Sekrang ana sedang menunggu jemputan. Ana bisa tau pa rudi akan menjemputnya karna tadi pa rudi kesini. Soal yg tidak menjemput ana pun ternyata pa rudi bilang ban mobil bocor dan akhirnya pa rudi menunggu mobil di bengkel selama 1 jam setengah dan saat ke Sekolah ana, sekolah sudah sangat sepi hanya tinggal penjaga sekolah. Akhirnya pa rudi pun memutuskan ke tempat kerja ana dan mengatakan segala hal yg membuat nya telat menjemput ana.
Setelah lama menunggu akhir nya pa rudi pun datang dan segera menggendong ana menuju mobil dan manaru kursi roda ana ke dalam bagasi.
Setelah sampai di panti ana pun di turunkan di kursi roda nya. Namun seperti nya ada yg berbeda dari rumah panti. Ini terlihat ramai karna ada mobil di sekitar halaman panti.
"Pa ko kayanya rame yah di dalam" tanya ana melihat ke arah pa rudi yg sedang menutup bagasi.
"Owh itu pada ngumpul non. Ada den raka, nyonya sma tuan juga di dalam. Soalnya tadi saya sempat mengantar den raka" jawab pa rudi dan mendorong kursi roda ana menuju ke dalam.
"Owh gtu yaudh deh yuuu, bapak juga masuk yah ana ga terima penolakan" ucap ana dengan bersekap dada.
Pa rudi pun terkekeh melihat tingkah ana "Memang nya kapan bapak nolak perintah non ana?" Jawab pak rudi dengan kekehan nya. Memang pa rudi tidak pernah menolak perintah ana. Bahkan jika ada acara kumpul seperti ini, pasti pa rudi ikut karna di ajak oleh majikan nya. Pak rudi sangat bersyukur memiliki majikan yg baik hati.
"Ehhh iya ya" gumam ana dengan mengetuk jari telunjuk nya ke dagu.
Mereka pun masuk ke dalam. Dan benar saja di dalam sudah ramai dengan ada orang tua angkat raka dan caca. Jangan lupakan raka dan caca yg entah sedang apa. Tetapi sepertinya sedang berdebat. Terlihat dari muka caca yg sepertinya menahan amarah.
"Assalamualaikum ana pulang" salam ana dan menyalimi semua orang tua yg ada.
"Wa'alaikumSallam" jawab semua nya.
Raka dan caca yg melihat ana langsung lari ke ana yg sedang mengobrol dengan tante maya~orang tua angkat caca. Yah setelah kejadian kecelakaan yg menimpa ana. Maya pun mengadopsi caca karna menyukai sikap caca yg menggemaskan.
"Ana caca sama raka masih tinggian caca kan?" Tanya caca dengan berdiri di depan ana yg membuat ana mendongkangkan kepalanya lalu memundurkan kursi roda nya agar melihat tinggi caca dan raka.
"Jelas tinggiin aku kan ka?" Ucap raka tak mau kalah.
"Ishhh raka masih kecil jadi pasti tinggian caca lah" ucap caca dengan ketus.
"Aku tuh udah kelas 9 dan sebentar lg aku bakal masuk SMA jadi aku udah gede tauu" bantah raka menghadap ke arah caca dengan bersekap dada.
Caca pun berbalik dan menaru tangan nya ke pinggang nya dengan gaya angkuh nya. "Alah raka tuh masih SMP berati raka belum besar"
"Aku masih SMP tpi badan nya kelihatan anak SMA lah caca apa? Tinggi caca aja sekuping aku berati siapa yg masih kecil? Katanya udah SMA tapi masih kecil aja" Jawab raka mengejek membuat caca semakin kesal. Memang jika berhadapan dengan caca, raka tidak akan pernah sopan. Contohnya memanggil caca saja dengan sebutan nama tanpa embel embel 'kak' tpi bukan berati raka tak menghormati caca dan tak sayang caca. Raka tetap sayang kepada caca walapun tidak terlalu menunjukan.
"Bodo amat intinya aku udah gede dan raka masih kecil wlek" ledek caca mejulurkan lidah nya untuk meledek raka.
Raka pun hanya mendengus melihat caca yg tak mau kalah sejak kecil. Raka kira setelah sekian lama tidak bertemu caca akan membuat caca menjadi gadis yg tidak menyebalkan dan tidak keras kepala tetapi ini malah bertambah.
Ana yg melihat keduanya berdebat tersenyum geli. Sejak kecil mereka berdua sangat suka berdebat entah memperdebatkan apa yg pasti akan selalu sukses membuat ana tersenyum.
Walapun suka berdebat mereka saling menyayangi. Pernah saat itu raka sakit karna mandi hujan. Karna caca ingin mandi hujan dan mengajak raka. Namun raka tidak mau sebab ia tidak ingin sakit namun caca mengejek raka lemah dan membuat raka tertantang lalu raka dan caca pun bermandi hujan sampai menggigil. Dan berakhir dengan raka yg sakit dan caca yg menangis karna bersalah terhadap raka. Memang yah mereka berdua itu sungguh aneh.
"Mau sampai kapan kalian debat? Apa kalian tidak lapar? Mari kita makan" Tanya bunda rara yg sudah jengah dengan perdebatan mereka.
Mata Mereka pun berbinar saat mendengar kalimat bunda. Raka dan caca pun saling tatap dan berlari ke arah meja makan membuat yg melihat nya menggelengkan kepalanya dengan senyum geli nya.
"Kenapa ana bekerja? Kan ana tidak boleh kecapean" Tanya tante maya lembut dan mendorong kursi roda ana pelan menuju meja makan. Yg lain nya sudah pergi duluan.
"Gapapa tan pengen aja. Itung itung bantu bunda sma buat beli obat" jawab ana dengan senyum menenangkan membuat maya prihatin dengan kondisi gadis manis yg berada di kursi roda ini.
"Kenapa ana selalu nolak terapi? Kan ana masih bisa jalan. Ana bukan lumpuh permanen kooo" ucap maya. Maya sangat ingin membantu ana. Tetapi selalu di tolak secara halus.
"Ana mau berusaha sendiri aja tan ga mau merepotkan tante lg. Tante juga kan yg udah bayar biaya rumah sakit aku waktu itu" ucap ana mengingat dimana ia sadar dari koma nya dan menemukan maya dengan senyum lembutnya. Dan saat ana menanyakan siapa yg bayar biaya rumah sakit selama ana koma, dan ternyata tante maya lah yg membayarnya.
Maya yg selalu mendengar tolakan ana yg sama pun menghela nafas gusar. Susah sekali membujuk ana ini hanya untuk terapi agar kaki nya kembali pulih.
Mereka pun sampai di meja makan dan langsung menyantap makanan nya dengan di hiasi canda dan tawa yg di buat oleh perdebatan raka dan caca.
Setelah selesai acara makan. Mereka pun kembali berkumpul di ruang tamu untuk bercakap cakap dan mengobati rindu. Sebab sudah lama mereka tidak berkumpul.
"Gimana kondisi kamu sayang" tanya mamah nya raka.
"Alhamdulillah baik tan" jawab ana seadanya. Sebenarnya sejak tadi ana sudah merasakan sakit di dada nya. Tetapi ana tidak mau membuat semua nya khawatir. ana lupa, hari ini ia belum meminum obat nya. tetapi saat ingin minum, Obat nya habis dan ana lupa membelinya.
"Ana? Kenapa ana ga mau terapi?" Tanya mamah raka lg.
Ana tersenyum mendengar pertanyaan itu lg dengan orang yg berbeda.
"Ana ga mau repotin tante, lagian ana mau berusaha sendiri kalo buat kesehatan ana" jawab ana yg menckram erat baju samping nya karna rasa sakit di dada nya bertambah.
"Ishhh mommy liat raka. Dari tadi gangguin caca terus" adu caca kepada maya. Maya yg mendengar aduan anak nya pun tersenyum. Sudah biasa ia melihat caca seperti ini.
"Raka jangan gangguin caca terus ihhh" ucap maya dengan nada yg di buat kesal.
"Bukan raka tante yg mulai tapi caca. Masa raka lg main game hp nya di ambil" adu raka balik.
"Jadi kamu mau balas dendam ke aku?!!" Ucap caca dengan nada marah nya
"Buk-" ucapan caca terpotong saat mamah angkat raka yg bernama masya itu bersuara yg membuat semua mata teralihkan.
"Loh ana kenapa? Muka ana ko pucat" panik tante masya.
Ana tersenyum mendengar kalimat khawatir tersebut "ana gapapa ko" ucap ana dengan nafas yg sudah mulai tidak beraturan.
"Ana kenapa?" Tanya caca saat melihat ana yg seperti menahan sakit. Bahkan sekrang tangan ana berada di dada kirinya agar sakit nya sedikit berkurang tetapi tidak berhasil.
Ana tidak menjawab ia sibuk dengan rasa yg sangat amat sakit di bagian dada kirinya. Ana sudah biasa dengan rasa sakit ini tetapi kenapa yg ini begitu menyakitkan? Apa karna ana tidak meminum obat nya seharian ini? Jelas jawaban nya pasti iya.
"Ana jawab caca" ucap caca yg sudah mulai menangis.
