抖阴社区

45. Penguntit

386 28 0
                                        

Devan sudah sampai di rumah sejak tadi membawa dan mengantarkan kekasihnya itu dengan keadaan tidak baik-baik saja.

Sepanjang perjalanan Nayya tidak habis-habisnya merintih karena lehernya yang sakit serta mencicit lantaran ketakutan.

Trauma masa lalunya kini berputar kembali pada otaknya memorynya itu sangat tajam untuk mengingat kembali masa lalu saat dirinya di bangku menengah sekolah pertama.

Nayya menangis hingga sesegukan di balik punggung kekar milik Devan hingga jaket pun basah lantaran air mata Nayya yang terus menerus keluar.

Devan yang melihat kekasihnya itu sungguh tidak tega ia berusaha menenangkan hati Nayya tetapi rasanya tidak cukup malah membuat Nayya menangis tersedu-sedu.

Devan tidak tahu apa yang di alami Nayya dulu bahkan dirinya pun tak berani menanyakan tentang masa lalu kepada Nayya. Baginya masa lalu ya masa lalu ia tak mau di ungkit dan di bahas lagi. Beda dengan masa sekarang.

Setelah sampai rumah Nayya langsung menaiki anak tangga dan menuju ke kamarnya tanpa memperdulikan Devan di rumahnya saat ini. Devan yang tahu  Nayya tidak sedang baik saat ini ia hanya membiarkan saja biarkan gadis itu sendiri dulu ia tak mau mengganggu untuk kali ini. Mungkin untuk sementara kedepan.

Tetapi ia khawatir dengan kondisi Nayya yang katanya lehernya sakit bahkan untuk berbicara kadang sakit apalagi untuk menelan makanan.

Zaqy yang melihat adiknya itu berbeda dari biasanya pun segera berlari menyusul adiknya ia pamit sebentar kepada Devan untuk menunggu dahulu di ruang tamu.

"Nay, ini abang tolong buka pintunya." Ujar Zaqy yang berada di luar pintu kamar Nayya.

Tetapi nihil tidak ada jawaban dari Nayya.

"Nayya, please open the door!" Ujarnya sekali lagi sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Nayya.

Sama sekali tidak ada jawaban lagi dari Nayya. Zaqy menghembuskan nafas pasrah ia memutar knop pintu itu untung saja tidak di kunci oleh Nayya.

Ceklek.

Pandangan pertama Zaqy yang ia lihat kali adalah Nayya yang sedang menangis di tempat tidur dengan tersedu-sedu serta posiai tubuhnya saat ini membelakangi Zaqy.

Zaqy yang tak tega melihat Nayya menangis ia segera cepat melangkah menemui adiknya.

"Nay," panggil Zaqy berhati-hati.

"Hiks....Hiks....Hiks...."

"Hei, kenapa?" Sahut Zaqy sambil memutar tubuh mungil Nayya agar berhadapan denganya.

"A-abang, Hiks....ta-takut," cicit Nayya semakin menangis.

Zaqy mengerutkan kedua alisnya tidak paham, apa maksud dari perkataan Nayya yang di lontaran tadi.

Zaqy menatap wajah Nayya yang matanya sudah sembab karena air mata yang sedari tadi turun ke pipi. Ia mencoba menenangkan Nayya setelah itu bicara dengan baik kepada Nayya.

"Kenapa Nay? Cerita ke abang gih." Pinta Zaqy dengan halus.

"Erlangga." Lirih Nayya setelah mengatakan itu kepalanya menunduk ke bawah.

Zaqy seketika terkejut bukan main antara percaya dan tidak percaya mendengar ucapan Nayya barusan.

"Erlangga nglakuin apa ke lo Nay?" Jawab Zaqy mendadak cemas.

Nayya tidak menjawab ucapan Zaqy tetapi dengan cepat ia memeluk tubuh kekar Zaqy ia menangis di bidang dada Zaqy. Tubuhnya mendadak lemas dan bergetar hebat Nayya seperti sangat ketakutan.

Zaqy yang mengerti pun ia menenangkan Nayya dan terus menerus mengelus puncak kepala Nayya dengan lembut. Ia membiarkan adiknya menangis dalam dekapan. Mungkin bisa untuk menghilang ketakutan Nayya dengan memeluk di tubuhnya ini.

NAYVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang