抖阴社区

11. Arga Bumantara's Day

Mulai dari awal
                                        

"Iya, ok. Ya udah ya, ini mau mati handphone nya"
"Ok mas, hati-hati ya sayang"
"Iya, bye ndin"

=====

Al melajukan mobil nya, menuju sebuah toko kue langganannya. Dia berdiri, di depan toko, merogoh ponsel di kantong nya,

"Lah, udah mati ni handphone" Al kembali memasukan ponsel itu ke kantong nya.. Dia melangkah pasti, dengan tubuh tegap nya yang udah macam tentara inggris.
Toko kue yang bernuansa vintage dengan beberapa hiasan dinding yang warna nya senada dengan temboknya itu memiliki sebuah ruangan dimana pengunjung nya bisa memilih dan memakan kue di tempat, juga sebuah tempat outdoor di bagian sampingnya, dengan kursi-kursi kayu yang sangat cocok menjadi tempat nongkrong atau sekadar berfoto untuk update di sosial media.

Al berdiri, di depan meja kasir setelah sebuah tubuh seorang perempuan menabrak nya,
"Duh, maaf mas, ma.."
"Kamu...?"

Aldebaran diam, lilin yang dia pegang akhirnya jatuh. Matanya masih menatap perempuan itu, beberapa detik mereka saling diam,
"Kamu Aldebaran kan?" tanya perempuan itu
Al mengangguk pelan, dengan wajah setengah bingung,

"Inget aku gak?" tanya perempuan itu lagi
"Kamu..."
"Aku Rara, masa lupa sih?"
Al membuyarkan lamunannya, menatap lekat perempuan di hadapannya itu.
Rara, seorang perempuan bertubuh tinggi, dengan kulit kuning langsat dan mata sipit nya yang cantik, kaki yang jenjang dengan lekuk tubuh yang sempurna.

"Rara..." ucap Al pelan,
"Inget?"
Al mengangguk pelan,

Rara adalah seseorang dari masa lalu Aldebaran, perempuan cantik yang bersama Al ketika mereka sama-sama mengenyam pendidikan sekolah menengah atas masa itu. seorang perempuan yang di tinggalkan Aldebaran demi seorang perempuan pengkhianat yang mengoyak hati Aldebaran begitu dalam. Mata Al tak berhenti menatap Rara, lalu dia menggeleng pelan,


"Hai, kamu apa kabar?" tanya Rara
Dengan sedikit terbata-bata, Al menyalami perempuan itu,
"Saya baik, ka-kamu apa kabar?"
"Aku baik Al, kamu beda banget deh" Rara memegang lengan Aldebaran, lalu mengusap nya lembut. Al nampak tersentak, matanya membulat sempurna, dia mundur beberapa langkah ke belakang.

"Lilin saya" mata Al mengedar mencari lilin nya yang beberapa saat sebelumnya jatuh
"Lilin kamu?... oh ini ya?"
"Patah" Al memegang lilin angka 6 yang Andin minta,

"Yah, ya udah ganti aja ya yang baru"
Perempuan itu berbicara pada pegawai disana, namun beberapa saat dia kembali ke Al dengan tangan kosong
"Al, lilin angka 6 nya kosong ternyata" kata Rara
"Yah, ya udah gak apa-apa lah, eum.. angka 0 aja" kata Al

"0?"
"Iya. Gak apa-apa"

Rara mengambil satu lilin angka 0 dan dua lilin kecil untuk di berikan pada Aldebaran.
"Oh iya, thanks ya, saya bayar dulu"
"Gak usah-gak usah al, gak usah bayar. Udah, kue sama lilinnya buat kamu aja"

"Eh gak usah Ra, it's OK. Saya bisa bayar" kata Al
"Ya udah kalau gitu, gimana kalau kita duduk dulu bentar, aku tlaktir minuman favorit disini, ice cappucino" kata Rara
"Makasih tawarannya, Ra, tapi saya lagi buru-buru"
"Bentar aja, janji bentaaaar aja" ucap Rara dengan wajah memelas nya. Al menarik nafas panjang, "Ok, tapi bentar ya"

"Nah, gitu. Ayok" Rara menggandeng lengan Aldebaran untuk berjalan di sampingnya, namun Al menolak, dia langsung melepaskan tangan Rara dengan tetap tersenyum.

=====

Mereka duduk, di sebuah bangku panjang, di luar toko kue itu. Saling berhadapan dengan kecanggungan diantara mereka.
"Al, kamu beda banget sekarang" Rara membuka obrolan,
"Iya, kan manusia harus berubah" kata Al
"Iya sih"
"Kamu dimana sekarang, lamaa banget kita gak ketemu"

SECRET 2 : DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang