.
.
.
.
.
.
Mirea memasuki gerbang dengan sebuah tugu besar bertuliskan 'Pandoria University'
Setelah Elodie yang mengamuk beberapa hari sebelum acara perpisahan SMA mereka beberapa waktu yang lalu, penampilan gadis berpita merah muda itu dibatalkan. Alhasil Mirea lah yang menggantikan permainan solo Piano diatas panggung perpisahan angkatan 77 SMA Highlight dan mendapatkan banyak perhatian.
Seperti yang sudah diharapkan, Mirea mengambil alih lingkaran cahaya milik Elodie.
Lingkaran cahaya pemeran utama yang sudah Elodie usahakan sejak lama, dan digantikan oleh Mirea hanya dengan sebuah kekacauan kecil yang beruntungnya dapat mencoreng nama baik si gadis polos.
Nah, ngomong-ngomong tentang Davian...
Pria tampan itu telah putus dengan Mirea.
Benar, putus.
Mirea tidak sedih, sama sekali tidak.
Davian dituntut menjadi penerus perusahaan Ayahnya dan diharuskan belajar di Universitas Amerika untuk mendalami pelajaran bisnis. Dan dengan alasan tidak bisa menjalani LDR Mirea berhasil putus dengan Davian, perempuan itu mengikuti Elodie yang berkuliah di Pandoria untuk melanjutkan rencana berikutnya.
Jika bertanya tentang hubungan Mirea dan Davian, tenang saja. Elodie sama sekali tidak tau.
Bahkan meskipun foto Mirea memenuhi galeri Davian, Elodie sama sekali tidak curiga soal hubungan tersembunyi diantara keduanya.
Sangat beruntung bukan?
Nah, Dikarenakan misi pertama Mirea telah sukses, kali ini Mirea akan melanjutkan rencana kedua. Masih dengan misi dan kebodohan Elodie yang sama, perempuan yang berdiri disampingnya dengan wajah polos itu lagi-lagi menggaet pria tampan dan berpengaruh untuk mencari kepopuleran.
Pria kurang beruntung itu bernama Axel Delion.
Seorang pemuda ketua geng motor yang berpengaruh, sebenarnya Mirea malas sekali jika harus berurusan dengan pemuda dengan embel-embel 'Ketua Geng Motor' namun mau bagaimana lagi?
Elodie terlihat sangat ngebet mendekati pemuda Delion itu, men-setting alur seolah dirinya adalah kelinci putih yang menjadi pawang dari seekor Serigala ganas berbulu hitam pekat.
Mirea bahkan menghela napas berkali-kali saking heran dan pasrah nya.
Meskipun memang Axel ini terlihat sangar dan sulit di dekati, tetapi Mirea tau jika pemuda itu hobi sekali keluar-masuk klub malam.
Dan Yup! Exactly.
Misi kali ini Mirea sudah pastikan akan memiliki kadar kesulitan yang tinggi. Karena dia harus mendekati Axel dengan tubuhnya.
Benar, Benar sekali. Ataupun.. Mungkin saja?
Jadi... Langsung kita nantikan saja rencana Mirea.
❤️🔥❤️🔥❤️🔥
Axel Delion adalah sosok yang selalu mencuri perhatian. Wajah tampan, karisma memikat, dan gaya hidup mewah membuat namanya dikenal di kalangan sosialita muda. Namun, di balik senyum manis dan tatapan tajamnya, Axel menyimpan reputasi yang tak bisa dihapus—seorang playboy sejati.
Ia pandai memainkan kata, menggoda tanpa ampun, dan tahu persis bagaimana membuat hati perempuan berdebar. Tak terhitung sudah berapa hati yang dia singgahi, hanya untuk ditinggalkan begitu saja saat bosan datang mengetuk.
Elodie adalah pengecualian. Atau begitulah yang orang pikirkan. Cantik, lembut, dan penuh cinta, orang-orang percaya bahwa ia adalah satu-satunya yang mampu mengubah Axel. Ia mencintai Axel sepenuh hati, berharap bahwa cintanya bisa meluluhkan hati sang buaya asmara.
Namun nyatanya..
Hubungan Axel dan Elodie tak lebih dari hubungan simbiosis mutualisme.
Di balik senyum lebar dan genggaman tangan yang selalu tepat waktu di depan kamera, ada kesepakatan yang tak pernah benar-benar diucapkan—hubungan mereka bukan tentang cinta. Melainkan kepentingan.
Axel Delion, anak dari keluarga terpandang, terkenal dengan gaya hidup liar dan reputasi playboynya yang nyaris tak terkontrol. Namanya sering muncul di kolom gosip, bukan karena prestasi, tapi karena skandal asmara. Ia tahu, jika terus seperti itu, citranya akan hancur. Ia butuh sesuatu—atau seseorang—yang bisa memperbaiki tampilan luarnya. Sosok "pacar baik-baik" yang bisa mengalihkan perhatian media dari sisi gelap hidupnya.
Di sisi lain, Elodie adalah gadis ambisius dengan paras cantik dan pesona yang tak kalah memikat. Namun, di tengah dunia yang penuh persaingan, ia butuh lebih dari sekadar wajah menarik. Ia butuh akses, sorotan, nama besar yang bisa membawanya melesat ke puncak ketenaran. Dan Axel? Dia adalah tiket emasnya.
