抖阴社区

26. Mualaf

2.4K 295 54
                                        

"Seharusnya orang tua membebaskan anaknya untuk memilih apa yang ia inginkan, bukan apa yang mereka inginkan."

🦋 Tears Of Sincerity 🦋

Sudah terhitung dua minggu yang lalu Radella menyandang sebagai kelas XII IPS 1, hal itu yang membuat senyumnya dari tadi terus mengembang. Kedua telinganya terpasang earphone, matanya menatap ke jalanan.

"Pak, Pak, berhenti," perintah Radella pada sopirnya. Radella membuka pintu mobil dan keluar menghampiri seorang gadis yang seragamnya sama seperti miliknya tengah duduk di halte.

"Kok di sini, Na?"

Gadis itu adalah Liona, rumahnya tidak jauh dari rumah Radella. Mereka bahkan pernah satu kelas saat SMP.

"Iya Del, mau naik taxi. Motor gue di bengkel, terus mobilnya dibawa kakak gue."

"Ayo bareng gue aja," ajak Radella.

"Beneran nggak apa-apa?" tanya Liona.

"Iya, ayo." Radella menggandeng tangan Liona untuk ikut masuk ke dalam mobilnya. Liona tersenyum senang, Radella sejak dulu memang baik.

"Ayo Pak jalan," perintah Radella.

"Del, gue denger-denger lo pacarnya Arkan, ya?" tanya Liona.

"Hah?"

Bukan Radella tidak dengar, ia dengar dengan jelas, hanya saja pertanyaannya terlalu berbobot.

"Kata orang-orang lo pacaran sama Arkan."

Radella bingung harus menjawab apa, jika Radella menjawab 'tidak', tapi saat ditanya orang-orang Arkan hanya tersenyum sekilas atau bahkan hanya diam, jadi mereka sendiri menyimpulkan bahwa diam artinya 'iya'. Jika Radella menjawab 'iya', tapi kenyataannya mereka tidak berpacaran.

"Lo tanya Arkan aja deh," pungkas Radella.

"Dia dingin gitu, emang bisa ditanya?" tanya Liona.

"Dingin?" Radella jadi ingat masa awal-awal dirinya belum mengenal Arkan. Mereka satu klub, tetapi dulu jarang sekali berbicara. Namun, setelah dekat dengan Arkan, Radella rasa Arkan tidak sedingin yang dibayangannya dulu.

"Iya, kalau sama pacarnya mah enggak dingin," balas Liona sambil tertawa.

"Btw, lo pacaran udah lama ya, Del?" tanya Liona.

Tiba-tiba perasaan Radella menjadi tidak enak, rasanya Liona seperti sedang menginterogasinya.

***

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, silakan masuk," suruh Bu Asya selaku wali kelas XII IPS 1.

Bu Asya diberi tugas untuk menjadi wali kelas XII IPS 1, hal itu tentu membuat mereka senang bukan main, karena guru santai itu menjadi wali kelasnya lagi. Bu Asya pun tidak keberatan karena sudah mengenal mereka dengan baik, meskipun terkadang dibuat darah tinggi dengan tingkahnya.

Seorang laki-laki dengan baju seragam yang berbeda dari mereka masuk ke dalam kelas. Ia berdiri di depan papan tulis.

Siswi-siswi yang di dalam kelas langsung dibuat melongo karena kedatangan Pangeran Tampan di kelas mereka, kecuali Radella yang sibuk melamun memikirkan percakapannya dengan Liona tadi. Entah kenapa perasaan Radella menjadi tidak enak.

"Silakan perkenalkan diri kamu," pinta Bu Asya.

"Ekhem!" Laki-laki tampan itu berdeham mengecek suara membuat siswi-siswi berteriak heboh.

"Nama gue Richard Kevin Tapiavin—"

"Hahahaha!" Tawa seluruh murid yang ada di dalam kelas, hal itu membuat Radella langsung tersadar dari lamunannya.

Tears Of Sincerity [END] ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang