- This Renjun -
Gadis itu tampak bersedekap dada menatap penuh rasa hina kearah aerum " Nana? oh kau bahkan punya panggilan istimewa? "
Takut tentu itulah yg dirasakan aerum karena senior itu secara paksa menyeret aerum ke halaman belakang
1 Vs 1 aerum mencoba memberontak sekarang, ia terus mencoba berlari dan menjauh dari senior nya tapi senior itu terus terusan menendang kaki aerum
" Bisa diam tidak! "
Dengan sisa energi senior itu menghempaskan aerum ke belakang gedung cukup sepi disini tak ada yg bisa dimintai bantuan.
" Kau—Ck benar benar sudah kubilang jauhi jaemin! " Makinya cukup keras
" Ini gara gara kau! " Aerum mencoba bangkit dan berlari namun lagi lagi dicekal dengan sisa energinya aerum berlari namun tangan nya dicekal kuat sambil ditarik kebelakang
Byurrr
Panas...wajahnya terasa panas aerum terduduk memengangi wajahnya yg kian memanas
Terlihat senior itu kini menatap terkejut kondisi aerum...namun ia mengurungkan niatnya untuk membantu dan lebih memilih pergi berlari dari sana mejatuhkan botol yg ia pegang
Sulfat —
Aerum terkejut membaca botol yg tergeletak tak jauh dari tempat ia terduduk
Panas,wajahnya seperti terbakar aerum menyeret tubuhnya mengambil handphone yg tergeletak tak jauh dari tempatnya terduduk, tanganya sama hal nya terasa panas air mata nya terjatuh sungguh ia tak tahan..rasanya panas sekali
Berulangkali aerum menelpon seseorang dengan ponsel nya berharap ia datang dan membantu
Tangannya sibuk mereman dress yg ia kenakan tangan wajah serta lehernya terasa panas dan sakit sekali
Aerum terduduk meringkuk menyembunyikan wajahnya dengan tangan nya menangis tanpa suara
Seseorang memeluk tubuhnya erat mengusap surai hitam nya lembut
" Aerum ini aku "
Aerum mengangkat wajahnya tangannya terulur membalas pelukannya
" Kau kenapa? "
Renjun meneliti wajah aerum yg kian memerah wajahnya seakan melepuh
Pandangan lelaki itu berbalik mendapati botol yg tergeletak tak jauh darisana
—Sulfat
"Ayo pergi kerumah sakit "
Renjun mengangkat tubuh aerum berlari keluar dari kampus bergegas menuju rumah sakit.
Pandangannya terus menatap kearah langit langit rumah sakit menunggu renjun yg mendegarkan penjelasan dokter
Tadi itu cairan apa?
" Dia cantik...tapi wajahnya terkenal asam sulfat kurasa itu tak mungkin sembuh "
Perawat satunya menganguk " Apa wajahnya benar benar hancur semua? "
Aerum mengeryitkan keningnya memdengar percakapan dua perawat itu mereka bilang asam sulfat?
Asam sulfat itu apa dan kenapa?
" Kasian yaa dokter bilang seluruh muka nya tersiram kan jadi wajahnya hancur semua? "
Hancur? jemari aerum menyentuh pelan wajahnya mencoba berfikir jernih wajahnya tak hancur kan?
karena ia hanya tau wajahnya terasa panas...
***
Sedari tadi aerum mengurung dirinya di apartement, bel nya terus berbuyi ia tau renjun pasti mencarinya sejak tadi siang.
Ia meringkuk di sofa sekelilingnya banyak pecahan bekas cermin ia benci perjuanganya belajar mencintai dirinya seakan runtuh dalam sehari
Dia tak cantik lagi wajahnya pasti sangat buruk sekarang maka dari itu aerum terus terusan memecah cermin ia tak mau melihat wajahnya tak akan pernah!
Click..
" Aerum! "
Wajahnya terangkat menatap khawatir kearah aerum yg terduduk di sofa
" Aku menunggu selama 2jam diluar kupikir kau tak dirumah! "
Aerum berlari memeluk renjun seakan tak peduli dengan pecahan kaca yg ia injak,,,dia butuh renjun hari ini
" Tenanglah tak apa "
Renjun mengangkat tubuh aerum menududukan gadis itu di sofa
" Sudah Sudah jangan menangis "
Tangan nya terulur mengusap wajah gadis itu namun langsung aerum tepis ia menunduk sejenak ' Aku tak cantik lagi sekarang '
Renjun mengeleng menyatukan kedua tangan mereka lalu tersenyum menyakinkan aerum " Kau tetap cantik, jangan menangis lagi "
' Ini tak bisa sembuh aku tak mau hidup lagi '
Renjun semakin memeluk erat tubuh aerum " Jangan seperti itu, ini sembuh aku jangan takut "
Cukup lama renjun membiarkan aerum memeluk tubuhnya hingga tangisannya reda. " Siapa pelakunya?"
Aerum terdiam ia tak tau siapa senior itu tapi dia selalu menyebut nama jaemin setiap kali bertemu.
Renjun mulai mengoleskan salep kewajah aerum tak begitu parah seperti tadi wajahnya mulai berangsur baik walaupun masih sedikit melepuh
' Kak renjun pergi saja aku tak cantik lagi aku bisu aku cuma merepotkan '
" Terserah mau seperti apa kekuranganmu jika aku memillih untuk menetap itu keputusanku "
Gadis itu diam membisu menunduk menahan tangisnya
" Dokter bilang pasti sembuh itu bukan sulfat murni "
Aerum memadang renjun tak percaya benarkah? dia langsung berlari pulang ke apartement saat mendengar percakapan perawat di rumah sakit tadi
Renjun mengusap lembut surai hitam aerum " Tidurlah aku disini aerum "
***
" Perihal hina kurasa dia akan berada di seoul cukup lama paman huang bilang dia ingin kau segera menikah "
Renjun mengacak acak rambut nya kasar sungguh ia frustasi sekarang! entah bagaimana caranya keluar dari masalah ini tak disangka gadis jepang itu sungguh merepotkan
" Orang itu aaghhh bilang padanya aku tak pernah terima pernikahan itu"
Mark pun juga semakin bingung sekarang entahlah otak nya seperti berhenti berkerja tak ada satupun ide yg terlitas " I dont no boy! ibumu juga setuju mungkin saja ini yg terb- "
Ucapan mark terputus karena renjun secara tiba tiba mengebrak meja dan menyela " Gakk hyung!! ibu gapernah setuju, kau tau kan ibu selalu menurut apa kata orang itu! "
" I dont...can't help you boy, Im sorry " Mark mengusap wajah nya pikiran nya pun sama kalut nya dengan renjun, mark paham betul jika ia berada di posisi renjun ia pasti juga sama sepertinya
" Kau tau kan hyung dari awal aku tak suka orang itu "
Mark menganguk iya dia tau dari awal hina yg sibuk mengejar renjun hingga dapat posisi sebagai tunangan melewati ayah nya
" Tak ada pilihan selain menerima saja pernikahan itu mungkin saja kau bisa suka dengan nya setelah menikah "
Renjun mengeleng " Tak akan bisa hyung "
" Oh god dari awal seharusnya aku tau, apa mau mu akan kubantu "
Renjun menatap langit langit ruangannya mencoba berfikir setidaknya cara menghentikan pernikahanya untuk sementara
Iya dia punya rencana tapi hina malah memajukan tanggalnya
" Aku akan kabur ke LA dengan aerum sampai hari itu bisa kau tahan hina, koeun nuna suruh dia membuat gadis itu ragu "
- ✨✨ -
Aerum berjalan keluar dari ruang dokter wajahnya mulai membaik sudah 5 hari lebih ia selalu datang kerumah sakit memeriksa keadaannya karena jujur aerum tak mau sekedar menatap cermin ia takut
Aerum sampai melupakan jisung, tiap malam anak itu selalu mengirim pesan ingin bertemu tapi aerum berbohong dia tak mau menemui jisung jika wajahnya belum pulih anak itu pasti sangat khawatir jika melihat kondisinya
Dokter bilang wajahnya sudah tak terlalu melepuh jadi 2hari lagi mungkin sembuh sungguh aerum tak sabar bertemu jisung..
Seseorang dari arah belakang merangkul pundaknya, aerum terjingkat terkejut
" Hai..."
Aerum berhenti sejenak menatap wajah didepan nya yg tampak sangat familiar
" Masa lupa padaku? "
Lee...
Haechan?
.
.
Haii semoga gak bosen yaaa
Sudah mendekati tamat soalnya ^ ^
Intinyaa terima kasih sudah bacaaa...
Sisa 5 Chapter....Yeay