抖阴社区

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]

By awllchka

141K 4.7K 342

[Story 1] Orang bilang kata-kata adalah do'a. Jadi jaga lisan kalian! Tapi apa jadinya kalau sebuah perkataan... More

prolog
1.
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
sekilas!
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Ceritanya Mas Suami
39.
40.
41.
42.
EPILOG
Selingan
Sequel

4.

5.2K 185 7
By awllchka


Matahari baru menampakkan wajahnya. Burung-burung masih terlihat beterbangan di langit nan biru berhias guratan awan nan putih membuai mata yang memandangnya. Aroma segar menyeruak ke indra penciuman. Bunga mekar menghias setiap lintasan pejalan kaki.

Hari ini Alia berangkat bersama Abinya. Karena keadaan kakinya yang terluka, Alia terpaksa mengikuti wejangan Uminya untuk berangkat barengan Abinya. Ini masih pukul 06.00 terlalu pagi untuk ukuran Alia, anak yang susah banget buat bangun. Rasanya kalau sudah tidur itu dia kayak orang mati, susah banget dibanguninya. Alia sengaja berangkat hari ini lebih pagi, ia ingat amanat Zahra untuk membantu kepala sekolah dalam sebuah event. Ia berangkat dengan mood yang cukup baik hari ini. Harus. Kalau mau berurusan dengan para pengurus sekolah.

Alia mengecup tangan Rusyo-Abinya.
"Asaalamu'alaikum warahmatulahi wabarakatu, Alia sekolah dulu ya bi" pamitnya.

"Wa'alaikumus salam warahmatulahi wabarakatu, yang rajin ya anak Abi" jawab Rusyo dengan sebuah wejangan, sambil mengeluas pucuk kepala Alia yang tertutupi kerudung.

Alia melambaikan tangannya saat Rusyo pergi meninggalkan sekolah Alia dengan mobilnya. Ia melenggang masuk melewati gerbang bercat hitam dengan tulisan emas nama sekolahnya. Gerbang yang sudah 2 tahun lebih ia lewati untuk menimba ilmu dan bertemu orang tua keduanya. Tempat yang dipercayai kedua orang tua Alia untuk mendidiknya menjadi wanita dan anak yang baik dalam agama, akademik dan non akademiknya.

Setelah beberapa langkah, matanya jatuh pada parkiran sekolah di samping ruangan olahraga di sebelah gerbang. Tempat parkir itu hanya untuk guru dan pegawai sekolah saja, bukan untuk siswa-siswi Smp itu. Ini karena sekolah melakukan tindakan untuk mengurangi penggunaan sepeda motor bagi para siswa-siswi sekolah yang masih di bawah umur dan belum bijak dalam mengendarai kendaraan bermotor.

Di parkiran Alia melihat pak Darwis -ayah Hamdan- guru matematika di sekolah ini, guru yang tanpa sengaja membuat konflik antara Alia dan Hamdan, hingga jadi konsumsi anak-anak lain.

Alia mempercepat jalannya menjauhi pak Darwis, sadar kalau ia tidak mau membuat suasana makin runyam.

"ALIA" suara pak Darwis sampai ke telinga Alia. Namun ia malah berjalan lebih cepat berpura-pura bahwa ia tidak dengar apapun. Nggak sopan sih, tapi ini demi kebaikan dirinya. Ia percepatan langkahnya meskipun dengn kakinya yang masih ngilu.

"Alia cepetan, pura-pura ngak tau Alia, jangan noleh!" perintah Alia pada dirinya sendiri.

"Alia berhenti! sini dong" teriak sekaligus perintah Pak Darwis tak mau kalah.

Alia menghela napasnya. Ia berhenti. Akhirnya dengan berat hati Alia yang mengalah, ia berbalik berjalan kembali menuju arah Pak Darwis. Alia menundukan wajahnya sambil menghembus napas yang panjang.

"Sini! kamu ini dipanggil kok gak nengok-nengok" protes Pak Darwis pada Alia, muridnya, yang di ajak bicara hanya menebar senyuman saja. Nyengir tak bersalah.

"Hamdan kamu masuk sana bareng sama calon menantu ayah" goda Pak Darwis pada anaknya sendiri "kalian satu kelas kan sekarang?" tanyanya menambahi.

"Emb" Alia mengangguk.

Hamdan yang sedari tadi hanya diam di samping ayahnya. Kini menatap Alia dengan tatapan yang mengatakan -siapa dia gak penting- dan beralih pada ayahnya dengan tatapan penuh kekesalan. Wajahnya yang datar berubah menjadi senyuman yang terpaksakan.

Karena parintah Pak Darwis tadi, mereka berdua berjalan menuju kelas. Alia hanya menundukkan wajahnya dari tadi. Hening diantara keduanya, hanya suara semilir angin dan langkah kaki keduanya yang mengisi. Karena suasana sekolah yang lumayan sepi, ini masih pagi untuk ukuran Sekolah menengah ini.

"Udah baikan" suara Hamdan mengawali di tengah diam mereka.

"Hm?" Alia bingung dengan pertanyaan Hamdan.

"Kaki Lo udah baikan apa belom?" tanya Hamdan sekali lagi.

"Lumayan" jawaban singkat Alia masih dalam wajahnya yang menunduk.

"Lo ngapain sih nunduk terus dari tadi, nyari uang jatuh?"

"Enggak" Alia mengangkat wajahnya membantah.

"Sakit leher Lo?"

"Enggak" ia menggeleng.

"Kirain, otak lo dah sakit, kaki sakit eh leher lo ikutan" ejek Hamdan.

"Enak aja, Lo tuh sakit jiwa" ejek Alia juga, pelan, tak mau kalah dengan ejekan Hamdan.

"Apa?" sepertinya Hamdan tidak dengar.

"Enggak, Gue mau ke ruang kepsek" Alia mengalihkan pertanyaan Hamdan "Lo mau gue anter apa berani sendiri" tanyanya. Mungkin saja remaja lakj-laki ini takut sendirian.

"Ck, Gue sendiri aja, sana Lo, jangan sok care ya"

Alia melirik Hamdan "idih-idih, siapa yang care, Gue cuma gak mau diomelin bokap Lo gara-gara anaknya nangis ditinggalin sama gue" ejek Alia masih dengan nada yang dibuat sok imut.

"Sana!" usir Hamdan dengan nada angkuhnya.

"Dasar cewek aneh" gerutu Hamdan dalam hatinya.

"Tuh kan lo yang gak mau ninggalin gue" Hamdan berucap saat ia merasakan bahwa ada yang mencoba menghentikannya dengan menarik tas miliknya.

"Udah ngomong aja, ngak usah diem, cih" Hamdan berdecih. Namun tidak ada sahutan untuk perkataan Hamdan.

Ia membalikkan badanya penasaran. Ternyata ujung tas miliknya tersangkut pada ranting pohon yang menjalar sampai di sebelah Hamdan. Hamdan menepuk jidatnya. Alia sudah tidak ada, benar saja gadis itu sudah ada jauh dari pandangan hamdan.

"Bodoh, Ge-er banget Lo Ham" umpatnya dalam hati. Untung saja tidak ada orang yang melihat dirinya, untung masih sepi. Bisa malu tujuh turunan. Hamdan lalu pergi dengan langkah cepatnya menuju kelasnya. Merutuki kebodohannya.

••••

Hari ini hampir seluruh kelas di SMP Tirta Raya sedang jam kosong atau tidak ada guru yang mengajar di ruang kelas. Hal ini dikarenakan para guru sedang mengadakan rapat dengan kepala sekolah di ruang multimedia sejak sepuluh menit yang lalu.

Keadaan sekolah menjadi ramai. Banyak anak yang bermain, bergurau, berkeliaran di luar kelas, ada juga yang menghabiskan uang sakunya di kantin. Para anak laki-laki malah asyik bermain di lapangan entah basket, sepak bola, bulu tangkis atau hanya menonton saja. Untuk kalangan kutu buku banyak yang datang ke perpustakaan untuk sekedar membaca buku atau hanya menumpang wifi gratis. Di ruang kelas pun ada, ngapain lagi kalau bukan nonton drama korea terbaru, menggosip dan hanya bersedih sambil memutar lagu galau.

Kali ini Hamdan lebih memilih untuk pergi ke masjid, ia akan melaksanakan sholat dhuha di sana. Di sekolah kami semua warga sekolah wajib melaksanakan sholat dhuha. Sholat dhuha biasanya dilaksanakan pada pagi hari bersama-sama, namun karena di sekolah kami berapa kelas ada bimbingan, jadi mereka harus melaksanakan sholat dhuha di waktu luang mereka. Berhubung kelas Hamdan tadi pagi ada bimbingan ia harus melaksanakannya sekarang.

Hamdan melangkahkan kakinya memasuki masjid. Ia langsung menuju tempat wudhu. Masjid di sini memiliki 2 lantai. Saat sholat berjama'ah lantai atas digunakan untuk para akhwat dan lantai bawah untuk para ikhwan. Masjid di sini sangat terbuka. Seperti padepokan dan ada ruangan yang cukup luas ditengah. Suasananya pun juga sama seperti di lantai atas. Masjidnya sangat nyaman dengan dominan warna abu-abu dan putih dengan kaligrafi emas di setiap sisi dan corong masjid.

Beberapa menit kemudin tubuhnya telah basah karena air wudhu. Beberapa titik air masih berjatuhan dari wajah dan tangannya. Ia melangkah melewati tulisan batas suci. Tangannya sekarang memilah sajadah yang bertumpukan di dalam etalase di sudut ruangan. Matanya terus melirik kesana-kemari, tidak ada satu orangpun disana. Terpaksa ia harus melaksanakan sholat dhuha secara munfarid, padahal ia lebih suka untuk melaksanakannya secara berjama'ah. Tadi sebelum berangkat ia sudah mengajak teman-temannya tapi tidak ada yang mau ikut.

"Ya sudahlah" ia mengedikkan bahunya.

Hamdan memposisikan dirinya mengarah kiblat. Sajadahpun sudah rapi di lantai menjadi alasnya untuk beribadah. Indra pendengarannya menangkap suara gemericik air dari arah wudhu perempuan. Hamdan membuang pandangannya, bukan tapi manatap ke arah suara berasal.

Tap

Tap

Tap

Alia datang dari arah yang sedang ditatap oleh Hamdan, masih dengan gaya berjalannya yang terseok-seok. Di tanggannya bertengger mukena berwarna putih dengan hiasan bordir merah di tepian. Wajah masih bertaburan air bekas wudhu, kerudungnya terlihat basah di beberapa bagian.

"Mau jama'ah?" gadis itu bertanya pada lawan jenis di depannya yang sudah di posisi sholatnya. Hamdan mengangguk pasti.

"Cuma lo aja yang mau sholat" tanya Hamdan.

"Nggak"Alia menggeleng.

"Mana yang lain" pertanyaan yang singkat dari Hamdan.

"Tuh!" Alia menunjuk Hamdan yang ada di depannya.

Hamdan menoleh kebelakang mencari orang yang dimaksud Alia.

"Lo cari siapa?" dengan wajah herannya.

"Anak yang lo bilang mau jama'ah"

"Ya lo lah siapa lagi, Lo imamnya gue makmumnya gitu baru namanya sholat berjama'ah, ck" Alia berdecak. Begitu saja masa Hamdan tidak tahu.

"Gak ada yang lain nih?" Alia mengelengkan kepalanya tanda tak ada anak lagi yang ada disini. Hamdan lalu pergi ke arah pintu untuk keluar masjid.

"Mau kemana Lo, ngak mau jama'ah sama gue?"

"Lo tau nggak hukumnya makruh seorang laki-laki shalat mengimami seorang wanita yang bukan mahram, gue mau cari jama'ah" ia berlalu setelah penjelasan berakhir.

"Nanti yang ketiga setan" lanjut Alia seadanya. Lebih ke asal.

"Udah tau kan" katanya singkat.

"Ya udah gue panggil anak-anak yang lain dulu" Alia mendahului jalan Hamdan.

"Stop, gue aja yang panggil" Hamdan menghentikan gadis itu.

"Kenapa?"

"Kelamaan kalo lo yang panggil"

Hamdan meninggakan Alia keluar ke pelataran masjid. Ia terlihat tengah memanggil anak-anak namun tak ada yang menanggapi.

