Part 4
Aku tahu
Setiap kehidupan adalah sebuah film
Kita mendapat bintang dan cerita yang berbeda
Kita mendapat malam yang berbeda dan pagi
Skenario kita tidak hanya membosankan
Aku rasa film ini benar-benar menyenangkan
~ reflection
Part
Aku kini duduk diatas ayunan di taman rumah sakit sambil sesekali menyapa orang yang lewat
Apa aku masih bisa tersenyum untuk orang-orang lagi nanti?
Pertanyaan itu beberapa kali melintas dikepalaku, apa aku masih bisa tersenyum, apa aku masih bisa bahagia, apa aku masih punya kesempatan lain, banyak sekali pertanyaan yang sedang mendiami kepalaku saat ini
Apa aku harus berbohong untuk seribu kebahagiaan, atau jujur dengan seribu penyesalan?
Penyesalan bagaimana aku bisa jatuh cinta padanya?
Bagaimana aku menyukainya?
Bagaimana dia (Jimin) mengatakan bahwa dia juga mencintainya?
Bagaimana cara untuk melupakannya?
Melupakan sesorang yang masih ada...
Itu sulit sekali...
Tapi aku merasa bersyukur dia (Jimin) mengatakan bahwa dia juga mencintainya, karena jika aku mengatakannya lebih dulu maka akan banyak sekali luka yang akan terjadi...
Luka Jimin, bahwa dia juga menyukainya...
Luka Ahn sung mi, bahwa jika dia sampai mencintaiku, maka akan ada luka yang sangat dalam, bahwa memang kita tidak bisa bersatu...
Sekarang kepalaku hanya dipenuhi ketakutan saja
"Hei!!!" Seseorang mengagetkanku dari belakang yang tidak lain adalah Jimin
"Apa yang kau lakukan disini? Tadi aku mencarimu dikamar, tapi ternyata kau disini" ucap Jimin, aku mencoba tegar, jujur sebenarnya aku merasa sakit saat melihat Jimin, entahlah perasaan apa ini
"Ooo begitu ya, apa kau mau mengatakan rencanamu untuk menyatakan perasaan pada sung mi?" Tanyaku seolah olah memang tidak memiliki peran disana
"Eeooh itu benar"
"Apa rencanamu?" Tegar, aku hanya tidak boleh terlalu egois saat ini, mungkin hanya itu kata yang mampu menenangkanku.
Click
Seseorang mendorong pintu dari luar
"Tuan ada surat untukmu" suster datang sambil membawa secarik kertas, entah surat apa ini, zaman sekarang aku jarang sekali melihat surat seperti ini
The world is a complex
Dunia ini rumit
We wut lookin' for love
Kita ingin mencari cinta
Nado geunyang geureon saramdeul jung hanayeosseo
Aku pernah menjadi seperti mereka
Jinjja saranginji mwonji mitjido anheumyeonseo
Yang tak percaya pada cinta sejati
Seupgwancheoreom saranghago sipda jikkeoryeossdeon
Aku pernah terbiasa mengatakan aku ingin cinta
But I found myself
Tapi aku menemukan diriku (Taehyung)
The whole new myself
Diriku yang baru(Taehyung)
Aku membolak-balik kan surat itu mencari tau nama si pembuat surat indah ini, tapi yang aku temukan hanya hanya namaku
To: Kim taehyung
Pintu kembali terbuka dari luar, dan ini bukan suster melainkan Ahn sung mi
"Kau sudah datang?" Tanyaku melihat sung mi yang datang dari balik pintu
"Hhhmm" Sung mi tersenyum sambil menganggukkan kepala "Kenapa kau memanggilku kesini tuan?" Tanya Sung mi
"Itu sebenarnya... ini untukmu" aku mengeluarkan bunga dari belakang punggungku kemudian memberikannya pada Sung mi, aku lihat wajahnya jadi memerah karena hal itu
"Apa ini?" Tanyanya bingung, tapi juga senang, mungkin...
"Kau tidak suka? Kalau begitu kembalikan"
"Tentu saja aku suka, aku sangat menyukainya" Sung mi mencium bunga itu lalu tersenyum kearahku
"Hahaha itu dari Jimin, kau suka kan?" Sung mi langsung menatapku bingung, entahlah aku tak tau apa yang ada di pikirannya
"Eeooh ini dari Jimin? Tentu saja aku suka" Sung mi kembali mengukir senyumnya "itu surat apa?" Tanya Sung mi
"Aku tidak tau, sesorang mengirimkannya untukku" balasku
"Aku pikir wanita itu menyukaimu" balas Sung mi
"Wanita? Memangnya kau tau dari mana dia seorang wanita?"
