29 parts Ongoing Namaku Lara. Tapi semua orang memanggilku Ala-yang katanya, lebih cocok dengan suaraku yang pelan dan kata-kataku yang tak pernah lantang.
Aku bukan siapa-siapa. Bukan tokoh utama di kehidupan orang lain. Tapi aku punya satu hal yang tak banyak tahu: aku menulis puisi untuk bertahan.
Lalu dia datang. Arga, lelaki dengan gitar dan tatapan yang selalu memandang langit.
Dia menyanyikan puisiku, tanpa tahu siapa penulisnya.
Dan tiba-tiba, hidupku yang sunyi... mulai mengalun.
Ini kisah tentang dua orang yang patah. Tentang luka yang tak terlihat. Dan tentang harapan yang pelan-pelan tumbuh di sela lara.
Ini adalah kisah tentang Arga dan Lara, dua jiwa muda yang saling menemukan ketika masing-masing sedang berjuang dengan luka dan keraguan akan cinta. Cerita ini bermula dari pertemuan biasa yang berubah menjadi luar biasa-perlahan, dari percakapan sederhana, senyuman gugup, hingga saling percaya.
Lara yang pernah terluka, akhirnya menemukan tempat pulang bernama Arga. Sementara Arga, yang menyimpan rahasia tentang penyakit yang menggerogoti tubuhnya, justru belajar mencintai dengan sepenuh hati. Mereka menulis masa depan bersama dalam diam, menyusun janji-janji kecil hingga mimpi besar: membangun rumah sederhana, menanam bunga, hingga hidup tua bersama.
Namun, takdir punya jalan sendiri.
Di saat kebahagiaan sudah di depan mata, penyakit Arga mengambil alih. Meski ia berusaha menyembunyikan rasa sakitnya, tubuhnya perlahan menyerah. Arga sempat masuk ruang operasi-dan tak pernah keluar sebagai orang yang sama.
Ia meninggalkan Lara, bersama catatan berisi kenangan, dan satu mimpi terakhir yang hadir dalam mimpi Lara: bahwa mereka menikah, hidup bersama, dan akhirnya Arga pamit dalam pelukan cahaya.