1 part Ongoing "Bunganya udah layu, Sa. Yakin mau dibeli? Nanti sampai rumah juga mati."
"Gak apa-apa. Gw pastiin bunga ini gak akan mati. Layu bukan berarti mati, kan? Gw bakal rawat bunga ini... terus kasih ke Ayah."
Ia tidak memilih mawar, tak pula melati. Hanya bunga kecil yang nyaris mati-seperti dirinya sendiri. Hari demi hari, ia rawat bunga itu seakan sedang menjaga harapan yang hampir padam. Rapuh, tapi belum sepenuhnya punah.
Namun di Hari Ayah, harapan itu kembali layu. Bunga itu ditolak, bahkan sebelum sempat menyampaikan maksudnya. Dan malam itu... ia tak pernah pulang.
Namun nyatanya, Tuhan itu adil. Setelah semua luka, setelah semua kejatuhan... Tuhan menghadirkan satu suara-yang tak menghakimi, tak pula menuntut. Hanya berkata pelan:
"Sama gw, Sa. Sama gw terus. Kalo boleh berharap, semoga suatu hari nanti gw bisa jadi alasan lo buat pulang."
Angkasa (last flower)
"Forget me not"
Warning 鈿狅笍
Thriller 脳 Angst 脳 Crime !!!
Cerita ini mengandung unsur thriller yang menegangkan, serta banyak adegan kekerasan, darah, kriminalitas, dan teka-teki.
Harap bijak dalam memilih bacaan. 鈥硷笍鈿狅笍