Nafas ana sudah tidak beraturan. Kepalanya pun berkunang kunang. Pandangannya pun sudah buram.
"Ana!" Pekik semua orang yg terkahir ana dengar sebelum semua nya gelap.
Semua nya panik saat ana sudah tidak sadarkan diri.
"Pah bawa ana ke rumah sakit" panik masya kepada suaminya.
Yuda~suami dari masya pun segera menggendong ana menuju mobil di ikuti oleh Tante masya, Tante maya, om romi~suami tante maya. Lalu bunda rara, caca dan raka. Pa rudi pun ikut.
Mereka pun menaiki mobil nya masing masing dengan mobil milik om yuda diisi oleh masya dan raka, jangan lupakan ana yg sudah tak sadarkan diri di pelukan masya. Lalu om romi yg diisi caca yg sedari tadi menangis di pelukan maya. Dan terkahir bunda rara dan pak rudi dengan memakai mobil yg tadi di pakai untuk menjemput ana.
Mobil ketiganya pun berangkat menuju rumah sakit yg biasa ana untuk konsultasi. Tentang anak anak panti? Bunda sudah menyuruh mereka tidur duluan dan yg menjaga rumah panti adalah tukang kebun yg memang tinggal di rumah panti. Sebab tukang kebun tersebut hidup sendiri.
Setelah sampai di rumah sakit mereka pun membawa ana ke brankar rumah sakit dan menuju ke ruang IGD agar di periksa oleh dokter.
Selama menunggu ruangan IGD terbuka, mereka semua berdoa yg terbaik untuk ana. Mereka semua menyayangi ana seperti anak mereka sendiri.
Akhirnya pintu IGD pun terbuka menampilkan dokter muda yg sudah beberapa tahun ini memeriksa keadaan ana. Mereka sudah saling kenal, oleh karna itu mereka tidak canggung.
"Bagaimana keadaan ana ham?" Tanya bunda rara mewakili yg lain dengan wajah yg panik dan khawatir.
"Syukurlah keadaan ana masih bisa kami selamatkan karna cepat di bawa kemari. Detak jantung nya sudah lemah saat kalian membawanya kemari. Owh ya bun, apa ana tidak mengkonsumsi obatnya?" Tanya dokter ilham.
Pertanyaan terkahir dari dokter membuat semua orang yg berada di sana terkejut bukan main. Apa tadi? Ana tidak meminum obat nya? Astaga bagaiman bisa ana tidak meminum obat nya?
"Bunda tidak tahu ham kalo ana tidak mengkonsumsi obat nya kembali. Sebab selama bunda melihat ana. Ana selalu baik baik saja dan sampai kejadian ini terjadi bunda baru mengatahuinya" ucap bunda rara
Dokter ilham pun menghela nafas gusar. Hampir saja ana kenapa kenapa jika tidak cepat di tangani. "Yaudh kalo begitu jangan lupa ingatkan ana untuk meminum obat nya sebab itu sangat penting untuk menstabilkan kesehatan nya. Dan kalian boleh menjenguk nya tapi jangan sampai membuat nya terganggu" ucap dokter ilham kembali.
"Iya ham kami mengerti. Terima kasih yah" ucap tante maya.
"Sama sama. Kalo begitu saya permisi" pamit dokter ilham. Dan setelah dokter ilham pergi bunda pun segera masuk ke dalam ruangan.
"Lebih baik kalian pulang kan besok sekolah" ucap om romi kepada caca dan raka.
"Tapi caca pengen liat ana dad" jawab caca dengan wajah yg sembab karna sedari tadi menangis.
"Tidak ada bantahan caca. Besok kamu sekolah, dan besok caca masih bisa bertemu dengan ana. Oke?" ucap om romi dengan nada lembut nya.
Caca yg masih menyadarkan kepalanya ke dada maya pun bangun untuk pulang.
"Raka kmu juga pulang temenin caca yah" ucap masya kepada anak angkat nya.
"Iya mah" jawab raka.
"Caca sayang. Kamu ngindep di rumah tante aja yah biar ada yg jaga. Karna mommy dan daddy kmu disini untuk jaga ana. Nanti tante sma om menyusul tpi tengah malam mungkin" ucap tante masya lembut kepada caca agar caca mengerti. Caca pun hanya menganggukan kepalanya mengerti. Ia sedang malas berbicara karna penyemangat hidup nya sedang tidak baik baik saja.
"Pa rudi tolong antarkan caca dan raka yah" perintah masya kepada pak rudi.
"Baik nyonya. Kalo begitu saya pamit" ucap pa rudi pamit di ikuti caca dan raka. Mereka pun pergi menuju parkiran.
____________________
____________________
Votmennya:)
#SalamAuthorKyutt👑