"Tentu saja aku tau, liat saja tulisannya, ini adalah tulisan wanita" jawabnya asal
"Hah hahahaha kau ini" aku mengejeknya
Tiba-tiba pintu kembali terbuka dan akhirnya Jimin datang juga, sekarang mata kami tertuju kearah Jimin
"Kalian sudah menunggu ya?" Tanya Jimin, sung mi menaikkan alis sambil menatapku bingung. Tanpa berfikir panjang Jimin langsung berdiri di sebelah Sung mi. Sung mi kembali menaikkan alis sambil bergantian melihat kearahku dan Jimin
"Sebenarnya... baiklah aku tidak akan berlama-lama" pandanganku yang tadinya tertuju kearah Sung mi dan Jimin kini ku alihkan keluar jendela, karena aku tidak mungkin menutup telingaku, tapi setidaknya aku tidak ingin melihatnya "Aku menyukaimu, kau mau jadi pacarku?" Tanya Jimin yang membuatku putus asa, tapi yang bisa kulakukan hanya tersenyum sambil melihat keluar jendela. Sung mi berulang kali melihatku tapi aku tetap mengacuhkannya dan masih setia menatap langit biru. Setelah beberapa kata terlontar dari mulut Jimin akhirnya satu kata yang sangat menyakitkan keluar dari mulit Sung mi, yaitu hanya kata "IYA", hanya kata itu yang benar-benar membuatku sakit. Jimin langsung memeluk Sung mi. Didepanku.
"Kau bersungguh-sungguh kan?" Tanya Jimin, sambil menatap Sung mi dalam-dalam, dan aku, aku hanya bisa menunduk kemudian tersenyum pahit. Sung mi mengagguk meyakinkan Jimin, dan semuanya sekarang hancur.
"Hyung kau sudah pulang? Secepat ini? Aku pikir kau akan pulang lusa" tanya Jungkook yang melihatku pulang lebih awal dari dugaannya
"Aku sudah bosan di rumah sakit, jika aku menetap disana juga tidak ada siapapun yang ingin menjengukku, jadi untuk apa aku disana, hanya membuang-buang waktuku saja" jawabku agak ketus. Jungkook langsung menghampiriku dan membantuku berjalan kekamar.
.
.
.
.
"Kalau kau butuh sesuatu panggil saja aku hyung" aku mengangguk sambil membalasnya dengan sebuah senyuman, lalu Jungkook kembali keluar. Aku melihat kesekeliling kamar, rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat kamar ini, dan mungkin tidak akan lama lagi aku tidak bisa lagi melihat kamar ini. Sekarang mataku tertuju pada lukisan yang kulukis beberapa minggu lalu, aku masih saja bingung tentang siapa wanita itu, kenapa aku sangat sedih, dan apakah mimpi itu akan menjadi nyata. Tiba tiba pintu terbuka dari luar
"Kau kembali lagi?" Tanyaku pada Jungkook yg kembali kekamarku
"Eeooh aku hanya ingin memberikan ini, seseorang mengirimkannya untukmu" Jungkook memberikan selembar kertas padaku, setelah memastikan Jungkook benar-benar pergi aku membuka surat itu
Nado hesgallyeo daeche eotteon ge jinjja nanji
Aku juga bingung, mana diriku yang asli
Neol mannago naega chaegiran geol an geolkka
Kemudian kita bertemu dan menyadari bahwa aku adalah buku
Anim niga nae chaekjangeul neomgin geolkka
Apakah kau membalik halamannya?
Damn
Sial
Eojjaessdeun nan nege choegoui namjagil wonhae
Tapi aku ingin menjadi yang terbaik untukmu
Ama dangyeonhae neon naege I segye geu jacheyeossgie
Mungkin karena kau sendiri adalah duniaku
Jugeul geomyeon kkok nawa gati jukgessdadeon ttae
Kalau kau mati, aku juga harus mati bersamamu
Niga wonhaneun naega doegiro god I swore to myself
Aku bisa menjadi apa yang kau inginkan, Tuhan aku bersumpah
Seperti biasa surat ini tanpa nama pengirimnya. Siapa pengirim surat ini? Membuatku semakin bingung saja, tapi aku sangat bahagia saat membaca tulisan bodoh ini.
**Special part**
"Kau sudah memberikan suratnya?" Tanya wanita itu
"Yaa seperti biasa, tenang dia tidak akan tau siapa pengirimnya" jawab temannya (Mungkin). Lalu wanita itu mengangguk "kau memang tidak akan pernah memberitahu siapa dirimu?" Tanyanya lagi
"Tidak akan, jika aku memberitahunya, sesuatu akan berubah, aku tidak menyukai perubahan itu"
"Aku mengerti"
"Kau tau dia adalah cinta pertamaku, tapi sekarang dia sudah tidak tau siapa aku, menyedihkan" wanita itu bergumang pelan "dia adalah kebenaran dan kebohonganku, cinta dan benciku, musuh dan temanku, surga dan nerakaku terkadang kebahagiaan dan penderitaanku" wanita itu kembali bergumam
"Kau tau kau adalah kebahagiaannya"
~Dia adalah kebahagiaanku~
Partnya terlalu pendek, gak masuk akal, gak bikin sedih, gak bikin senang, gak bikin mewek:v acara tipi kali.
Sorry ya guys chingu teman friend kanti kawan semuanya deh, soalnya aku bikinnya sambil nafas jadi gak konsen:v gk becanda aku bikinnya asal"an soalnya nanti kelamaan malah gk ada yg mau baca lagi, aku mah gitu orangnya suka tergesa". Jadi kalo banyak typo atau kata yang kurang enak dibaca maaf aja yaa:).