Selamat membaca🙇
"Baik,latihan hari ini selesai. Sudah lumayan bagus gerakan yang kalian pelajari barusan,tetapi jangan berhenti terus untuk berlatih didorm,terutama untukmu Taehyung. Gerakanmu yang bagian ketiga tadi masih ada kesalahan." Begitulah kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut pelatih koreografi mereka. Saat ini anak-anak Bangtan tengah disibukkan latihan untuk comeback mereka nanti.
"Bagaimana aku tidak banyak salahnya hyung,kau sudah 3 kali mengganti gerakan dibagian itu,ya jadi maklumi saja kalau aku sering lupa." Jawab Taehyung sembari membersihkan peluh keringat nya yang mengalir di dahinya.
"Kau ini,pintar sekali mencari alasan." Pelatih tersebut terkekeh mendengar jawaban Taehyung. Memang hanya pria itu yang pintar mencari banyak alasan diantara rekan-rekannya lain. "Ya sudah,cepat sana keluar,tempat ini akan ditempati oleh gadis-gadis Yeoja Chingu." Tambah nya.
"Uh? Anak-anak Yeoja Chingu tumben sekali berlatih disini,memangnya ada apa hyung?" Tanya Jimin.
"Gedung mereka tengah melakukan renovasi,jadi Bang PD Nim menyuruh mereka untuk berlatih disini. Tidak apa-apa kan jika mereka berlatih disini?"
"Kalau aku sih tidak apa-apa,toh mereka juga teman kami sejak dulu." Hoseok mengangguk-ngangguk pertanda setuju. Diikuti oleh member lainnya.
"Aku juga setuju hyung,tapi kalau si Jungkook tidak tahu ya,mungkin dia tidak setuju karena takut mengalami cinta lama bersemi kembali. Hahaha." Jimin tertawa terbahak-bahak setelah mengatakan perkataannya tersebut,sementara orang-orang didalam ruangan itu juga tertawa mendengar pernyataan Jimin.
Jungkook yang mendengar Jimin menghujaminya dengan kalimat itu,ia langsung menendang bokong pria tersebut. "Kenapa kau selalu membahas itu hyung,jangan samakan aku dengan dirimu yang masih belum melupakan seorang gadis." Setelah mengatakan hal itu,Jungkook langsung meninggalkan semuanya dengan membuat semua orang disana melongo melihat pria tersebut. Sementara Jimin,merintih kesakitan karena setelah menerima tendangan dari adiknya itu.
"Kau sih Jim,jangan mengatakan hal seperti itu padanya. Lihat itu,nanti kita semua akan diamuk oleh dirinya jika kita sudah sampai di dorm." Taehyung mengumpat pada Jimin karena pria itu membuat maknae mereka mengamuk.
"Sudahlah,kalau dia mengamuk abaikan saja. Nanti dia akan lelah sendiri." Balas Yoongi. Sepertinya diantara mereka hanya Min Yoongi lah yang paling santai dalam menyikapi amarah Jungkook.
"Eoh benar kata Yoongi,nanti bocah itu akan lelah sendiri saat mengamuk-ngamuk tidak jelas. Biarkan saja dia meluapkannya dengan cara itu dan untukmu Park Jimin,kuperingatkan untukmu Jim,jangan sekali-kali kau ulangi lagi perbuatanmu itu,mungkin saja bagimu itu hanya sebuah lelucon,tapi bagi Jungkook? Itu menyakitkan." Ucap Jin dengan tatapan yang cukup serius. Dia sebagai pria yang paling tua diantara member-member lainnya harus memberikan contoh yang baik serta memberikan sebuah nasihat baik untuk adik-adiknya itu.
Jimin hanya bisa menunduk meratapi kesalahannya. Jika Jin hyung nya telah berbicara serius kepadanya barusan,ia tidak bisa mengelak lagi. Ia memang sudah bersalah mengatakan hal tadi. Seharusnya ia tidak mengungkit-ngungkit lagi kejadian masa lalu Jungkook. Sepertinya pria bermarga Park ini akan meminta maaf pada Jungkook.
"Baik hyung,aku tidak akan mengulanginya lagi. Sesampainya di dorm,aku akan meminta maaf pada Jungkook."
"Hhh,aku tahu kau dapat ku andalkan Jim. Jangan mentang-mentang Jungkook itu adalah anggota termuda tapi kau bisa bercanda terlalu berlebihan seperti tadi. Bercanda ada batasnya juga Jim." Tambah Jin.
"Iya aku mengerti hyung."
---
"Maunya Jimin hyung itu apa,sampai tega-teganya dia berkata seperti itu didepan banyak orang. Aku benci hari ini." Jungkook terlihat mencak-mencak tidak jelas saat ia berjalan disekitar lorong gedung tersebut. Ia memang sengaja turun terlebih dulu agar menjauh dari para hyung nya. Belum mencapai pintu lift,seorang gadis memanggil dirinya dari arah lain.
"Jungkook." Panggil gadis tersebut.
"Kenapa sekarang aku harus bertemu gadis ini. Sial." Batin Jungkook.
Jungkook yang tadi nya memasang wajah kesal tidak jelas,pria itu dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi datar dan dingin.
"Oh kau Eun,ada apa?" Tanya Jungkook tanpa basa basi.
"Emm,aku hanya ingin menyapamu saja. Oh iya Kook,aku dan teman-teman yang lain akan berlatih disini,tidak apa kan Kook?" Tanya Eunha sembari memasang senyuman manisnya.
Jungkook melihat ke arah jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. "Kau hanya ingin berbicara seperti ini saja? Ck,kau menyia-nyiakan waktu berhargaku,kau tahu saat ini aku tengah memiliki janji,dan aku harus datang telat karenamu." Jungkook berdecak sebal. "Kalau kau ingin latihan disini,latihan saja. Aku bukan pemilik gedung ini. Sudahlah aku pergi saja." Jungkook hendak meninggalkan gadis tersebut,namun lengan pria itu telah tertahan oleh gadis berambut pendek itu.
"Kau berubah Kook. Aku hanya ingin sekedar menyapamu Kook,tapi apa balasanmu? Kenapa kau malah membentakku?" Eunha berkata dengan nada yang bergetar serta mata yang berkaca-kaca. "Kemarin saat kita bermain bowling bersama lainnya,aku sangat senang kita bisa berbicara Kook,karena apa? Kita sudah lama tidak berkomunikasi Kook. Apa kau tidak tahu betapa senangnya aku akhirnya aku bisa berbicara denganmu? Tapi sekarang? Kau malah membentakku." Eunha masih menatap pria itu. Ia masih belum melepas cekalannya.
"Tidak Jungkook,kau tidak boleh luluh kepadanya,air mata gadis ini adalah air mata buaya. Dia licik Jeon Jungkook." Batin pria itu menggerumul dihatinya.
"Kenapa kau berubah Kook? Jawab aku." Eunha mulai bertanya dengan meninggikan nada suaranya.
"Kenapa kau tidak tanyakan pada dirimu saja penyebab aku menjadi seperti ini." Jungkook melepaskan cekalan gadis itu dengan kencang,sehingga membuat Eunha terdorong ke belakang. Jungkook langsung pergi meninggalkan gadis itu sendirian yang tengah terisak kecil. Ia sudah mematangkan kepada dirinya bahwa ia tidak akan luluh kepada tangisan palsu gadis itu.
"Hiks...hikss...kau jahat Kook"
---
Hari mulai malam,bahkan jam dinding itu tengah menunjuk angka 10. Saat ini gadis bersurai coklat gelap itu tengah merasakan kebosanan yang melandanya karena kesendiriannya didalam dorm. Ketiga eonnie nya itu sedari pagi belum kembali ke dormnya. Jisoo dan Rose tengah melakukan pemotretan sebuah produk lipstick,sementara Jennie katanya telah memiliki janji dengan teman lamanya. Entah hanya sekadar teman lama atau teman baiknnya. Hanya Jennie,Teman Jennie dan Tuhan yang tahu.
"Aigooo,kemana semua orang? Kenapa hanya aku saja yang menjadi pengangguran hari ini. Uhh,tapi aku tidak sepenuhnya menjadi pengangguran sih,buktinya aku harus menjadi baby sister dari3 anak ini." Maksud Lisa dari 3 anak itu,ia tengah menjaga Dalgom anak dari Jisoo,Kuma anak Jennie dan terakhir ia menjaga anaknya sendiri yaitu Leo,kucing peliharaan kesayangannya. Untungnya saja ikan kesayangan Rose sudah mati. Hahaha. Ia memang sengaja menyamai 3 binatang sebagai anak-anak mereka,karena mereka merawat hewan-hewan tersebut seperti merawat seorang anak-anak. Ckckck.
"Leo sayang,apa yang harus mommy lakukan saat ini? Mommy sangat bosan." Lisa tengah menggendong Leo. Sementara Kuma dan Dalgom tengah asih bermain dengan mainan mereka.
"Miaw,miaw..." Leo menjawab pertanyaan Lisa. Sepertinya kucing itu sangat peka terhadap gadis itu.
"Apa? Mommy harus berjalan-jalan sendiri malam ini? Bagaimana kalau mommy pergi bersama Leo saja? Biar Dalgom dan Kuma yang menjaga rumah ini." Gumam Lisa sembari mencium tubuh mungil Leo. Sepertinya dewi fortuna tidak memihak kepada Lisa hari ini,karena saat ini kaki-kaki kucing itu tanpa sengaja menjambak surai panjang milik Lisa. Otomatis gadis itu mengeluh kesakitan.