Jadi, mereka bermain peran.
Elodie memerankan kekasih yang setia, selalu hadir dalam acara penting, melengkapi Axel dengan senyum yang tampak tulus. Axel berperan sebagai pacar yang mulai "berubah", lebih tenang, lebih bijak, seolah cinta Elodie telah menyelamatkannya.
Namun saat kamera mati, genggaman tangan mengendur, dan senyum perlahan memudar. Mereka hidup dalam kesepakatan diam-diam—kebohongan yang dirawat demi kepentingan masing-masing.
Tak ada cinta di sana. Hanya permainan. Dan dalam dunia yang penuh ilusi ini, terkadang yang palsu justru terlihat lebih indah daripada yang nyata.
...
Suasana pagi di Pandoria University selalu ramai. Mahasiswa berlalu-lalang, sebagian sibuk mengejar waktu kuliah, sebagian lagi hanya ingin terlihat sibuk. Di tengah keramaian itu, langkah Axel Delion selalu mencuri perhatian.
Kemeja putih tergulung rapi di lengan, rambut acak-acakan dengan gaya yang entah bagaimana selalu terlihat pas, dan senyum tipis yang hanya muncul seperlunya—cukup untuk membuat orang penasaran, tapi tidak cukup untuk merasa dekat.
Di sisi lain kampus, Elodie sedang berdiri di depan gedung Fakultas Komunikasi. Ponselnya tak berhenti berbunyi, notifikasi dari Instagram meledak setelah unggahan foto dirinya dan Axel malam sebelumnya—makan malam "romantis" di restoran rooftop. Ia menatap layar dengan puas. Sorotan sedang mengarah padanya, dan ia menyukainya.
Beberapa menit kemudian, Axel datang. Ia menatap Elodie sejenak, lalu berkata pelan, "Tadi lo upload foto yang mana? Yang kita duduk atau yang saling tatap?"
Elodie tersenyum manis, senyum yang dilatih di depan kaca, "Yang tatap, tentu. Lebih meyakinkan."
Axel mengangguk. "Bagus. Gue abis dijapri senior hukum. Katanya gue ‘dewasa banget sekarang’."
Mereka tertawa kecil, tapi tak ada kehangatan di sana. Semuanya profesional. Seperti dua aktor veteran yang sudah tahu harus memainkan adegan apa.
Setelah berbasa-basi sedikit, Axel pergi dari tempatnya berdiri tadi.
Kini dia tengah sendirian di lorong kampus, berjalan tanpa arah karena kelasnya yang dibatalkan secara mendadak.
Namun saat sampai di parkiran, ia melihat seseorang yang cukup familiar dimatanya.
Mirea Roosevelt.
Langkahnya tenang, sepatu hak rendah berdenting lembut di aspal. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai, dan mata tajamnya mengamati sekeliling—hingga bertemu dengan sorot mata Axel. Untuk sepersekian detik, dunia menjadi lebih sunyi.
"Sendirian?" Axel membuka pembicaraan, suara beratnya bercampur dengan senyum sinis yang khas, senyum yang membuat banyak orang jatuh, lalu hancur.
Mirea berhenti, memiringkan kepala sedikit. "Lo pikir gue tipe cewek yang perlu ditemani di parkiran?"
Axel tertawa pendek, menginjak rokoknya. "Lo sahabat Elodie, kan? Mirea. Mau gue anter pulang?" Nadanya ringan, tapi ada sesuatu di balik tawaran itu.
Sesuatu yang beracun, seperti dirinya.
Mirea mengangkat alis, berpura-pura ragu. "Dan Lo pikir Elodie bakal senang kalo tahu pacarnya menawarkan tumpangan pada sahabatnya?"
Axel menyeringai. "Kalo lo gak bilang, gue juga gak akan bilang."
Mirea berjalan semakin dekat, saat wajahnya hanya berjarak sejengkal ia tersenyum sinis saat melihat wajah sombong Axel yang mengira akan mendapatkan ciuman.
"Lo ngehalangin pintu, Xel."
Kekehan kecil terdengar saat Mirea melihat wajah kebingungan Axel dan segera bertindak untuk membukakan pintu itu untuk Mirea.
"Mau dianter kemana?"
"Apartemen."
Axel meliriknya, menyeringai lebih lebar. "Tempat yang bagus."
Dan mobil pun melaju, membawa dua orang yang bermain peran—dengan maksud yang tak pernah sepolos kelihatannya.
Huwaaa....
I MISS YOU GUYSS!!
MINAL AIDZIN WALFAIDZIN YAA...
MAAF KARENA LAMA YA, MAKLUM.
ABIS PUASA BAWAANNYA SAKIT MULU SOALNYA.
Hari ini Rosy kembali dengan pemeran pria yang baruuu...
Oh, soal Telegram... Rosy minta maaf ya, soalnya Rosy gak bisa cara bagiin nya.
Kolot banget Rosy tuh.
Pokoknya selamat membaca lah intinya ya.
Baby Rosy❤️🔥
14 April 2025