"Lama tau!" tiba-tiba Alia sudah berada di belakang Hamdan.

"AR.. ARO.. SINI!" Alia berteriak, melambaikan tangannya pada Arozy disana. Arozy yang melihatnya, langsung menghampiri gadis itu.

"Apa panggil-panggil" tanyanya ketus.

"Lo udah sholat ngak? Sholat yok kalau ngak lo bakal masuk neraka lho" ancam Alia.

"Yaelah Al gue bukan anak kecil yang bisa Lo bohongin, tapi berhubung gue belom sholat gue ngikut ajalah." Aro menerima ajakan Alia.

"Lo ajak temen Lo deh, biar rame" Alia memberi perintah. "kalau Gue yang panggil dari tadi pasti udah selesai sholatnya" kata Alia meninggalkan Hamdan, seperti seorang profesional.

Shaf sudah terisi penuh lurus dan rapat. Dan yang menjadi iman kali ini adalah si kutub utara, Hamdan Syeq Mawridi. Bukan hanya Alia yang menjadi makmum perempuan, ada hampir sepuluh anak disini. Hamdan bertakbir untuk memulai sholat. Waktu di setiap gerakan memang dibuat sedikit lama dan ini membuat para jama'ah khusyuk akan sholatnya.

Jama'ah sudah berakhir, Hanya tinggal dua insan lawan jenis di dalam masjid. Hamdan terlihat sangat khusyuk dengan dzikirnya.

"Ham"

"Hmm" anak itu hanya berdehem.

"Gue mau tau apa hukumnya orang yang sholat berjama'ah dengan lawan jenis dan hanya berduaan?" masih ada pertanyaan di benak Alia walau sudah Hamdan jelaskan tadi.

"Kenapa tanya?" Hamdan balik bertanya pada makmum perempuan di belakangnya yang bejarak hampir 3 meter.

"Gue kan pengen tahu, kayak hadist atau surat yang menjelaskan gitu, biar gue gak salah lagi, tapi kalau gak mau ya udah"

"Gitu aja sewot"

Hamdan membalikkan tubuhnya menghadap Alia sekarang, namun masih dalam jarak yang cukup jauh.

"Gue tadi bilang makruh, yang dimaksud makruh dari keterangan adalah makruh tahrim atau haram. Kalau cowok itu mengimami cewek yang bukan mahram dan berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu dan haram pula bagi si wanita. (al-Majmu' Syarh al-Muhadzab, 4/277). An-Nawawi juga menyebutkan keterangan dari Imam as-Syafii, kalau beliau mengharamkan cowok sendirian, mengimami jamaah cewek, sementara di antara jamaah itu, tidak ada cowok lagi, kata an-Nawawi. Lo tahu kenapa diharamkan?"

Alia menggeleng "nggak tahu" di perjelas oleh Hamdan

Alia menggeleng sambil menampakkan giginya "Lo sih banyak baca buku dong, jangan diem aja"

"Ih kok jadi gue yang salah, lanjutin aja tuh penjelasan lo" tukas Alia "julid aja" katanya pelan.

"Oke, gini, sekalipun kita dalam kondisi ibadah, kita diperintahkan untuk menghindari segala bentuk fitnah. Tak terkecuali fitnah syahwat. Dalam Syarh Zadul Mustaqni', Syaikh as-Syinqithy menjelaskan kalau berdua-duaan dengan yang bukan mahram, hukumnya terlarang. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Jika seorang lelaki berduaan dengan wanita, maka setan yang ketiganya.' Beliau juga bersabda, 'Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita.' Ini larangan. Para ulama mengatakan, berdasarkan hal ini, tidak boleh seorang lelaki mengimami shalat dengan wanita yang bukan mahram, secara berdua-duaan. Karena bisa jadi keluar dari tujuan utama yaitu shalat, menjadi sumber fitnah syahwat. Begitu"

Alia hanya mengangguk mendengar penjelasan Hamdan yang super panjang kali lebar.

"jangan ngangguk-angguk aja"

"Heh?"

"Udah ngerti ngak lo?"

"Udah lah gue kan gampang nyahut" memuji diri sendiri.

"Bener nih?" tanya Hamdan memastikan.

