Bukan tidak mungkin jika seseorang yang bahkan tidak dekat dengan kita, ternyata Ia yang setia menemani.
.
.
.
.
"Apa ini cukup? Apa lagi yang harus ku siapkan?"
"Eoh, bawa ini. Ini akan terlihat sangat cocok untuknya"
"Kecilkan suaramu, kau akan membangunkannya sebelum kita keluar"
Jisoo mengangguk tanda mengerti.
"Aahh selesai. Kurasa ini sudah cukup"
"Baiklah, kurasa saatnya kita keluar"
Dengan langkah penuh kehati-hatian mereka—Jisoo dan Hyemi, keluar dari kamar Jiwon tanpa berniat membuat suara sedikitpun. Terlepas perdebatan yang sempat mereka lakukan saat tengah mengemas pakaian untuk Jiwon.
Jin benar-benar pria paling handal dalam menyiapkan kejutan—untuk sang adik tentunya.
Menaikan koper pakaian Jiwon kedalam bagasi mobil. Kini semua barang persiapan sudah siap memainkan perannya.
Meja makan. Kini semua menunggu Jiwon terbangun untuk memberikan kejutan. Tidak. Bukan karna Jiwon tengah berulangtahun. Hanya saja ini semua Jin persiapkan agar Jiwon merasa senang.
07.20
Belum ada tanda-tanda suara dari kamar Jiwon.
07.45
Hening. Tidak ada perubahan apapun selain suara ketukan jari tangan yang Yoongi lakukan.
07.55
Semangat yang awal tersirat. Kini menciut.
08.20
"Jin hyung, sampai kapan kita menunggu? Apa tidak sebaiknya Jiwon dibangunkan?" Jungkook mulai bosan dengan acara menunggunya.
"Jin hyung, bolehkah aku membangunkan nya?" Suara berat yang berasal dari Taehyung membuat semua yang berkumpul menujukan mata padanya.
Tidak terkecuali Minhyun. Ia menatap malas seraya memberi senyum kecut.
"Eoh. Benar. Kejutan pertama Jiwon—dibangunkan oleh kekasihnya" ucap Jin dan membuat Taehyung bangkit dari kursinya.
"KEKASIH?!" satu kata yang diucapkan secara serentak oleh para penghuni meja makan. Selain Jin dan Minhyun tentunya.
"Ada apa? Kenapa kalian begitu terkejut?" cetus Jin yang tengah bingung dengan reaksi anak-anak muda itu.
"Taehyung dan Jiwon?" ucap salah satu dari mereka.
"Tidak mungkin" timbal Yoongi spontan.
"Kenapa? Apanya yang tidak mungkin?.." Taehyung angkat bicara.
"..kalian pikir Jin hyung berbohong?" Taehyung meneruskan.
"Daebak. Bagaimana bisa? Kau tidak pernah cerita apapun padaku. Sial!!" Pria bergigi kelinci itu terkejut bukan main.
Minhyun. Hanya ia yang tetap diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun melihat apa yang tengah terjadi dihadapannya.
"Kalian tunggulah disini. Aku akan segera membangunkan nya" dengan santai Taehyung menuju kamar Jiwon.
Dengan semua orang yang Taehyung tinggalkan dengan raut wajah yang masih sangat tidak mengerti atas apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka—Taehyung dan Jiwon.
.
.
.
Membuka pintu secara perlahan untuk memastikan keadaan. Benar saja, gadis itu masih tertidur pulas tanpa ada niat sedikitpun diwajahnya untuk tersadar.
Berjongkok ditepi ranjang untuk menyetarakan wajah gadis itu. Taehyung ingin sekali menyentuh wajahnya. Menilik dengan seksama garis wajahnya tanpa tertinggal sedikitpun.
Taehyung menyentuh pipi Jiwon dengan telunjuknya, "Ireona" ucap namja itu lembut.
Tidak ada pergerakan sama sekali dari sang gadis. Lelah. Mungkin rasa lelah membuat kedua matanya enggan untuk terbuka.
Terlebih, setelah semua yang terjadi kemarin, mungkin semalam Jiwon terjaga karena masih memikirkan Soohyun.
Kini, Taehyung mengambil langkah lain. Berjalan menuju jendela kamar lalu membuka sedikit gorden sehingga cahaya matahari masuk tepat mengenai wajahnya.
Kini Jiwon berusaha menghalangi cahaya yang masuk mengenai wajahnya dengan tangan.
Melihat aksi Jiwon yang masih berusaha tertidur lagi, dengan cepat Taehyung membuka seluruh gorden hingga cahaya masuk memenuhi kamar Jiwon.
Dengan kesal Jiwon membuka matanya dengan rasa ingin memaki sang pelaku yang awalnya Ia kira adalah Jin sang kakak.
"Oppa berhenti mengganggu.." kalimatnya terputus saat kedua matanya mendapati Taehyung yang sedang berdiri dengan wajah jahilnya.
"Oppa? Coba katakan sekali lagi" ucap Taehyung jahil.
Jiwon yang masih terkejut membulatkan matanya tak percaya dengan siapa sosok pria yang berada didalam kamarnya saat ini.
"Kaau??? Sedang apa dikamarku??" dengan cepat Jiwon melemparkan bantal dan bergegas lari mencari keberadaan Jin.
Taehyung yang melihat aksi gadisnya tak dapat menahan tawa.
"Oppa!!! Bagaimana dia bisa berada dikamarku???"
Seketika langkah kakinya terhentikan saat melihat semua sahabat dan Jin sedang berkumpul dimeja makan.
"Kejutaaann!!" ucap Jisoo dan Hyemi bersamaan.
"Waahh lihat dia. Kami sudah berjam-jam disini hanya untuk menunggu mu bangun Jiwon-Ssii" ucap Namjoon dengan menggelengkan kepalanya.
Jiwon tak berkutik. Ia masih terkejut dan tak mengerti dengan situasi yang terjadi dihadapannya saat ini.
Hingga tak lama sesosok pria yang tak asing keluar dari kamarnya dan menghampiri semuanya.
"Oppa jelaskan padaku, apa maksud dari semua ini. Dan kenapa kau mengizinkan pria itu masuk kedalam kamar ku??" Ucap Jiwon tanpa jeda dengan mengarahkan jari telunjuknya ke aras Taehyung.
"Kejutan" ucap Jin singkat.
Jiwon yang masih tak mengerti terus mengekspresikan raut wajah bingungnya.
"Kejutan? Hari ini bukan hari ulangtahunku, apa kau lupa?"
"Apa kakak mu ini harus menunggu adiknya ulang tahun untuk memberi kejutan?"
"Tapi kenapa pria itu berada dikamar ku oppa??"
Taehyung yang merasa dirinya menjadi seorang tersangka kini mulai tak terima.
"Aku hanya datang untuk membangunkan mu, kenapa kau bertingkah seolah-olah aku melakukan suatu hal yang mengerikan, eoh??" Taehyung melipat kedua tangannya.
"Bukankah dia kekasih mu? Jadi aku izinkan dia membangunkan mu" Ucap Jin tersenyum.
"Tapi oppa.."
"Ayolahh, sampai kapan kita harus menunggu perdebatan kalian? Kami sudah cukup lama menunggu mu bangun Jiwon-ahh" Jungkook memotong kalimat yang belum sempat Jiwon selesaikan.
"Sebaiknya kalian berdua segera urus sahabat kalian untuk segera bersiap-siap" Yoongi mendorong Jisoo dan juga Hyemi untuk segera membawa Jiwon kembali kekamarnya.
"Baiklah-baiklaah" Jisoo segera menarik tangan Jiwon kembali kekamarnya.
"Tapi, kemana kita akan pergi?" tanya Jiwon.
"Nanti akan ku jelaskan sambil kau bersiap-siap" ucap Hyemi sambil menutup pintu kamar sang pemilik.
.
.
.
.
.
Dua mobil telah Jin siapkan. Dengan Jin yang akan mengemudikan mobil pribadinya, dan satu mobil lagi dikemudikan oleh Minhyun sang pemilik.
Jin, Yoongi, Jimin dan Namjoon berada disatu mobil yang sama. Dan sisanya berada dimobil yang Minhyun kendarai.
"Ji, duduk didepan" Ucap Minhyun membukakan pintu.
Dan tanpa permisi Taehyung masuk dan menempati kursi yang Minhyun persilahkan untuk Jiwon.
"Sebaiknya aku disini, kita bisa bergantian jika kau lelah" Taehyung tersenyum.
Minhyun yang enggan berdebat membuanh nafas kasar sambil melirik Jiwon.
"Terserah"
Jiwon yang merasa situasi saat ini sedikit menegangkan kini menghampiri Minhyun.
"Apa kau masih marah? Maksudku, soal hubungan ku dengan Taehyung. Aku akan menjelaskan semuanya padamu, hmm?"
"Baiklah, jelaskan" ucap Minhyun melipat kedua tangannya.
"Hubungan ku dengan Taehyung sebenarnya hanya.."
TIIINNN.. TIIINNN..
Suara klakson mobil mengejutkan Jiwon dan Minhyun.
Lagi-lagi Taehyung berhasil membuat aliran darah Minhyun meningkat. Dengan memejamkan kedua matanya, Minhyun kembali menghembuskan nafas dengan kasar.
"Jelaskan padaku saat kita sampai. Sepertinya kekasih mu tidak suka melihat kita berdua" lalu Minhyun meninggalkan Jiwon masuk kedalam kursi pengendara.
Situasi macam apa ini? Kini Jiwon semakin tidak mengerti kenapa sahabatnya bersikap seperti ini.
.
.
.
Tidak ada canda tawa didalam mobil yang Minhyun kendarai selama perjalanan menuju pantai.
Jungkook, Jisoo dan Hyemi pun tidak mengerti situasi apa yang terjadi diantara mereka bertiga.
Banyak hal singkat yang belum mereka ketahui tentang Soohyun dan juga hubungan yang Taehyung dan Jiwon jalin sampai saat ini.
Sesampainya dihotel yang sudah Jin siapkan, mereka membawa barang bawaan mereka masuk kedalam kamar.
3 kamar yang Jin pesan.
1 kamar dihuni oleh para gadis.
1 kamar dihuni oleh Jungkook, Jimin, Yoongi, dan juga Namjoon.
Dan 1 kamar lagi dihuni oleh Jin, Minhyun dan juga Taehyung.
"Ji, kau harus menjelaskan semuanya pada kami. Apa yang terjadi dengan kau dan Taehyung? Ini hampir tidak masuk akal" Jisoo segera menarik lengan Jiwon duduk disalah satu ranjang.
"Sebenarnya, aku juga tidak begitu mengerti dengan hubungan ku dengan Taehyung. Ini terjadi karena Soohyun" dengan menundukkan kepala, Jiwon rasa cepat atau lambat sahabatnya harus tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Ahh benar, kenapa dia pergi tiba-tiba tanpa salam perpisahan. Apakah neneknya sakit sampai dia sangat terburu-buru?" ucap Hyemi sambil mengambil baju ganti yang akan Ia kenakan saat kepantai.
Jiwon mengambil nafas dalam dengan memejamkan matanya.
"Sebenarnya Soohyun adalah orang yang kita cari selama ini" ucap Jiwon nyaris tak terdengar.
Kedua sahabatnya seketika membeku. Masih belum yakin dengan apa yang Jiwon katakan beberapa detik yang lalu. Mereka menghampiri Jiwon tanpa mengatakan apapun, menunggu Jiwon melanjutkan ceritanya.
Akhirnya semua beban yang Jiwon simpan sendiri, kini Ia bagi kepada kedua sahabatnya. Dengan air mata dan bibir yang berusaha tersenyum, Jiwon menceritakan semua yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Tentang Soohyun dan juga hubungannya dengan Taehyung.
"Tidk mungkin" Jisoo yang masih tidak ingin percaya merebahkan tubuhnya pada kasur yang sedang Ia duduki.
Kini ketiga gadis tersebut hanya dapat memandang langit-langit kamar hotel yang mereka tempati.
"Ji, kenapa kau menyimpan semuanya sendiri? Apa kau tidak percaya pada kami?" ucap Hyemi sedikit kecewa.
Hyemi mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.
"Tidak. Bukan aku tidak percaya pada kalian. Hanya saja, aku rasa situasi yang Soohyun alami akhir-akhir ini sangatlah berat. Aku takut sikap kalian berubah padanya disaat Ia membutuhkan kalian"
"Bahkan kau masih saja memikirkan gadis yang sudah jelas menyakitimu Ji" ucap Jisoo menutup wajahnya dengan lengan kanannya.
"Lalu hubungan mu dengan Taehyung?"
"Mungkin aku akan segera mengakhirinya karena semua ini sudah berakhir"
"Apa kau menyukai Taehyung?" Hyemi menatap Jiwon serius.
"Ku rasa tidak. Maksudku, mungkin aku menyukainya sebagai seorang teman dan tidak lebih. Bahkan aku tidak terlalu dekat dengan Taehyung sebelumnya"
"Tapi bagaimana dengan Taehyung? Apa benar alasan Ia bertindak sejauh ini hanya karna kau adalah sahabat dari Jungkook?"
Jisoo yakin bahwa tidak mungkin seseorang yang bahkan tidak terlalu dekat berani melakukan hal ini kalau bukan karna Ia sebenarnya menyimpan perasaan.
"Ku rasa seperti itu, karena itulah yang dia ucapkan padaku"
.
.
.
.
Hii.. Hii.. Hii..
Ssyfmlanii heree...
Akhirnya ku bangkit setelah setahun lebih meninggalkan dunia perkhayalankuu..
Semoga masih ada yang inget sama cerita ini ya..
Ya kalau lupa, bisa baca lagi dari awal!! hihihiii..