抖阴社区

Absquatulate [Sudah Terbit]

By triviaindriani

329K 13.3K 703

[90% isi versi cetak berbeda dengan versi 抖阴社区] Menjalani hubungan diam-diam itu tidak mudah, apalagi deng... More

Prolog
2. Tragedi Tangga
3. Perpustakaan
4. Kakak Kelas
Bukan Up
5. Gara-gara Ojol
6. Kutukan Dina
7. Pahlawan Kesiangan
8. Memberi Kesempatan
9. Abu-abu Polkadot Pink
10. Chocolate Lemon Cake
11. Jadian?
12. Status Angin
13. Sahabat
14. Permintaan Maaf
15. Film Horor
16. Backstreet
17. Terbongkar
18. Tamu Resmi
Tidak Pakai NoDrop
19. Foto-Foto Curian
20. Masalah Baru
21. Percakapan Rahasia
22. Ayam Granat
23. Persaingan Sengit
WAJIB BACA!
24. Drama Tengah Jalan
25. Lebih dari Teman

1. Secret Admirer

12.9K 608 22
By triviaindriani

Haloha annyeong!
Gimana hari Jum'at kaleyan?
Biar komplit baca Absquatulate dulu nyok!

Budayakan vote sebelum baca 🌟
Happy reading! ❤❤❤

***

Siapa yang tidak menyambut hari Senin setelah weekend? Tidak ada. Hari Senin bagaikan mimpi buruk bagi semua pekerja dan juga siswa. Ingin sekali rasanya jika kesibukan hanya ada di weekend, selebihnya, hanya libur. Bangkrut dan kacau pastinya semua negara.

Dan kekacauan itu justru terjadi di angkot kuning yang mengangkut banyak siswa di dalamnya. Seragam dengan logo yang berbeda-beda berlomba-lomba kebersihan dan warna putih. Bukan itu masalahnya, melainkan karena kehebohan beberapa siswa di bagian belakang yang sedang bergosip. Dina dan Cella yang duduk di depan juga bisa mendengarnya dengan jelas.

"Masa? Wah, ketos kayak Kak Bayu bisa suka sama Salsa? Cewek penggoda kayak gitu?" sahut seorang siswi.

"Udah pasti pake pelet tuh cewek!" sahut yang lainnya lebih heboh.

Dina dan Cella saling adu pandang. Mereka sangat tahu siapa yang sedang digosipkan oleh beberapa wanita itu. Bayu adalah ketua OSIS di sekolahnya, SMA Nusantara. Sedangkan Salsa adalah siswi dengan sejuta kontroversi karena dandanannya yang lebih pantas di sebut dandanan tante-tante.

Tentu aparat sekolah selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk adik kelasnya, begitu pula dengan Bayu. Pria dingin dan tegas seperti dia selalu berhasil meluluhlantahkan hati semua siswi saat dia berteriak meminta semua siswa merapikan barisannya menjelang upacara. Paras rupawan juga selalu bisa menjadi daya tarik semua orang yang berpapasan dengannya.

Lain ceritanya dengan Salsa. Seragam ketat, rok di atas lutut, bibir merah, maskara anti tsunami, alis anti banjir, kuku warna-warni mirip pelangi. Dia selalu bergonta-ganti pacar setiap bulannya. Baik dengan sesama siswa SMA Nusantara, baik dari sekolah lain. Kenapa Dina tahu? Salsa selalu memposting kebersamaannya dengan sang kekasih di media sosial.

"Hoax kali ya?" bisik Dina tepat di depan telinga Cella.

"Bisa aja bener. Sealim-alimnya kucing, kalo di kasih tuna buluk macam Salsa pasti diembat juga!"

"Parah lo nyamain Bayu sama kucing!" Dina menyenggol sepupunya itu.

"Kucing alim, Din," tukas Cella dengan cueknya.

Begitu sampai di depan gerbang sekolah, semua siswa SMA Nusantara yang ada di angkot itu segera turun dan membayar tumpangan mereka. Lain halnya dengam Cella yang langsung menuju kelas, Dina terlebih dahulu mengobrol dengan satpam sekolah yang sudah ia kenal dengan baik.

"Ceria banget sih, neng," satpam itu tersenyum hangat pada Dina.

"Pura-pura ceria aja sih, Bah," jawab Dina pada satpam yang biasa disebut Abah oleh semua siswa.

"Pasti seneng ya, mau ketemu sama pujaan hati?"

"Pujaan hati siapa?" tanya Dina pura-pura polos.

"Alah! Pake ngelak segala," Abah mengibaskan tangannya. "Cepat masuk, Neng Yasna udah masuk."

"Serius?!" Dina melirik jam tangannya, masih ada sekitar lima belas menit sebelum upacara dimulai. "Kok pagi tuh anak?"

"Mana Abah tau."

"Yaudah, Dina masuk ya, Bah!" Dina melambaikan tangannya dan segera menuju kelas.

Dia heran, mengapa Yasna, sahabat terdekatnya, datang pagi hari ini? Biasanya ia baru sampai lingkungan sekolah setitar lima menit sebelum bel. Tak jarang ia harus berdiri di depan barisan peserta upacara karena kesiangan. Meski begitu dia adalah siswi terpintar di sekolah. Selalu menjadi perbincangan penuh bangga semua guru di ruangan mereka.

Sahabat Dina bukan hanya Yasna. Ada juga Dewi, Qirani, dan Saila. Hanya saja, diantara keempat sahabatnya, Dina lebih cocok dan dekat dengan Yasna. Selain karena selera makanan yang sama, kegilaan mereka yang tidak ada lucunya juga membuat keduanya merasa nyambung.

"Tumben lo dateng pagi?" Dina menyimpan tasnya.

Yasna yang sedang merapihkan rambut panjangnya hanya melirik Dina sekilas. Lalu segera melanjutkan aktivitas melelahkannya itu.

Jika Dina nyaman dengam rambut pendek sebahu, Yasna justru memilih memanjangkan rambutnya sampai pantat. Belum lagi ketebalan rambutnya yang luar biasa. Sudah pasti jika Dina akan lebih memilih membotaki kepalanya jika ada di posisi sahabatnya itu.

"Gue mau bikin perubahan menuju lebih baik. Nggak kesiangan lagi contohnya," wajah sok Yasna terlihat begitu menyebalkan.

Dina mengangguk-ngangguk sambil mencari topi tasnya. "Selain itu?" pancingnya.

"Kurangin nongkrong bareng lo."

Tawa cempreng Dina langsung terdengar ke seisi kelasnya. Jawaban yang tidak terduga. Tapi sudah bisa dipastikan bahwa Yasna akan gagal dalam hal itu.

"Terserah lo!" Dina segera memakai topinya.

"Haaaiiii!!!" sapa Qirani dengan begitu hebohnya. Sementara di belakangnya, Dewi berjalan dengan santai. "Tugas fisika udah belum, Yas?"

"Udah dooong!" sombong Yasna.

"Eh, kok Yasna keliatan cantik abis ya hari ini? Iya nggak, Din?"

"Bener banget, Qi! Cantik gewla!" keidiotan Dina langsung keluar begitu Qirani memancingnya.

"Gak usah hasut deh lo!" Yasna berlenggang meninggalkan sahabatnya menuju lapangan.

Sementara Dina masih menyempatkan diri untuk tertawa dengan Qirani dan Dewi. Sambil menunggu kedua sahabatnya yang lain, Dina berdiri di ambang pintu. Sesekali ia tersenyum jika ada yang menyapanya.

"Coba aja kalo ada lift, hidup gue nggak akan sesusah ini!" gerutu Dewi sambil mengipas-ngipaskan topinya.

"Diet, Wi!" timpal Qirani sambil memainkan lengan atas Dewi yang tampak berisi.

Dewi memang anggota paling berisi diantara sahabat-sahabatnya. Dia paling tidak bisa belajar jika tidak ada makanan. Jadilah kebiasaannya mencuri-curi waktu untuk sekedar memasukkan kacang panggang di sela-sela waktu belajarnya. Apalagi jika itu adalah pejaran biologi, sudah pasti kolong mejanya penuh dengan beragam makanan.

Lain halnya dengan Qirani yang memiliki badan tinggi nan berisi. Tingginya sedikit ada di bawah Dina, sekitar satu atau dua cm. Tapi berat badannya lebih seimbang jika dibandingkan dengan Dina.

Mereka telah sampai di lapangan dan segera mengatur barisan sesuai tinggi badan. Dina selalu berdiri kedua paling belakang. Yang paling belakang adalah Yasna. Meski terbilang pendek, hampir sama dengan Cella, tapi Yasna selalu berdiri tepat di belakang Dina. Alasannya untuk berlindung dari sinar matahari.

"Hey!"

Dina sedikit terperanjat saat Saila mengagetkannya. Sedangkan si tersangka sedang tertawa dengan Yasna saat ini.

"Kebiasaan deh, La!" gerutu Dina.

"Sorry, Din," Saila mengacungkan kedua jemarinya pertanda meminta perdamaian. "Yang jadi pemimpin Bang Bi lho!"

"Ih, lo kalo ngomong nggak bisa diterusin gitu?" lagi-lagi Dina menggerutu. "Bang Biyan kalo mau juga! Bang Bi! Bang Bi! Babi tuh haram!"

"Cinta dalam diam lebih haram!" sambung Qirani yang berdiri di depan Dina, tiba-tiba ikut nimbrung.

"Bacot lo!" Dina mendorong bahu Qirani. "Lo juga! Balik kandang sana!"

"Iya, mak!" Saila segera menuju barisannya.
Saila memang satu-satunya diantara berlima yang berbeda kelas. Jika keempat sahabatnya ada di kelas IPA 5, dia sendiri yang di IPA 4. Terkadang juga ia terjebak dalam situasi yang mengharuskannya hadir di acara kelas atau acara dengan sahabat-sahabatnya. Meski begitu, ia tetap mengutamakan persahabatannya jika memang acara kelas bukanlah acara penting.

Dia adalah yang paling jahil, sama dengan Qirani. Tak jarang yang lainnya selalu berteriak kencang jika kejahilan mereka sudah benar-benar melewati batas.

Upacara dimulai, semua siswa melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.

☀☀☀

"Masa sih? Kok gue nggak percaya ya?" Dina lagi-lagi menyeruput es teh manisnya untuk menetralkan keterkejutannya. "Kok bisa?"

"Ya mana gue tahu! Tapi tadi gue beneran lihat Bayu berangkat sama Salsa!" ucap Qirani dengan mulut yang penuh cimol.

"Waktu tadi di angkot gue juga ngegosipin mereka. Iya 'kan, Wi?" Qirani sedikit menyikut Dewi. Wanita itu hanya mengangguk cepat sambil terus menjejal mulutnya dengan cimol.

"Di kelas gue juga lagi gosipin mereka," Saila mengangguk-ngangguk.

Saat ini, kelima wanita itu sedang bergosip ria di salah satu meja di kantin. Jika banyak siswa yang memilih untuk makan di meja dalam, mereka lebih senang menghabiskan makanan di meja koridor. Perut kenyang ditemani angin yang menyejukkan.

Kelimanya langsung bungkam begitu melihat Bayu datang dari arah tangga. Jika sahabatnya bungkam karena takut Bayu mendengar permbicaraan mereka, maka Dina bungkam karena seseorang yang sedang berjalan dengan Bayu saat ini.

Mata Dina terus saja memperhatikan bagaimana keduanya melangkah dengan penuh wibawa. Bahkan beberapa orang rela menyingkir untuk memberi jalan pada mereka. Tegas, penuh wibawa, irit bicara, keduanya cukup bisa digambarkan dengan kata-kata itu.

Tapi, begitu Dina melihat Bayu semakin dekat, mulutnya tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya. Alhasil, ketika Bayu tepat di depan mejanya, Dina mengatakan hal yang membuat sahabat-sahabatnya menahan geram.

"Yu!" panggil Dina menghentikan langkah Bayu.

"Apa? Lo ngelanggar lagi?" Bayu meliriknya dengan malas. Ia sudah sangat bosan menertibkan siswa yang satu ini.

"Nggak kok! Kaos kaki gue putih, bersih, wangi lagi!" ceroscos Dina. "Gue cuma mau nanya sama lo."

"Nanya apa?"

"Lo jadian sama Salsa?"

Semua sahabat Dina memejamkan mata mereka. Dina memang paling blak-blakan diantara mereka. Dia sangat spontan dan tidak ragu dalam banyak hal. Kecuali, tentang perasaannya pada seseorang yang sedari tadi terus berdiri di samping Bayu sambil menatapnya intens.

"Iya, gue jadian sama Salsa."

Jawaban Bayu sukses membuat beberapa orang yang di sana menahan nafasnya untuk beberapa saat. Mata terpejam semua sahabat Dina seketika membulat.

"Oh," Dina mengangguk. "Udah, gitu doang. Lo boleh makan sekarang."

Bayu dan orang di sampingnya segera berlalu, masuk kantin. Meninggalkan kehebohan di beberapa meja di sana.

"Mulut lo bener-bener ya!" Yasna memasukkan beberapa cimol ke mulut tipis Dina.

"Rem dikit napa sih, Din?!" timpal Qirani dengan wajah kesalnya.

"Lho? Kenapa?" tanya Dina dengan polosnya. "Bagus dong! Berarti kita nggak makan gosip lagi lah! Bener 'kan, Wi?"

Dewi hanya mengangguk, sedari tadi kesibukannya hanya berpusat pada makanan di meja.

"Bener tuh!"

Dina langsung melayangkan hi-five begitu Saila mendukungnya.

"Jadi bener dong ketos judes kita jatuh sama jablay?"

"Nah, mulut kayak gitu yang mesti dilakban!" giliran Dina yang menjejalkan cimol ke mulut Qirani. Dia rela menungging supaya bisa menuntaskan tujuannya.

"Tapi lo lihat matanya Biyan nggak?" Yasna mengganti topik pembicaraan. "Ngeliatin Dina sampe segitunya. Kayak yang laper!"

"Bener!" Saila menyetujui perkataan Yasna. "Kayak yang mau nelen lo hidup-hidup!"

"Apaan sih?! Kalian kira gue martabak?!"

Siapa yang menyangka jika seorang Azkadina, pemilik suara cempreng yang terkenal seantero SMA Nusantara, sedang menjadi secret admirer dari seorang Abiyan? Abiyan Wijaya, pria berdarah dingin yang kehilangan kemampuan untuk bicara.

***

Selama SMA kalian pernah kali ngerasain gimana serunya jadi secret admirer holang terkenal? Plesbek bareng yuk! HAHA...

TUNGGU DULUUU!

JANGAN LANGSUNG KE CHAPTER SELANJUTNYA!

Cuma mau kasih tau, -Alhamdulillah, author udah punya karya cetak. Judulnya 'Rude Beautiful Girl'. Bisa coba dicek di work-nya. Genrenya komplit! Romance, komedi, fantasi. Pokoknya, kalian bisa ketemu cerita roman yang fresh! Antara cewek galak yang namanya Diandra berpacaran sama Alexandro yang notabennya murid blangsak.

Bisa dicari di Gramedia, Toga Mas sama Gunung Mas. Atau bisa coba dibeli di aplikasi online shop. Jangan sampai ketinggalan yaaa!

Jangan lupa bintangnya! 🌟🌟🌟
Thank you for reading! 💕💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

572K 18.7K 60
FOLLOW SEBELUM BACA. [TAHAP REVISI]鉁 Cover by: @graphicmelodi 馃搶highest rank: #1 in puisi (19-01-21) #1 in acak (10-06-20) #1 in masasma (24-07-20) #...
70.6K 3.6K 28
"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya K...
228K 12.4K 46
[COMPLETED] ATTENTION : don't copy my story! Use your own head! 鈥⑩⑩ "Saya bukan cerita fiksimu" 鈴猴笍鈴猴笍鈴猴笍 Tenggelam dalam rasanya cinta pertama, Cint...
680K 22.3K 28
[Dihapus sebagian] Tirta Ayudisa. Seorang gadis 17 tahun yang gemar menyendiri. Tidak ada satupun teman yang dimilikinya. Gadis baik yang dianggap an...