抖阴社区

Home : (Mingyu Seventeen)

By Sskyshingyu

53.5K 7.2K 1.3K

Sejauh apapun kita pergi, akan ada namanya pulang. Ke rumah. Dan.. Jadikan aku itu More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11

12

519 39 6
By Sskyshingyu

Denger kabar ga mengenakan itu bikin gue langsung berangkat malam itu juga. Sendirian, naik kereta yang untung jadwalnya saat itu juga ada. Ga mikirin apapun lagi, cuman bawa baju beberapa lalu pergi gitu aja. Pikiran gue saat itu hanya Minhyun dan Minhyun, khawatir parah sampe gue terus-terusan nangis selama gue di kereta.

Untungnya pas gue sampe sini, Minhyun udah ditaro di ruang rawat. Dia udah dapet penanganan cepat dan untung juga ga ada luka serius. Hanya lecet dan memar di beberapa bagian tubuhnya, udah CT Scan juga dan ga ada luka di kepala atau dalam tubuh lainnya.

Seperti biasa, ibu sama ayahnya menyambut baik ketika gue datang. Mereka nyampe beberapa jam sebelum gue datang.

"Maafin ibu ya, Uyong! Ibu juga panik banget dan langsung berangkat, pas ditengah jalan baru keinget kalo Uyong belum ibu kabarin." katanya begitu gue datang.

Gue peluk dia erat. "Iya ibu, gapapa. Makasih banyak udah ngasih tau."

"Maaf sekali lagi kalo akhirnya kamu harus repot-repot datang kesini."

"Ibu, Minhyun kan pacar aku. Masa iya aku ga kesini ketika dia dapet musibah."

"Kerjaan kamu gimana, nak? Boleh ijin?"

"Ibu ga usah khawatir."

Kita berdua duduk di salah satu sofa di dalam ruangan Minhyun, dia masih terpejam erat. Ada beberapa luka juga yang hadir di wajah tampannya. Tapi apapun itu, gue sangat bersyukur karena Minhyun ga terluka parah.

"Ayah dimana, bu?"

"Ayah lagi ngurus administrasi Minhyun, adek ga ikut karena besok ada ujian. Jadi cuman ibu sama ayah."

Gue ngangguk tipis. "Minhyun kenapa sih, bu? Gimana ceritanya?"

Ibu ngehela nafas sejenak sebelum dia mulai cerita, matanya berkaca-kaca. Ya gue paham sih dia pasti syok dengan kejadian tidak mengenakan ini yang menimpa putra sulungnya. Jujur, gue pun merasa amat bersalah karena mengabaikan panggilan Minhyun tadi karena memprioritaskan untuk bantuin Mingyu siap-siap.

Pacar yang tolol!

"Minhyun kayanya kecapean atau faktor mengantuk. Tadi dia nabrak trotoar dan berakhir nabrak pohon, kecelakaan tunggal. Untung Minhyun pake helm soalnya kata dokter kalo sampe kepalanya kena benturan langsung, Minhyun mungkin ga selamat. Karena motornya rusak parah, Uyong. Ibu panik banget, pikiran udah jelek aja. Tapi untungnya Tuhan masih melindungi Minhyun."

Hati gue langsung terasa ngilu. DIsana Mingyu yang notabene hanya temen gue, gue urusin dengan sangat baik. Sementara pacar gue sendiri disini terabaikan. Mungkin emang bener harus stop pertemanan kaya gini sama Mingyu. Gue sama Minhyun udah punya planning ke jenjang serius, harusnya gue menggantungkan hidup pada Minhyun, bukan Mingyu.

"Ibu, Uyong bakal jaga Minhyun disini. Ibu sama ayah pulang aja. Disini pasti kalian susah tidur. Keadaan Minhyun udah cukup baik tinggal nunggu dia sadar."

"Uyong juga pasti cape abis perjalanan jauh. Gapapa ibu temenin."

"Uyong ga tega kalo ayah sama ibu harus tidur di sofa. Gapapa Minhyun juga pasti sadar besok pagi, bu. Biar Uyong yang jaga."

Awalnya ibunya ragu, cuma akhirnya dia menyetujui. Beberapa menit kemudian ibu sama ayah pamit pulang meninggalkan gue dan Minhyun.

Perlahan gue beranjak mendekat ke arahnya, ada beberapa luka disana namun lagi-lagi gue bersyukur itu ga parah. Ga bisa dibayangkan gimana jadinya gue kalo sampe Minhyun kenapa-napa. Dia berharga sekali dan sangat gue butuhkan.

"Maafin aku, Minhyun!" lirih gue mengecup punggung tangannya lembut.

Merasa bersalah banget dengan segala hal yang terjadi pada Minhyun sekarang. Kenapa ko gue bisa sangat tega dan ga mikir ya? Kenapa harus terus menomorsatukan Mingyu dibanding Minhyun? Bisa mengurusi segala hal tentang Mingyu tapi mengabaikan pacar gue sendiri.

Dan parahnya, kita ciuman.

Terbuai suasana dan pengaruh iblis atau mungkin gue yang kaya setan? Bisa-bisanya membiarkan Mingyu menjamah lebih dari batas wajar seorang teman. Mingyu emang selalu sanggup untuk menghipnotis gue dari dulu sampe gue ga berdaya dibawah kendalinya. Kalo dipikir emang sejahat itu gue sama Minhyun. Berkedok pertemanan dengan Mingyu padahal aktivitas kita udah sangat lazim disebut sebagai perselingkuhan.

Emang, pertemanan gue dan Mingyu udah ga bisa diteruskan dengan gaya pertemanan seperti ini.

Drrtt! 

Mingyu telepon gue.

Tidak ada niat untuk angkat, bukan karena gue jadi ikutan marah sama Mingyu. Tapi emang ga ada gairah untuk angkat teleponnya. Untuk saat ini prioritas gue adalah Minhyun.

***

Gue terbangun ketika merasa ada sinar yang makin terang berusaha menerobos celah-celah mata. Udah pagi dan semalem gue udah izin sama atasan untuk ga masuk hari ini. Setidaknya sampe Minhyun udah sadar.

"Morning, cantik!"

Agak sedikit terkejut tapi pemandangan pagi ini sangat membuat gue bahagia. Minhyun udah tersenyum manis di ranjangnya dengan remote tv yang ada ditangannya. Dia udah bangun sambil nonton tv. 

"Kenapa kamu ga bangunin aku?" tanya gue yang beranjak jalan ke arahnya.

"Aku mana tega bangunin kamu yang udah jauh-jauh kesini. Nyampe jam berapa semalem?"

"Aku ga inget, boro-boro mikirin jam. Aku khawatir banget, untungnya ada jadwal kereta."

Minhyun senyum dengan gelagatnya yang nyuruh gue mendekat, dia cium kening gue. "Makasih, sayang. Maaf kalo kamu harus jauh-jauh kesini karena aku."

"Ngomong apa sih kamu? Kamu pacar aku! Terus aku harus bobo cantik di rumah sementara jagoan aku disini kecelakaan?"

Dia ketawa pelan denger omelan gue pagi-pagi. "Iya iya. Makasih ya? Aku laper, sayang. Boleh minta disuapin ga?"

"Dengan senang hati dong. Sebentar ya aku mau cuci muka sikat gigi dulu."

Sebentar gue tinggalin Minhyun untuk sekedar bersih-bersih, malu nanti pas lagi nyuapin Minhyun malah bau mulut kan ga lucu. Selalu bawa hp juga tidak lupa. Semalem sengaja gue silent hp karena ga mau Minhyun keganggu. Sudah pasti kalian tau jawabannya bahwa Mingyu spam chat dan telepon.

Gue natap layar ponsel dengan pandangan sedikit kaget. 76 video call tak terjawab, 122 voice call, dan 453 pesan.

