"Maafkan aku, meski tahun demi tahun telah berlalu pun, aku tetap tidak bisa hidup tanpamu. Aku selalu mencarimu dan membawa semua kenanganmu kemana pun aku pergi."
A Sequel of My Brother story.
Genre : Bromance
#1 nctjisung
#1 jisungpark
#1 juhakny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tolong di putar ya multimedia nyaaa!
Happy reading...
Di ruangan rumah yang tidak terlalu luas Jisung duduk bersila sembari mengulas senyum seindah bulan sabit. Tangannya sibuk memasukkan setangkai demi setangkai bunga baby breath yang Chenle berikan padanya ke dalam vas kaca yang telah ia isi dengan air sepertiga ruangnya.
Kebahagiaann di hatinya bagai kelopak bunga yang mekar, pipinya hampir bersemu merah. Dia tidak tahu bahwa hyungnya bisa seromantis ini, Jisung jadi berfikir "padanya saja Chenle sudah seperti ini? Bagaimana nanti ke calon istrinya?"
Bayangkan akan seromantis apa?
Di dapur Chenle terlihat sedang berdiri dengan tangan yang sibuk mengiris beberapa sayuran untuk di masak. Di rumah hanya ada mereka berdua karena Kakek Kang sedang pergi keluar dan Beomgyu... Tentu saja dia sedang sekolah.
Tadi Jisung sendiri yang mengantarnya. Hehe, itu sudah menjadi rutinitasnya selama tinggal disini.
"Hyung darimana kamu mendapatkan bunga ini?" tanya Jisung di sela-sela kesibukannya.
Tidak ada jawaban.
Jisung menolehkan kepalanya ke arah dapur, "hyung?" panggilnya namun Chenle masih tidak menyahut.
Keningnya mengernyit dalam, lantas Jisung simpan bunga yang tinggal satu tangkai lagi itu ke atas meja kayu di depannya kemudian bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri sang hyung.
"Hyung?" panggilnya lagi sembari menatap sosok sang hyung yang sedang memunggunginya.
Dan sekali lagi Chenle tidak mengidahkannya.
Karena khawatir ia langkahkan lagi kakinya untuk lebih mendekat, dan... "Hyung!" Jisung memekik sangat keras saking kerasnya sampai membuat Chenle terhenyak kaget.
"Apa yang kamu lakukan hyung?!" bentak Jisung setelah menyimpan kembali pisau yang Chenle pakai pada tempatnya.
Kebingungan, "apa maksudmu?"
"Apa hyung mau mengiris tangan sendiri?" suara Jisung masih meninggi.
Tersadar, "oh, maaf... Hyung sedang tidak fokus." jawab Chenle lalu mengusap wajahnya kasar.
Menghela nafas samar, "apa yang sedang hyung pikirkan hingga seperti ini?"
"Bukan hal yang penting kok." sahut Chenle lantas mengulas senyum tipis.