抖阴社区

GOING CRAZY 鈥jy pjh鈥⑩湐

By Beraskukus

12.9K 1.9K 565

Tokoh utama bisa saja pembohong besar yang kehilangan akalnya. Pada awalnya Jihoon dan Jinyoung hanyalah dua... More

00. Bayangan dari Masa Lalu + teaser
01. Mereka yang Kerap Bertemu Diam-diam
02. Keduanya Beberapa Tahun yang Lalu
03. Secuil Kepingan
04. Di Suatu Pagi
05. Jinyoung dan Teman-temannya
06. Jihoon dan Sisinya yang Lain
07. Semuapun Tahu Bahwa Jinyoung menomer satukan Jihoon
08. Sedikit Tidak Baik-baik Saja
09. Masih Ada yang Perhatian Padamu, Bae...
10. Jinyoung itu Kuat
11. Akan Berlibur ke Jeju
12. Sedikit Menuju Kerumitan
13. Mereka Bertiga
14. Perasaan Tidak Enak Guanlin
15. Susu Pisang
16. Penculikan?
17. Kejutan dari Jinyoung
18. Perlawanan Jihoon
19. Full of Flashback (a)
20. Full of Flashback (b)
21. Full of Flashback (c)
23. Full of Flashback (e)
24. Full of Flashback (f)
25. Full of Flashback (g)
26. Full of Flashback (h) (cepat)
27. Full of Flashback (i)
28. Setengah Masa Lalu dan Masa Sekarang
29. Penghabluran
30. Sangat Disayangkan
31. Plot Twis paling Gila dalam Hidupnya
32. Seorang Pembohong
33. Roda Itu Berputar
34. Akhir
LALU BAGAIMANA?
Memeluk Jihoon dan Jinyoung

22. Full of Flashback (d)

235 36 14
By Beraskukus


"J-jinyoungie.. kau.. a-apa tidak ingin eehm.. berkunjung ke rumahku--ayah Kai ya?"

"Eh?"

Aku sedikit berjingkat. Ditanyai seperti itu, aku bingung. Aku berusaha merangkai kata untuk menjawab, tapi masih nol. Aku belum tahu.


Kegiatan seminggu sekali-ku sedikit banyak berubah. Tau kan apa?

Aku tidak lagi bermain dan mengunjungi Jihoon hyung di panti asuhan. Tentu saja, sekarang hyung sudah menjadi anak dari Paman Kai dan Bibi Krystal. Tapi sayang, hal itu juga tidak membuatku mengunjunginya seminggu sekali di rumah barunya. Mama--yang biasanya mengantarku--terus-terusan punya alasan untuk menggagalkan keinginanku. Aku tidak tahu mengapa, tapi itulah yang terjadi. Mungkin masalah orang-orang dewasa itu menjadi alasannya ya?

Ah, sudahlah.


Jadi saat ini, aku benar-benar memanfaatkan waktu di sekolah dengan baik untuk bersama hyung. Aku ingin membayar hal yang tidak sempat kulakukan di lain tempat. Aku butuh hyung sebagai sahabat dan keluargaku. Tapi tetap saja, sebaik-baiknya waktu di sekolah, tetap saja seadanya. Ah, pokoknya waktuku bersama hyung jadi terbatas.


"Tidak ingin ke rumahku, Young?"

"Ah, apa hyung?"

Maafkan aku karena telah membuatmu mengulang pertanyaan hingga akan tiga kali, hyung... Aku hanya, masih perlu waktu untuk menjawab.



"Anu..." Hyung menggaruk kepalanya. "A-ayo berkunjung ke rumahku!"

"Wahhh! Sepertinya menyenangkan! Oke, baiklah!"

hmm.. andai. Andaikan aku bisa menjawab demikian dengan tanpa keraguan apa-apa. Aku akan menjawab demikian jika kemarin mama tidak berkata...

"Jinyoungie, nak, sekarang jangan terlalu dekat dengan Paman ya..." Mama mengusap kepalaku lembut.

"Paman Kai?" 

"Iya. Yang patuh ya, sayang..." Mama tersenyum sabar padaku. Membuatku mau tidak mau hanya mengangguk saja.



Sungguh aku tidak tahu maksud dari orang-orang dewasa.

Mereka menciptakan masalah rumit dengan saudara sendiri; saudara kandung. Membuat dugaan-dugaan tidak pasti yang justru menjadi batasan antara mereka. Mengapa sih mereka melakukannya? Aku saja dengan Jihoon hyung yang bukan saudara kandung tidak pernah punya masalah. Apa karena kami memang masih kecil ya? Saat dewasa nanti, mungkinkah aku dan hyung punya masalah yang membuat kami merenggang?


"A-anu hyung..." Sekarang aku yang menggaruk kepala. "Aku tidak bisa ke rumahmu.."

Sebelum aku menunduk, aku sempat melihat ekor mata hyung yang yang bergerak ke kanan-ke kiri ; random.


"Young, bagaimana kalau di kedai es krim dekat taman?"

"Hmmm..." aku menimang pertanyaan itu. "Mungkin bisa.."

Benar. Mungkin bisa. Jika di kedai es krim itu, kemungkinan bertemu Paman Kai akan sedikit, dan aku tidak akan melanggar larangan mama. Lagi pula, sudah lama tidak meluangkan waktu dengan hyung.



●●●●

Kami masih Sekolah Dasar, tentu saja tidak ingin menghabiskan seluruh uang jajan hanya untuk semangkok es krim spesial sekali lahap.hehehe. Jadi aku dan hyung hanya memesan dua cup es krim coklat vanilla. Begitupun sudah nikmat dan segar kok. Hyung yang memesannya dan menaruhnya di mejaku.

Hyung mulai bercerita tentang keluarga barunya dengan penuh semangat, sesekali berhenti karena memasukkan sesendok es krim ke mulut. Mata indahnya memancarkan kebahagiaan yang meletup-letup dan tangannya tak berhenti bergerak.

Serasa aku adalah hyung, aku tahu bagaimana rasanya. Aku tahu betapa menyenangkan dan mengharukan akhirnya mempunyai keluarga. Keluarga yang menanti kita sepulang sekolah, menyiapkan makan, memberi ucapan selamat tidur.


Melihatnya senang, aku jadi betah berlama-lama di sini. Maksudku, kedai ini cukup kecil, hal itu membuat aroma aroma es krim manisnya jadi mengumpul dan kuhirup semua. Tapi maaf, aroma manisnya mungkin membuatku mengantuk. Sebenarnya tidak terlalu menusuk hidung, tapi entah mengapa ini membuatku susah untuk membuka mata.

Kemarin aku tidak begadang, lalu mengapa mengantuk?

Sudah lima menit, dan mungkin aku sudah menguap sebanyak tiga belas kali.

Haruskah aku memesan es krim kopi agar tidak mengantuk? Ah jangan! Kata Papa, mengkonsumsi kopi saat masih mudah tidaklah baik. Lagipula, aku bahkan masih kecil. hmmm.



Aku mengucek mataku sebentar, tapi tidak berhasil. Aku masih sangat sangat mengantuk. Kantuk luar biasa yang membuatku juga malas untuk bergerak.

Aku menutup mataku perlahan karena tidak tahan. Tidak peduli ini di mana, yang jelas aku butuh tidur sebentar saja.

Tapi sebelum aku benar-benar tidak sadarkan diri, aku mendengar hyung mengatakan sesuatu...


"Maafkan aku, Jinyoung..."


Mungkinkah ini... efek obat tidur?


●●●●



Jujur aku masih mengantuk, tapi kupaksakan untuk membuka mata.

Sebuah ruang seperti garasi; hitam, dan cukup luas. Mengerikan. Aku bukan dalam posisi rebahan di kasur, bersantai, atau sejenisnya, tapi terduduk di kursi dengan tangan dan kaki yang diikat kencang. Mataku membelalak.



"Oh... sudah bangun?"

Samar-samar aku melihat sosok hitam muncul di balik pintu, bersama dengan bayangan bocah kecil yang mengikutinya di belakang.