"Aarggh..aaaa Leo kenapa kau nakal sekali uh?" Lisa menurunkan Leo dari gendongannya. Sementara kucing itu langsung menghampiri kedua temannya,Dalgom dan Kuma. "Ishh,yasudah kalau begitu,aku akan berjalan-jalan sendirian saja. Kalian bertiga harus jaga rumah ini dan untukmu Leo Manoban,mommy tidak akan menyapamu selama 3 hari." Nampak nya kucing itu tidak menghiraukan perkataan majikannya. Lisa langsung beranjak dari duduknya dan memasuki kamarnya untuk berganti pakaian.
Sesampainya gadis itu disebuah cafe yang letakknya tak jauh dari dormnya,ia melihat pengunjung disana sangat sedikit,bahkan bisa dihitung menggunakan jari. Ia melihat ponsel yang tengah ia genggam untuk melihat jam. Pukul 22.56.
"Pantas saja sepi,hampir tengah malam." Gumamnya. Saat ini Lisa tengah menggunakan pakaian yang tidak terlalu mencolok agar tidak dikenali banyak orang,namun meskipun begitu beberapa pasang mata orang-orang yang melewatinya masih bisa mengenalinya. Wah hebat sekali mereka. Pikir Lisa.
Lisa memasuki cafe tersebut,ia mulai berjalan mendekati meja kasir.
"Selamat datang dicafe kami. Mau pesan apa?" Tanya pegawai wanita itu. Sepertinya gadis itu tidak mengenali dirinya.
Setelah melihat menu-menu disana,gadis itu memesan sepiring croissant dan segelas taro milk tea minuman favoritnya.
"Baik ditunggu sebentar ya nona." Lisa menyerahkan beberapa lembar uang kepada wanita itu. Ia langsung memilih sebuah meja kosong paling ujung didekat jendela.
Lisa tengah mengamati orang-orang yang berlalu lalang diluaran sana. Ia melihat seorang gadis yang keliatannya tak jauh berbeda dengannya tengah asik berjalan berduaan dengan seorang pria. Mungkin mereka adalah sepasang kekasih. Pikir dia.
Tiba-tiba ada yang menepuk pelan pundak miliknya. "Astaga." Lisa terlonjak kaget. Hampir saja ia terlompat dari kursi yang ia duduki saat ini (oke ini lebay banget)
Ekspresi gadis itu terlihat ketakutan sekarang,pasalnya seorang pria tengah menggunakan hoodie yang longgar serta mengenakan sebuah masker tengah berdiri dihadapannya.
Ia takut jika pria tersebut adalah seorang sasaeng fans atau malah seorang suruhan fans dari Hanbin. "K-kau siapa? Tolong jangan ganggu aku. Aku berjanji tidak akan berdekat-dekat dengan Hanbin lagi,tolong maafkan aku." Lisa memohon-mohon sembari menutupi wajah nya menggunakan kedua tangannya. Tubuh gadis itu terlihat bergetar hebat,serta keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
"Hei,hei tenanglah. Aku bukan seorang sasaeng ataupun suruhan orang,aku Jungkook,kau ingat? Jungkook Bangtan Seonyeondan." Jungkook mencoba untuk nenghilangkan ketakutan yang nenghampiri gadis tersebut. Untung saja keadaan cafe ini cukup sepi dari pelanggan,jika ramai? Bisa-bisa Jungkook dituduh sebagai penjahat sungguhan.
"J-jungkook? Kau sungguh Jungkook? Bukan pria yang tengah mengaku-ngaku?" Tanya Lisa melihat dari celah-celah jarinya.
Jungkook terpaksa membuka sedikit masker yang tengah digunakannya,ia memperlihatkan wajah kepada gadis itu. "Lihat? Ini aku Jeon Jungkook."
Lisa langsung menurunkan kedua tangannya yang menutupi wajahnya. Ia merasa sedikit lega saat tahu jika pria ini bukanlah seorang penjahat. "Maafkan aku sudah berprasangka buruk padamu Jung. Aku hanya takut saja barusan." Lisa tertunduk menyesal.
Jungkook mengernyitkan alisnya "Kalau tidak salah dengar,aku mendengarmu menyebut nama Hanbin? Hanbin iKon maksudmu?" Jungkook duduk dikursi hadapan Lisa.
Lisa mendelik mendengar pertanyaan Jungkook "Tolong jangan berbicara keras-keras,aku tidak ingin orang lain mendengarnya."
"Memangnya ada masalah apa kau dengan Hanbin? Sampai sebegitu ketakutan?"
