20 parts Ongoing Dia Agatha....
Dari semua yang tenang, hadirnya yang paling berisik. Suaranya lantang, tawanya pecah seperti gelombang yang tak kenal hening, dan pikirannya melompat-lompat secepat cahaya-tak pernah mau diam. Agatha adalah riuh dalam bentuk manusia. Di mata banyak orang, Agatha itu terlalu ramai, terlalu mencolok. Terlalu gaduh untuk dunia yang nyaman dengan kesenyapan.
Ia seperti nada tinggi dalam lagu-lagu pelan - dianggap mengganggu, padahal bisa jadi justru itulah yang membuat segalanya hidup. Namun tak seorang pun benar-benar tahu, bahwa di balik semaraknya, tersembunyi kekosongan yang sunyi dan dingin. Di balik tawanya yang membahana, ada hati yang retak oleh sepi. Agatha tidak ramai karena ingin diperhatikan, tapi karena ia tahu bagaimana rasanya menjadi tak terlihat. Ia tidak berisik karena ingin mengganggu, tapi karena diam terlalu menyakitkan.
Agatha memilih menjadi warna - mencolok, cerah, dan kadang tak terduga - karena dunia di sekelilingnya terlalu sering kelabu dan membosankan. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri, sepenuhnya. Ia tidak ingin mengecilkan dirinya hanya agar pas di dalam kotak yang dibuat orang lain. Tidak ingin memadamkan sinarnya hanya agar tidak menyilaukan mata yang terlalu nyaman dalam gelap.
Ini adalah kisah tentang keberanian menjadi berbeda. Tentang seorang gadis yang menolak tunduk pada ekspektasi, yang tak ingin lagi menyesuaikan volume suaranya hanya agar bisa diterima.
Ini adalah perjalanan Agatha dalam menemukan tempat di mana ia bisa berbicara tanpa merasa bersalah, tertawa tanpa harus minta izin, dan hidup tanpa harus terus-menerus minta maaf atas siapa dirinya. Karena di dunia yang terlalu sering mengagungkan diam dan keteraturan, Agatha hadir untuk menunjukkan bahwa keberisikan juga bisa menjadi bentuk keindahan - asal kita mau mendengarnya dengan hati, bukan hanya telinga.