"Iya, Lo jelasin udah panjang kali lebar kayak rumus luas persegi panjang"

"Udah gue jelasin, masih ngeledek nih" Alia malah menampakkan rentetan gigi putihnya "gak bilang makasih lagi"

"Ya makasih" tidak mau ia dibilang tidak tahu terimakasih, hening sejenak "gue mau ke atas aja"

"Ngapain?"

"Mau jemur ikan asin" Hamdan mengernyitkan dahinya "Ya, terserah gue lah mau ngapain, KEPO lo" Alia langsung meninggalkan Hamdan.

Berhubung sekarang para guru sedang mengadakan rapat, Alia punya banyak waktu sengang yang bisa ia manfaatkan. Alia memilih ber-itikaf di masjid, ia berdzikir disana. Sebuah suara datang dari lantai dasar, suara seseorang mengaji. Alia melirik ke bawah karena di bagian tengah lantai atas dibuat kosong mempermudah melihat suasana di lantai dasar. Suaranya terdengar merdu sekali. Yang dapat ia lihat hanya punggung lelaki itu. Alia semakin hanyut dalam lantunan surah ar-rahman yang di bacakan. Walaupun ia tak tahu artinya, ia merasa sangat tenang mendengar suaranya.

Alia pernah dengar bahwa orang yang mendengarkan bacaan Al Qur'an terkadang lebih merenungkan daripada yang membaca. Apa seperti ini rasanya. Alia yang mendengarkan bisa lebih mendapatkan manfaat daripada yang membaca. Alia mengedikkan bahunya dan matanya yang masih siaga memandang punggung seseorang di bawah sana.

"... Shadaqallahul 'azhim"

"Hamdan" Alia kaget di buatnya saat yang punggung yang sejak tadi ia lihat berbalik dan menampakkan wajah si peringkat satu.

Ternyata Hamdan pemilik suara merdu itu. Suara yang sedari tadi dipuji Alia. Suara yang membuat hatinya tentram. Suara yang dengan fasihnya melantunkan setiap ayat surah ar-rahman. Suara yang bahkan membuat semua orang yang mendengar langsung jatuh hati.

Hamdan menutup Al-qur'an kecil di tangannnya, lalu ia kembalikan antara Al-Qur'an lain di rak. Alia masih tidak percaya tentang apa yang ia lihat beberapa detik yang lalu.

Dari hari ini ia mendengar bacaan surah Ar-rahman Hamdan, yang selalu membuat hatinya tentram. Dan ia tak pernah tahu takdir yang akan membawa kebahagiaan dalam hidupnya lewat ini.

Alia menuruni tangga masjid. Matanya membulat melihat di depan masjid Hamdan sedang digandeng tangganya oleh seorang perempuan berambut sebahu. Perempuan itu menyandarkan kepalanya di bahu Hamdan.

"Astaghfirullahal adzim, baru semenit yang lalu dia kayak orang yang alim banget di masjid. Eh sekarang malah gandengan sama cewek di depan masjid pula, dasar otak sengklek " Alia menggerutu sambil mengeleng-geleng melihat pemandangan di depannya. Ada rasa tak percaya di hatinya.

••••

Tbc.

Gimana part ini? Gaje yah
Makasih buat yg masih baca cerita ini.

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca

Continue Reading

You'll Also Like

1M 36.8K 46
Dinikahi secara diam-diam oleh seorang Gus? Itulah yang kini dirasakan oleh Ayla Shefani Azalea. Gadis keras kepala yang hidupnya serba bebas, jauh d...
1.3M 60.6K 69
Aza tak menyangka akan di pertemukan kembali dengan Altha, di saat dia sudah hampir melupakan laki-laki itu. Terlebih fakta mengejutkan, Altha merupa...
9.7K 75 51
~Teenfiction-Romance-Religi~ Cinta? Apa itu cinta? Bagiku cinta itu bulshit, hanya sekedar omong kosong. Aku bahkan nggak pernah menganggap bahwa cin...
4.3K 87 12
Silahkan follow dulu baru keseluruhan ceritanya bisa dibaca! Sebuah kisah percintaan masa lalu. Mulai dari cinta pertamanya dan berakhir sampe cinta...