Mingyu gila!

Ketiga gue baca satu persatu chatnya, kebanyakan dia hanya spam 'P', bertanya dimana gue berada dan ternyata dia ke apartement gue karena ga ada jawaban dari gue. Ya gue ngerti Mingyu pasti panik karena gue ga ngasih kabar apapun, ditambah gue ga ada di apartement.

Drrtt!

Lagi-lagi Mingyu telepon. Oke, gue akan angkat. Karena mungkin Mingyu ga tidur karena panik ketika melihat dari jam-jam dia menghubungi gue.

"LO DIMANA, ASTAGA?!"

Baru aja gue angkat, dia udah teriak. "Maaf! Gue lagi di Minhyun, dia kecelakaan semalem dan gue langsung kesini."

"Ga bisa lo ngabarin gue beberapa detik? Lo tau ga gue udah kaya orang gila panik nyari lo?!"

"Iya maaf. Tapi gue beneran ga fokus hal lain, gue khawatir sama Minhyun banget."

"Ya tapi tetep aja harusnya lo tidak mengabaikan panggilan gue, Sungyoung!"

"Mingyu, gue liat hp aja engga. Gue fokus sama Minhyun, lo paham ga sih?" sedikit gue berbohong supaya ga keliatan salah banget.

"Gue ga tidur semaleman karena khawatir. Gue telepon semua temen-temen lo dan mereka ga ada yang tau. Mikir ga lo gimana paniknya gue?"

"Gue nyuruh?"

Mingyu terdiam disana. Apa gue terlalu kasar?

"Serius lo bilang gitu? Serius respon lo kaya gitu?"

"Mingyu..."

"Gila ya? Gue ga tau lagi harus ngomong apa. Gue dines seharian, ga tidur karena khawatir sama lo."

"Ga gitu maksud gue."

"Ya udah kalo lo risih gapapa. Gue ga bakal ganggu lo."

"Lo mau dimengerti terus! Posisi gue disini juga harusnya bisa lo maklumin, Mingyu."

"Tapi lo ga bilang lo dimana dan ngapain, gue mana tau lo ternyata nyamperin cowok lo yang kecelakaan. Kalo ternyata lo diculik atau dalam bahaya, gimana?"

"Gue udah terlalu besar untuk bisa jaga diri sendiri, Mingyu. Kalaupun gue dalam bahaya, yang pertama kali gue hubungi adalah Minhyun, bukan lo."

"Kalo lo dalam bahaya, lo ga mungkin bisa ngontek orang. Kalopun iya Minhyun yang lo hubungi, lo keburu mati! Dia jauh disana sementara gue disini sama lo. Kalo mau bucin, ngotak dikit! Gini-gini gue selalu ada buat lo!"

"Kenapa lo jadi nyewot sih? Kenapa sih Mingyu? Kenapa kayanya rumit banget pertemanan kita? Kenapa lo harus bereaksi keras ketika gue dengan cowok gue sendiri? Pertemanan ini salah! Gue lebih sering ngurusin lo juga dibanding cowok gue, gue juga selalu ada buat lo ya!"

"Sungyoung, lo tuh anjing tau ga!"

Lalu tiba-tiba dia matiin teleponnya.

Apa ini akhir dari pertemanan kita?

Continue Reading

You'll Also Like

340K 30.1K 121
- Berisikan fake chat member jkt48 - Kapal-kapal ghaib - Romance -17+ -Remaja - GxG - Fiksi
297K 23.7K 18
Sekuel After Graduation Romance Story Ada moment, Ada cerita馃
74.4K 4.1K 15
"Lo gak capek cuma liat dari jauh?" "Selama dia bahagia, itu cukup..."
Time By I'm Aqua

Fanfiction

211K 42.7K 81
Waktu adalah sebuah rahasia langit. Tapi yang pasti, waktu tidak akan terus berputar. Ada kalanya suatu saat waktu seseorang terhenti. Maka ketika ad...