PSYCHO ||NoMin|| ✔️

By ia_jenojaem

629K 58.8K 3.1K

[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠... More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 (END)
NOTE!!!
WARNING!!!
DUAAARRR!!!

09

19.4K 2.2K 252
By ia_jenojaem

Typo bertebaran~
Happy reading!

.
.
.

Di minggu sore yang cerah, keadaan Cafe milik paman Renjun benar-benar sangat ramai. Para karyawan sibuk kesana-kemari mengantarkan pesanan pelanggan. Jaemin sedang menyeka keringat di pelipisnya setelah dapat mengistirahatkan kakinya yang pegal hingga tiba-tiba saja Haechan menyenggol lengannya pelan.

"Ada apa?", tanya Jaemin heran.

"Kau lihat itu?", tunjuk Haechan ke salah satu sudut Cafe. "Lelaki itu terus memperhatikanmu sedari tadi", lanjutnya.

"Lelaki yang mana?"

"Itu. Yang memakai coat abu-abu", kata Haechan lebih detail. "Jangan-jangan dia tertarik padamu?". Haechan menaik-turunkan alisnya.

"Eh, mana mungkin? Jangan mengada-ada!", bantah Jaemin. "Jangan-jangan dia malah memperhatikanmu?", tambahnya kemudian. Haechan hanya berdecak kesal sambil merotasikan bola matanya.

"Dia memperhatikanmu sedari tadi, bukan aku! Jadi, ada kemungkinan dia tertarik padamu, Jaemin-ah", kata Haechan yang kemudian menyentuh punggung Jaemin dan mendorongnya pelan. "Pergilah ke sana dan tanyakan pesanannya, karena sedari tadi dia hanya diam tanpa memesan apapun!".

Jaemin yang sebenarnya masih enggan, mau tidak mau harus melangkahkan kakinya sesuai arahan Haechan. Karena bagaimana pun juga, pelanggan adalah raja.

"P-permisi... Ada yang ingin Anda pesan, Tuan?", tanya Jaemin sambil tersenyum canggung. Lelaki yang sedari tadi dibicarakan oleh Haechan itu pun mendongakkan kepala dan iris kelamnya bertabrakan langsung dengan iris cokelat milik Jaemin.

"Ya... Secangkir latte hangat dan cheese cake", ucap suara baritone itu dengan tenang. Jaemin pun mencatat pesanannya.

"Baiklah, silakan tunggu sebentar, Tuan!"

Jaemin hendak pergi sebelum lelaki itu kembali berbicara.

"Hey, tunggu sebentar! Bisakah... Bisakah kau juga yang mengantarkan pesananku kemari? Aku hanya ingin kau duduk dan mengobrol denganku sebentar", ucap lelaki itu masih dengan ekspresi yang tenang.

"Maaf?". Jaemin menaikkan sebelah alisnya bingung. Apakah tadi dia salah dengar?

"Aku datang sendirian ke Cafe ini, dan aku membutuhkan teman mengobrol. Apakah kau keberatan? Bukankah kenyamanan pelanggan adalah prioritas di sini?", katanya. Jaemin pun terdiam.

"T-tapi, Tuan. Cafe sedang ramai dan aku-"

"Sangat disayangkan", selanya dengan nada kecewa. "Aku hanya ingin mendapatkan pelayanan terbaik di Cafe ini. Ku pikir lain kali aku bisa kembali lagi kemari bersama teman-temanku. Oh, ataukah kau menginginkan tip yang besar?".

Jaemin mengepalkan tangannya sebelum menghembuskan napas kasar. Dia sebenarnya enggan berurusan terlalu lama dengan pelanggan seperti pada kasus saat ini. Oh ayolah, Jaemin bahkan tidak peduli apakah dia akan diberi tip atau tidak. Namun sekali lagi, jika atasannya tahu bahwa dia tidak memperlakukan pelanggan dengan baik, maka dia bisa dipecat.

"Bukan begitu maksudku, Tuan. Aku bahkan tidak masalah jika kau memberiku tip atau tidak", bantah Jaemin halus. "Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu", lanjutnya kemudian. Lelaki itu pun tersenyum manis setelah mendengar perkataan Jaemin.

"Bolehkah aku tahu namamu?", tanyanya sambil menyodorkan tangan ke hadapan Jaemin. Mau tidak mau, Jaemin membalas jabatan tangan tersebut.

"Na Jaemin".

"Oh, nama yang bagus. Seperti dugaanku", ucapnya. "Aku Hwang Hyunjin. Senang berkenalan denganmu, Jaemin-ssi".

"Ya..."

Setelahnya tidak ada percakapan yang berarti. Jaemin kembali melanjutkan tugasnya untuk menyediakan pesanan  lelaki yang bernama Hyunjin itu dan kemudian kembali lagi ke meja tersebut untuk menemani Hyunjin.

Seperti biasa, mengantarkan Jaemin pulang adalah rutinitas baru bagi Jeno akhir-akhir ini. Mereka berjalan beriringan sembari memulai obrolan ringan.

"Jaemin-ah".

"Ya?"

"Kalau boleh tahu, siapa laki-laki yang tadi sore kau temui di Cafe?", tanya Jeno tanpa basa-basi.

"Oh, itu... Entahlah, aku juga tidak tahu betul siapa dirinya". Jaemin menggaruk tengkuknya canggung. "Maksudku, dia adalah seorang pelanggan yang memintaku menemaninya mengobrol karena merasa kesepian. Jadi, mau tidak mau aku harus melakukannya. Karena pelanggan adalah raja, bukan begitu?".

Jeno hanya mengangguk kecil mendengar jawaban tersebut sampai Jaemin kembali memekik kecil ketika mengingat sesuatu.

"Ah! Namanya Hwang Hyunjin", kata Jaemin antusias. Tanpa tahu bahwa hal itu membuat Jeno mengepalkan tangannya.

"Oh, apakah menurutmu dia pria yang baik dan... tampan?", tanya Jeno asal. Seketika pipi Jaemin sedikit bersemu.

"Ya, dia pria yang baik dan tampan", lirihnya. "Tapi..."

"Tapi?", desak Jeno penasaran. Jaemin masih enggan membuka suaranya, membuat Jeno bungkam dan berinisiatif untuk melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"T-tapi... Kau bahkan lebih baik dan lebih tampan darinya", cicit Jaemin yang segera menyembunyikan kedua pipinya yang memanas. Jeno pun berhenti dan menoleh.

"Apa? Kau mengatakan sesuatu, Jaemin-ah? Aku tidak mendengarnya".

Jaemin hanya menggeleng cepat dan menyamakan langkahnya dengan Jeno. Dia tidak mungkin mengulang kata-katanya yang barusan, kan?

Tanpa disadari oleh Jaemin, Jeno hanya mengulas senyuman kecil di sampingnya.

Di sisi lain, seorang lelaki manis tengah bersembunyi di balik tembok yang berpencahayaan minim. Dia hendak menelepon seseorang, namun pergerakannya harus terhenti karena dia merasakan sebuah benda dingin yang menempel di pelipisnya.

"Mau apa kau?", tanya suara rendah yang berasal dari balik punggungnya. Terdapat deru napas seseorang pula yang menggelitik kulit lehernya.

"Letakkan kembali ponselmu, Lee Haechan!", ucapnya lagi sambil menekankan ujung pistolnya ke pelipis lelaki yang tak lain adalah Haechan itu. Haechan hanya mendesis pelan dan menurunkan ponselnya.

"Jangan ikut campur urusanku, Mark-ssi!", ucap Haechan memperingatkan.

"Urusanmu? Bukankah sudah ku katakan bahwa tujuan kita dalah sama namun kita berada di kubu yang berbeda? Jika itu adalah urusanmu, maka aku yang harus menghancurkannya", jawab Mark tak kalah mematikan. Haechan pun menggeram kecil hingga gigi-giginya bergemelatuk.

.
.
.
TBC

Maaf ya karena telat update :")
Kemarin aku terlalu fokus dengan beberapa kabar mengejutkan yang datang bertubi-tubi. Ah syudahlah, sampai ketemu di chapter berikutnya!

Ps: 100 votes, auto up!!!

Nay 💚💚
14 Januari, 2020

Continue Reading

You'll Also Like

18.8K 2.2K 19
Lika-liku kisah Kahuna kecil dan kedua 'teman' kembar-nya warn! bxb haechan centric; harem Jn, jm = 🔝 Hc = ⬇️
971 184 30
Friendship, love, addict, obsession. And I think we're all about to lose our minds. ---------------- Ini ada unsur nominnya guys, wkwkwk jangan salaa...
147K 14.7K 23
[COMPLETE] "Na,mau ngga jadi pacar gue?"-ljn "mau"-njm "hah, gimana?"-ljn "hah,apanya?"-njm About lee jeno si anak brandalan yang jatuh cinta pada pe...
11.7K 1.1K 10
"Jaemin-ah, aku janji akan membawakan dunia untukmu." "Mwo? Dunia? Kau ini kenapa Lee Jeno?" "Jaemin-ah, jeongmal mianhaeyo. Aku benar-benar menyesal...