"Jadi,beberapa bulan yang lalu,a-aku sempat diteror oleh beberapa fans dia,itu karena aku ketahuan oleh fansnya yang tengah berjalan berduaan dengan Hanbin,padahal saat itu aku tidak kencan,kebetulan aku dan Hanbin bertemu dijalan lalu memutuskan untuk pulang bersama ke dorm. Karena dorm kami itu satu gedung." Lisa nampak menghelas nafasnya cukup kasar.
"Tapi sialnya,ditengah jalan aku melihat beberapa orang penggemar Hanbin,dan mereka langsung mengumpatiku dengan kata-kata kasar. Dan setelah insiden itu ponselku mendapatkan ancaman dari nomor-nomor yang tak dikenal. Aku juga sempat mendapat beberapa teror berupa barang yang dikirimkan ke dormku." Tambah gadis itu.
Jungkook yang mendengar penjelasan Lisa juga ikut kaget,bahkan merasa kasihan padanya. Padahal gadis itu tengah berjauhan dengan keluarganya,tapi disini ia malah mendapat teror.
"Kau tidak mengambil tindakan untuk orang tersebut?"
Lisa menggeleng pelan "Tidak,tidak. Aku tidak ingin masalahku semakin runyam saja apalagi gadis yang menerorku itu seorang gadis SMA,jadi aku biarkan saja."
Jungkook merasa gemas sendiri mendengar jawaban Lisa. Gadis itu sungguh terlewat baik. Kalau Jungkook menjadi dirinya,ia tidak bisa tinggal diam saja. "Kau ini ya,selalu saja membiarkan orang yang ingin mencelakaimu,pertama saat kejadian Minhyuk melecehkanmu,lalu orang yang menerormu juga kau biarkan. Astaga Lalisa,aku gemas sendiri kepadamu. Seharusnya kau jangan biarkan orang seperti itu meskipun dia masih bersekolah,kau tahu jika terlalu dibiarkan mereka tidak akan berhenti mengangguimu."
"Tapi aku tidak tega,pasti orang tua nya akan kecewa melihat kelakuan anak itu."
Jungkook sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Gadis ini kesabarannya memang melampaui batas. Ia merasa kagum padanya dan ia merasa tidak enak dulu sempat mengatai gadis itu.
"Hhh,kau gadis yang baik rupanya,aku salut padamu Lalisa,kalau aku menjadi dirimu,aku tidak bisa untuk tidak mengeluarkan emosiku."
"Kau kenapa disini sendirian? Apa kau tidak takut?"
Lisa menggigit bibir bawahnya "Aku hanya mencari angin saja,aku sangat bosan berada didorm sendirian. Tidak terlalu takut kok."
Jungkook mengernyitkan alisnya "Sendirian? Memangnya kemana teman-temanmu yang lain?"
"Mereka memiliki acara sendiri." Lisa menyeruput minumannya yang sedari tadi sudah sampai.
"Kalau kau sendiri,kau sedang apa disini?"
Jungkook menunjuk dirinya "Aku? Em aku juga tengah mencari angin. Aku juga tengah dilanda kebosanan."
Lisa mengangguk-ngangguk paham. "Oh ya Jung,kau akan comeback bulan ini ya? Wah,selamat ya aku tidak sabar untuk mendengar lagu baru kalian." Lisa mengatakan hal itu dengan mata yang berbinar-binar.
"Haha,terimakasih Lalisa. Aku tidak menyangka kau juga termasuk orang yang menunggu comeback kami. Kalian sendiri juga akan comeback bulan inikan?"
Lisa mengerucutkan bibirnya. "Tidak jadi,kata Papa Sajangnim dia akan mengundurkan jadwal comeback Blackpink. Padahal aku ingin sekali membuat BLINK kami bahagia,mereka sudah menunggu lama sekali."
"Uhh,kenapa bisa diundur kalau aku boleh tahu?"
Seketika wajah Lisa yang tadinya murung langsung berubah menjadi ceria "Hihihi,Jeon Jungkook tidak boleh tahu. Itu rahasia ne-ga-ra." Lisa terkekeh mengatakan itu.
Jungkook melongo melihat ekspresi gadis dihadapannya itu,ia merasa takjub saat melihat mood gadis itu berubah dengan cepat.
"Cukup lucu juga gadis ini,hahaha." Batin Jungkook.
●Huwa ini chapter yang lumayan panjang😂sengaja aku panjangin biar kalian gak kangen wkwkwk
●Jangan cuman koment next aja ya:(( kasih kritik atau saran kalian:((( kadang sedih aja readers komennya cuman next doang:(( jujur aku lebih suka sama readers yg bawell
●Jangan lupa untuk VOTE dan KOMENT yaw😗😗😗