Ashhhhhhhhhhh, sakit sangat sakit sekali, apa yang sedang joan lakukan.
Kenapa ada darah banyak sekali, perih, sakit, keram, jadi satu.
Aku tak kuasa menahan sakit yang joan berikan.
Seketika aku pingsan, dan tak tau apa pun.
Ku buka mata ku pelan.
Ku lihat pria tampan duduk di depan ku dengan wajah sangat kawatir.
"sayang, udah bangun", sambil menampil kan senyum bahagia.
"kamu jangan banyak gerak dulu, kata dokter kamu harus banyak istirahat", lanjut nya, mencegah ku yang ingin duduk.
Aku pun kembali berbaring di ranjang.
Kudapati wajah pria yang ku cintai itu penuh penyesalan.
Menggenggam tangan ku erat, dan sesekali mengecup nya.
"hmm, hal bodoh apa yang ku lakukan padamu sayang", sambil membenamkan wajah nya ke tangan ku.
Dia mendekatkan wajah nya ke wajah ku sambil berbisik.
"maaf kan aku honney", dengan mimik wajah penuh penyesalan, dan kantung mata yang sudah tak sanggup menampung air mata nya.
"maaf kan aku baby, aku kekanak kanakan", dia tak kuasa meluap kan penyesalan nya.
Aku mengelus rahang nya yang kuat dan kokoh, sambil tersenyum.
"gapapa sayang", ucap ku singkat, sambil mengusap air mata nya.
Belum pernah ku lihat seorang pria menangis seperti ini padaku.
"sudah ah jangan menangis, dasar cengeng", ucap ku menghibur nya.
Dia tersenyum gemas ke arah ku.
Mencium ku, dan tiba tiba berhenti.
"stop, kamu belum mandi", ucap nya membalas lelucon ku.
Satu hantaman kecil mendarat di dada bidangnya.
"ishh dasar", ucap ku kesal plus gemas.
"aduh", ucap nya pura pura sakit.
"apa lu, apa", ucap ku menggodanya.
"heh kamu, jangan lupa ya saya ini boss kamu, jangan macem macem kalo tidak mau saya pecat", ucap nya mengancam, dengan mimik wajah yang di buat se tegas mungkin.
"ah, iya boss maaf kan saya, jangan pecat saya, nanti kekasih saya bersedih", ucap ku sambil merapat kan kedua telapak tanganku memohon ampun.
"kekasih?", seketika dahi nya mengkerut.
Cerita ini lanjut ato engga ges? 😗💖❤️