Haaaiii, maaf ya baru Up.
Kemarin main dulu, nengok kembaran nya si Zulfi di Lembang Park and Zoo 🤣Eh ada yang nungguin gak?
Kalian dari kota mana aja kalau boleh tau?
Chapter ini kalau Vote nya lebih dari Chapter 08, aku double up! *Elaahh lagak nya dah kaya yang iya aja 😂
Arunika's World
Chapter 09 : Story Instagram.
Happy Reading..
Tekan bintang sebelum baca ya :)•
•
•
Sesuai janji nya kemarin, hari ini Arunika membawa satu botol tupperware berisi penuh bubur kacang ijo yang tadi subuh ia buat untuk Radit. Uuhhh jika di pikir-pikir, kenapa dirinya enggak beli bubur yang sudah siap saja lalu memberikan nya ke laki-laki itu? toh Radit enggak akan tahu. Dirinya jadi enggak usah bangun subuh dan betrak betruk di dapur seperti tadi. Mungkin besok cara ini bisa dia pakai.
Arunika kini sedang diam di parkiran, bersandar pada motor yang sudah ia parkir. Jam di ponselnya menunjukan pukul 06.35, sebentar lagi Radit pasti akan datang.
Lantas matanya menyisir area sekolah, Arunika menghela napas lelah saat tatapan-tatapan dari orang sekitar masih saja terasa tidak nyaman untuk dirinya. Tatapan benci, tatapan takut, masih Arunika dapati walau selama dua hari ini ia mencoba berbaik hati.
Hal ini membuat Arunika sadar, tidak akan pernah mudah merubah sudut pandang seseorang. Dulu sosok Runi adalah seperti Dewi Kematian di mata mereka. Adalah hal wajar, jika sekarang mereka tampak tidak percaya bahwa Arunika kini berbeda. Sepertinya, Arunika harus berusaha lebih keras.
Saat sedang menatapi gerbang sekolah, Arunika melihat motor Praditya datang. Namun kehadiran seseorang lain di motor itu tidak Arunika perkirakan. Vivian, duduk dibonceng oleh Radit dengan tangan memeluk pinggang cowok itu. Duh Arunika sakit hati, eh sakit mata.
Setelah kedua nya turun, Arunika menghampiri. Ingin nya sih ia kabur saja, namun tentu tidak mungkin saat Praditya sudah melihat keberadaan nya ada disini.
Senyum sungkan terpampang di wajah Arunika ketika mata nya bertatapan dengan Vivian. Entah kenapa, sejak tahu bahwa gadis berwajah lembut itu adalah saudara tirinya ada rasa tak nyaman yang hadir di hati Arunika.
"Hai Vi." Walau begitu, Arunika tetap menyapa. Tidak mungkin kan ia mengabaikan Vivian begitu saja?
Vivian tersenyum kecil sambil mengangguk "Hai Runi." sapa nya kembali, pada Arunika yang hari ini terlihat berbeda.
Lalu tatapan Arunika beralih pada sosok jangkung yang sedari tadi menatapnya "Dit." sapa nya pada Praditya.
Ditempatnya, Praditya tidak menjawab ia malah memerhatikan Arunika. Rambut panjang gadis iku kini di ikat tinggi, menyisakan helaian anak rambut di pelipis kanan kirinya. Cantik. Tumben sekali, seingatnya Arunika selalu mengurai rambutnya.
Karena sapaan nya tidak di sambut, Arunika merasa canggung ia menyembunyikan tangan nya yang menenteng paperbag di balik punggung. Harusnya, paperbag itu kini ia berikan pada Praditya. Namun, kehadiran Vivian disini mengurungkan niatan itu. Arunika tidak mau Vivian salah paham hanya karena sebotol bubur kacang ijo. Biar nanti saja, Arunika akan antar bubur ini ke kelas Praditya.
"Aku duluan ya." Pamit Arunika, ia hendak melangkah namun suara berat dari si lelaki jangkung itu mengurungkan langkahnya.
"Mana?" Kata Praditya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)
Fantasy#TRANSMIGRASI STORY 01# PART MASIH LENGKAP. TERBIT, 2021. Versi cetak tersedia di seluruh Gramedia. *** CERITA UNTUK MENTAL BAJA, BERANI BACA SAMPE AKHIR? *** Seingat Arunika Prameswari , malam sebelum tidur, dia masih gadis biasa saja. Gadis yang...