Malam yang dinantikan Hye Kyo pun tiba. Setelah hampir dua hari dirinya tak dianggap ada oleh kekasihnya kini ia dapat bernafas lega lagi karena sikap Joong-Ki sudah tak dingin lagi padanya. Kini dirinya sedang berada di kamar kost nya untuk mengambil tugas kampusnya yang diminta oleh Dosen kesayangannya itu.
"Na..na..na.." Lantunan suara itu keluar dari mulut Hye Kyo yang terus bersenandung.
Ruangan kecil itu terdengar berisik oleh suara ketukan pintu dari luar sana. Hal itu membuat Hye Kyo beranjak kemudian membuka pintu kamar kostnya.
Wajah Kyo mendadak berubah. Ia melontarkan ekspresi tidak senang melihat kehadiran seseorang yang tidak ia harapkan. "Ada apa?" Tanya Hye Kyo ketus
"Gue coba telpon Lo dari tadi!" Katanya
"Emang ada apa?" Tanya Hye Kyo lagi
Pria itu hanya menunjukan sebuah teks bersikan chat dari Ibu Hye Kyo, Tertulis jelas disana jika Ibu Hye Kyo mencari keberadaan putrinya yang tak menemuinya di hotel sejak dirinya pergi kekampus.
Memang setelah pulang dari kampus Kyo memutuskan untuk pulang ke Kost nya untuk mempersiapkan dirinya bertemu dengan Joong-Ki.
Namun ternyata yang kini dihadapannya adalah Joong-Suk. Entah apa yang membuat keadaan menjadi sulit seperti ini. Rasanya keadaan ini hanya akan menjauhkan dirinya dari kekasihnya.
Kini Hye Kyo tengah berada didalam mobil yang sedang melaju menuju hotel. Didalam chat itu memang Ibu Hye Kyo meminta Joong-Suk untuk mencari putrinya dan membawanya menemuinya.
"Aduh!" Ujar Hye Kyo
"Kenapa?" Tanya Joong-Suk yang terkaget mendengarnya
"Ponsel Gue kayanya ketinggalan di Kamar Kost! Joong-Suk, bisa puter balik?Gue harus ambil ponsel Gue!" Pinta Hye Kyo
"Duh didepan kan sudah lobby hotel. Masa balik lagi. Kan lumayan jauh. Lo bisa pake ponsel Gue kalau Lo mau hubungi orang." Ujar Joong-Suk
Kyo hanya mengerutkan keningnya. Dirinya gelisah. Bagaimana caranya dia menghubungi Joong-Ki? Bahkan ia tidak hafal nomor kekasihnya jika harus menghubungi lewat ponsel orang lain.
Setibanya dikamar hotel.
Ibunya langsung menyambut kedatangan Kyo dan Joong-Suk. Seperti ada sebuah acara kecil-kecilan yang sudah dipersiapkannya. Ada begitu banyak makanan dan minuman disana.
"Haduh! Ayo cepat! Kalian lama sekali. Makanan yang sudah mama siapkan hampir dingin. Ayo kita makan bersama" Katanya dengan heboh
"Tapi mah? Aku . ."
"Tapi apa? Kamu diet? Ah sudah jangan berlebihan, kamu lihat Joong-Suk! Dia mencintai kamu apa adanya. Kalau kamu gendut pasti Joong-Suk tetap akan menikahimu. Benar begitu kan?" Ujarnya lagi
"Iya tante. ." Sahut Joong-Suk dengan sopan
Hye Kyo menoleh kesal mendengar sahutan itu. Dirinya seperti sedang terjebak dalam sebuah permainan.
Di tempat yang berbeda. Joong-Ki sudah berada disebuah café dimana mereka akan saling bertemu. Pakaian yang ia kenakan malam ini tak seperti biasanya. Ia begitu terlihat seperti anak muda yang akan berkencan. Dan menggenggam bucket bunga mawar yang indah.
"Saya harus bersikap lebih dewasa menghadapimu. Sikap saya kemarin sepertinya berlebihan bahkan bisa menyakiti hatinya. Harusnya saya memberikan waktu dia untuk menjelaskan. Bukan menghindar. I Love u, Song Hye Kyo." Katanya sambil mencium aroma bunga yang begitu wangi oleh parfumnya.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 22.30 bahkan sudah hampir larut. Hye Kyo hampir saja melupakan janjinya bersama Joong-Ki.
"Mah aku harus keluar sebentar."
"Mau pergi kemana kamu? Sudah malam begini."
"Aku antar?" Kata Joong-Suk
"Aku?" Ujar Hye Kyo yang heran mendengar kata
'aku' yang keluar dari mulut Joong-Suk.
Joong-Suk membalasnya dengan senyuman. "Kamu mau kan aku antar?" Katanya
"Kamu?!"
"Ada baiknya jika kamu pergi bersama Joong-Suk. Mama akan merasa tenang." Katanya
Dengan terpaksa Hye Kyo mengiyakan ajakan Joong-Suk agar bisa keluar menemui kekasihnya yang sudah hampir dua jam menunggu dicafe. Bahkan Hye Kyo tidak bisa menghubunginya untuk memberi kabar.
Diperjalanan.
"Jangan pernah Lo panggil Gue kaya tadi!" Geram Hye Kyo
"Sudahlah hanya untuk meyakinkan saja." Ucapnya ngeles.
"Kita ke café kemang sekarang." Kata Kyo
"Ngapain?" Tanyanya
"Harus banget tau urusan orang hah?!" Geram Kyo
Joong-Suk hanya mengangkat kedua bahunya.
Setibanya dicafe kemang. Hye Kyo bergegas turun untuk segera menemui Joong-Ki. Begitu pun dengan Joong-Suk yang ikut turun dan coba melangkah.
"Lo ngapain?!" Tanya Hye Kyo ngegas
"Nemenin Lo, kan tadi nyokap Lo bilang Gue harus ada disamping Lo selalu." Katanya
"What? Terus ? Gue gak peduli! Sekarang mendingan Lo balik. Gue gak mau deket-dekat sama Lo! Dan satu lagi jangan berharap Gue ikut dengan permainan Lo!" Jelas Kyo dan berlalu.
Joong-Suk hanya menatap Kyo dari kejauhan. Dirinya hanya tersenyum melihat tingkah wanita yang tadi bersamanya. "Ini adalah rencana yang akan berjalan dengan mulus sampai Gue bisa miliki Lo! Kenapa ? karena Gue tahu kelemahan nyokap Lo!" Katanya tersenyum penuh arti
Hye Kyo berjalan memasuk café yang sudah hampir gelap karena jam berkunjung dicafe ini telah habis. Bahkan café ini akan segera tutup. Dan lebih jelasnya Joong-Ki sudah tidak ada disini.
"Tuhan, bagaimana ini?!" Lirih Kyo yang merasa bersalah
Dengan berat hati ia harus meninggalkan café yang sudah hampir tutup. Ia berjalan menelusuri jalanan kota sambil mencari taxi yang lewat. Rasa penyesalan itu sangatlah dalam dirasakan oleh Kyo. Untuk kesekian kalinya ia sudah membuat Joong-Ki kecewa padanya.
Senyap. Keheningan kendaraan yang membuat jalanan ini mendadak sepi.
Sebuah mobil berhenti dihadapannya. Sebelumnya ia tidak mengenali pemilik mobil itu. Dua orang pria keluar dengan berjalan lunglai. Seperti sudah banyak menenggak minuman beralkohol. Hye Kyo coba menjauh namun pria itu mencegahnya sambil coba menyentuh tubuh Kyo sembarangan.
Hye Kyo menjerit ketakutan, menundukan kepala karena putus asa.
Bruk! Tersengar sebuah pukulan yang menghantam kedua pria mabuk itu hingga tersungkur. Seseorang datang menyelamatkan Hye Kyo.
"Joong-Ki?" Panggil Kyo membuka matanya cepat.
Pria itu menoleh.
"Sejak kapan Gue ganti nama?" Kata pria itu
Hye Kyo menghelakan nafas penyesalan. Harapan itu ternyata tak dikabulkan. Tadinya Kyo berpikir pria yang menyelamatkannya itu adalah kekasihnya. Namun nyatanya Joong-Suk.
"Ayo masih mau jalan sendirian tengah malam gini?" Kata Joong-Suk
Hye Kyo mengalah. Ia memutuskan untuk pulang bersama Joong-Suk. Namun. Baru juga Joong-Suk akan menginjak gas mobilnya, seseorang berdiri tepat didepan mobil.
"Joong-Ki?" Panggil Hye Kyo yang melihat kekasihnya diluar sana.
Joong-Suk menahan pergelangan Kyo agar tidak keluar dari mobil. Namun usahanya tidak akan berhasil. Kyo turun dari mobil. Dan mereka pergi bersama.
Diperjalanan. Joong-Ki masih saja tidak bersuara. Bahkan sama sekali tak berniat meilirik kearahnya.
"Aku. . aku terlambat. Tapi aku punya alasan." Kata Kyo memulai pembicaraan
"Apa?" Tanya Joong-Ki
"Aku . . Tadi aku . ." Bahkan Kyo bingung apa yang harus ia jelaskan pada kekasihnya itu.
"Kamu pergi bersama dia?" Tanya Joong-Ki
"Tidak berdua, tadi aku dan ada mama juga disana." Jelas Kyo yang ternyata sudah membeberkan sebuah kebohongan secara langsung
"Mama? Sejak kapan kalian sering jalan bertiga?" Tanya Joong-Ki mematikan
Kyo memejamkan matanya. Kali ini dirinya sudah tidak bisa mengelak lagi untuk menutupi apa yang selama ini ia sembunyikan. "Sebenarnya aku mau jujur. ."
"Kenapa jujurnya baru sekarang?" Kata Joong-Ki memotong perkataan
"Maaf aku Cuma tidak ingin kamu kecewa dengan kejadian ini." Ujar Kyo
"Saya sudah tau semuanya!" Kata Joong-Ki yang mendadak menghentikan laju mobilnya.
Seketika ucapan itu membuat jantung Hye Kyo berdebar begitu cepat. Kini mulutnya bungkam seribu bahasa. Bahkan kini dirinya tak mampu menatap Joong-Ki yang sekarang sedang menatapnya.
"Aku akan menemui Ibumu besok, dan menjelaskan semuanya. Aku akan secepatnya menikahimu." Ucapnya
"Tapi. ."
"Apa kamu sudah tidak ingin melanjutkan hubungan ini?" Tanya Joong-Ki
"Bukan begitu. Maksud aku. ."
Joong-Ki kembali menghentikan bicara Kyo. Namun kali ini caranya lain. Ia mendaratkan sebuah kecupaan di bibir Kyo dengan lembut hingga membuat Kyo tidak bisa menggerakan bibirnya untuk bersuara