抖阴社区

Prolog

366 54 43
                                        

Dua pasang mata itu beradu dengan tatapan yang berbeda. Iris hitam sang lelaki memancarkan kekalutan dan harapan, sedangkan sang wanita justru menatapnya tak percaya.

"Nikah nggak semudah itu, Lan."

Lelaki itu menggeleng, ia tak setuju dengan ungkapan wanitanya. Diraihnya tangan sang wanita lalu diarahkan ke bibirnya, mengecup dengan penuh perasaan. Tanpa sadar air matanya meluncur.

"Kamu bilang akan selalu ada di samping aku. Cuma ini cara satu-satunya."

Wanita itu menggeleng, menarik tangannya terlepas dari genggaman sang lelaki. Dadanya terasa sesak diiringi dengan air mata yang ikut mengalir. Ini adalah pilihan yang sulit.

"Aku nggak bisa nikah di usia muda. Maaf," cicitnya hampir tanpa suara.

"Mungkin dari dulu, kamu emang nggak pernah serius sama aku."

Wanita itu menatap lelaki di hadapannya tak percaya. Sorot kecewa jelas tergambar di matanya, terlebih saat lelaki itu juga balik menatapnya dengan pandangan yang sama. Ia menarik napasnya dalam, mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kalimat yang terasa tercekat di tenggorokan.

"Mungkin ... kita memang ditakdirkan jalan ke arah yang berbeda," ucapnya dengan bibir bergetar.

Tanpa menatap lawan bicaranya, wanita itu berbalik dengan langkah cepat, menyeret perasaannya yang masih tertambat pada lelaki yang kini hanya bergeming. Setelah ini mungkin ia akan dicap sebagai wanita yang meninggalkan lelakinya dalam keadaan terpuruk, tapi Anin tidak akan mengorbankan dirinya dengan menjalani hidup yang ia sendiri tahu tidak akan mampu melakukannya.

To Be Continue

Makassar, 10 Januari 2021

Tapak Tilas?? [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang