Aku bersyukur memiliki Nara dan Nejma yang selalu mengingatkanku dan merangkulku saat aku tak berdaya di mata manusia lainnya. Mungkin, kalau tidak ada mereka, semua emosi dan luka ini tidak tersampaikan. Mereka yang selalu bawel terkait kesehatanku karena sebegitu seringnya aku memasuki rumah sakit saat kemarin aku sering keluar masuk dan telinga mereka, badan mereka, mata serta tangan mereka siap ada di saat aku jatuh.
Aku akan bercerita sedikit tentang mereka bertiga. Nara Izzati; Anak bungsu dari 3 bersaudara. Perempuan dengan kulit terputih seantero bumi menurutku. Dengan pipi chubby dan tawa yang selalu mengundang tanpa kita tahu sebenarnya kita ketawa karena apa. Siswa berprestasi dan famous di salah satu sosial media. Nejma Athaya; Anak bungsu dari dua bersaudara. Ia adalah perempuan kuat nan tangguh dengan kulit sawo matang. Bagaimana aku berpikir ia adalah orang yang kuat, siswa berprestasi dengan segudang piala dan penghargaan mendapatkan ujian penyakit dari Tuhan, dan sampai sekarang ia berjuang untuk itu.
They are my favorite persons in the world.
Aku tidak bisa menjelaskan dengan rinci terkait Nara dan Nejma. Mereka adalah orang-orang baik dari Tuhan yang Tuhan berikan untukku. Mereka adalah manusia yang kuat, kuat menjadi baik-baik saja walaupun dunia sedang menghantamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ON REMEMBERING
Teen Fiction"Semua yang patah bisa tumbuh, tapi tidak semua orang bisa survive dalam waktu yang singkat." angst, self-harm, mental issues, anxiety