"S-si-siapa?"

Suaraku menggema di ruangan tanpa perabot ini. Menambah kesan menakutkan yang mencekikku, kegelapan yang menggerogoti, dan sosok misterius yang menghantui. Aku menggigit bibir bawahku sendiri.

Sosok itu lebih mendekat lagi dan jantungku serasa akan melompat karena berdetak terlalu keras. Uh nyeri.

Tepat di atas kepalaku, ada lampu kecil yang berpijar redup. Sosok itu hampir menyentuh area terang di sekitarku. Aku semakin merinding dan penasaran. Tapi ini terlalu menakutkan.

Aku.. diculik? Ini penculiknya?





"Bagaimana kabarmu, Jinyoungie?"

Astaga. Suara itu... Suara dari pamanku yang maskulin...



"Sehat-sehat saja, Jinyoung?"

Tidak salah lagi.


Paman mendekatiku dan berjongkok. Lalu mengusap surai hitamku pelan, seperti yang dulu selalu ia lakukan saat bertemu denganku. Disela aktivitasnya--di tengah cahaya remang--Paman tersenyum ramah dan manis padaku. Namun aku justru merinding dua kali lipat.



"Pa-paman Kai?"

"Maaf ya, Jinyoungie.." Senyumnya semakin lebar. "Ini tidak akan menyakitimu, tapi.. ikuti perkataan paman ya."

Perutku berdesir aneh, mual, menggelitik kaku, ingin muntah. Menegangkan, sampai-sampai rasanya seperti bahuku sedang di sisir dengan garpu rumput saat paman mengusap punggungku.
Sungguh. Ini kejadian yang tak akan kulupakan dalam hidupku.

Paman Kai menoleh ke belakang lalu menggandeng sosok bayangan kecil di belakangnya agar sejajar dengan paman.

Mataku menyipit lagi.


Perlahan, cahaya lampu kecil mulai menyoroti bayangan di hadapanku. Lebih dekat lagi, dan siluet hitam itu mulai berubah. Bayangan hitam itu tidak lagi berwujud bayangan. Ia menampakkan wujud aslinya sebagai manusia, manusia yang sangat ingin aku perjuangkan agar mendapat kebahagiaan dan selalu di jalan penuh bunga; Jihoon hyung. Itu Jihoon hyung. Park Jihoon.



"H-hyung?" suaraku tertahan di tenggorakanku sendiri.

Tangan besar Paman Kai berpindah dari kepalaku ke surai Jihoon hyung. Sama seperti memperlakukanku tadi, paman tersenyum manis dan mengusap surai coklat hyung.



"Jihoon pintar..." Paman tersenyum lebih lebar.


"...Terima kasih sudah membawa Jinyoung untuk papa."





Uh. Aku merasa dikhianati.




Gaes... aku tahu cerita ini bermuluk-muluk dengan alur yang tidak jelas. Tapi aku masih ingin melanjutkan cerita ini sampai akhiir :'')

Maafkan akuuu

Continue Reading

You'll Also Like

513K 48.8K 62
Mengenai HUANG RENJUN yang terpaksa menggantikan posisi kembaranya yang tiada karena sebuah kecelakaan untuk menjadi asisten pribadi seorang NA JAEMI...
Rantai Obsesi By malam

Mystery / Thriller

46.6K 4.1K 18
(BUKAN NOVEL BL) Dulu, dia adalah sosok yang kuat tegas, berkuasa, dan tak tersentuh. Tapi segalanya berubah ketika keluarganya membalas semua perbu...
379K 39.4K 87
"Nana dulu, Nana lagi, Nana terus. Intinya, selama ada Nana, kenapa tidak gue manfaatkan?" -nono "Darah tinggi gue ngadepin orang kayak Jeno. Bisa-bi...
30.6K 4K 19
Dulu, mereka adalah bagian dari dunia bawah, mafia tanpa nama, ahli dalam tipu daya, kekerasan, dan bayang-bayang. Sampai sebuah insiden ledakan di t...