Ria duduk di bangkunya sendiri. Lelaki yang datang dengannya tadi pagi tidak satu kelas dengannya. Dia berada di kelas 10-3, sementara Ria berada di 10-1.
Oh, iya. Nama lelaki itu adalah Devan Alexandro. Dia tampan, lumayan tinggi (Ria hanya sebahunya), putih, dan juga memiliki lesung pipi di pipi kirinya.
Bruakk!!
Seseorang sengaja menendang kaki meja Ria. Hal itu membuat mejanya jadi sedikit membentur ke dada Ria. Ria mengangkat pandangannya dan menap penuh kekesalan saat orang yang melakukannya adalah Raquel.
Ria bangkit dan langsung mendorong Raquel. "Maksud lo apa?!" bentak Ria.
"Lo yang apa. Berani banget lo tadi pagi di parkiran sama gue," kata Raquel tidak terima.
Bukannya takut, Ria malah tertawa merendahkan. "Lo pikir lo itu apa, sih, Qel? Tuhan?" Tanya Ria sambil tertawa mengejek.
"Lo benar-benar bikin gue emosi, ya!" Raquel ingin menjambak rambut Ria, tapi tangannya di tahan oleh Joko.
"Lo mau ngapain?" Tanya Joko.
"Gue kesal sama, nih, anak Jok." Kata Raquel menatap benci pada Ria.
"Kak Raquel. Ria kan nggak ngapa-ngapain kak Raquel," kata Wulan membela Ria.
"Lo belain dia, Lan? Lo nggak ingat semua kejahatan yang dia buat sama lo?" Tanya Raquel, tidak terima jika Wulan membela Ria.
"Yang Raquel bilang itu benar, Lan. Lo nggak perlu belain orang kayak Ria," kata Santi, membenarkan ucapan Raquel.
Ria memutar bola matanya malas, melihat drama di hari pertamanya kembali masuk sekolah. Tapi di saat Ria membuang pandangannya, tatapannya malah bertemu dengan bola mata milik Indro. Tapi hal itu hanya sebentar karena Ria segera mengalihkan pandangannya.
"Tapi Ria emang nggak ada ganggu kak Raquel. Kak Raquel yang tadi dengaja nendang kaki meja Ria," kata Wulan, bersaksi akan apa yang tadi ia lihat.
"Lo nggak perlu belain gue!" Ria menatap tidak suka ke Wulan.
"Tapi..."
"Gue nggak butuh lo pura-pura baik sama gue!"
"Ri...? Gue nggak pura-pura...
"Nggak usah sok jadi malaikat penolong gue!" Ria memotong ucapan Wulan.
"Ria?!
Tanpa menoleh pun, Ria tau siapa yang telah memanggil namanya dengan lancang. Indro.
Indro berjalan ke arah Ria. Berhadapan dengan gadis itu yang tidak berminat untuk menatapnya. "Gue pikir lo berubah jadi lebih baik, tapi gue lihat lo malah jadi lebih buruk."
Ucapan Indro membuat Ria menatap tajam padanya. Menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Yang Raquel dan Santi bilang itu benar. Lo nggak pantas buat dapat pembelaan. Orang kayak lo nggak cocok untuk di bela," ucap Indro, menatap dalam pada manik mata Ria.
Ria mengangguk dengan senyuman miris. "Dan asal lo semua tau. Gue juga nggak berharap dapat pembelaan dari orang-orang kayak lo semua," kata Ria, menatap lebih dalam pada bola mata Indro. Lalu ia mengucapkan satu kata, satu kalimat, lalu pergi dari sana.
"Pengkhianat!"
-----
Lanjut nggak??
Jangan lupa baca AlvaGhea, ya! Visual tetap Aca sama Aza.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindro (SELESAI)
Teen FictionIni tentang Ria, gadis kecil, imut, dan manis. Gadis baik yang berubah menjadi begitu kejam karena sebuah alasan. Di benci oleh orang yang di cintai, di jauhi sahabat, dan tidak di pedulikan oleh keluarga. Lalu, bagaiman gadis manis yang menjelma me...