Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu kasus pembunuhan dilakukan hanya karena ingin menjadikannya sebuah ajang permainan oleh si pelaku?!
Target peserta dalam ajang permainan in...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana di kediaman keluarga Na terlihat sepi seperti biasanya. Hanya terlihat beberapa pembantu yang sedang sibuk melakukan pekerjaan mereka.
Sepulang dari kediaman keluarga Zhong, Jaemin langsung masuk ke dalam kamarnya dan kembali membasuh tubuhnya menggunakan air hangat.
Selesai membasuh tubuh dan mengganti pakaian dengan yang lebih hangat, ia lalu segera menelan beberapa butir obat dan satu botol vitamin untuk mencegah dirinya jatuh sakit.
Setelah selesai, Jaemin lantas tidak membuang waktunya untuk bersantai begitu saja. Ia menggunakan waktu istirahatnya untuk mencari informasi tambahan tentang Park Jinyoung dan saudara-saudaranya, serta informasi lain tentang Tuan Yoo.
Beberapa menit Jaemin berkutat dan fokus pada komputer yang ada di hadapannya, ia berhasil mendapatkankan beberapa informasi tambahan tentang anak-anak angkat Keluarga Li dan informasi lain tentang Tuan Yoo. Kemudian ia mencetak semua informasi yang sudah ia dapatkan ke dalam bentuk berkas.
Jaemin mengusap wajahnya dengan kedua tangannya lalu menyibakkan surai rambutnya ke belakang menggunakan tangan kirinya sambil membuang nafas kasar. Ia melirik jam digital di sudut layar komputernya. Terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 15:47 p.m.
Drrrtttt . . . Drrrtttt . . .
Ponsel milik Jaemin bergetar. Ada notifikasi pesan pribadi dari Jeno.
Jeno Jaemin, tes DNA dari sampel darah yang kau berikan pada Renjun, hasilnya sudah keluar.
Jaemin Siapa pemilik sampel darah itu?
Jeno Aku belum tahu. Renjun dan Haechan masih dalam perjalan kembali ke markas.
Jaemin Baiklah.
Jeno Bagaimana keadaanmu?
Jaemin Aku baik-baik saja.
Jeno Kau yakin?
Jaemin Ya. Kau tenang saja. Aku tidak akan jatuh sakit.
Jeno Baiklah.
Apa sore ini kita jadi ke panti asuhan?
Jaemin Tentu saja. Mau bagaimana pun, kita tetap harus berkunjung ke sana hari ini.
Jeno Oke.
Ceklek
Pintu kamar Jaemin terbuka. Jaehyun muncul dari balik pintu dengan mengenakan pakaian rapi. Jaemin buru-buru menutup halaman informasi yang terlihat di layar komputernya.