"Mari terluka bersama dan nikmati setiap rasa sakitnya."
***
Ikhlas, satu kata seribu luka.
Dan ini lah yang di rasakan Daania Farzana. Semuanya kehidupannya di mulai saat menikah dengan sosok pria yang tidak di cintai nya.
Rey Naldi Agra, cowok b...
Call me Unda, Nda, Ka Rin (pake spasi, kalo nggak malah jadi pelakor😐)
Semoga suka sama Extra Part ini.
Happy Reading terakhir kalinya ---
"Bohong kalau aku bilang baik-baik aja setelah kepergian kamu, Rey." -Daania Farzana
Enam bulan kemudian
Daania duduk di pinggir ranjang, mengelus perut nya yang sudah besar dan menunggu hari untuk melahirkan junior tiba.
Wanita tersebut tampak memandang isi kamar yang dari dulu masih tetap sama. Tak ada satupun yang berubah di kamar ini.
Baju-baju Rey masih tertata rapi di lemari. Semua barang pria itu sama sekali tidak di singkirkan oleh Daania.
Tes
Air mata nya jatuh begitu saja tanpa di minta. Kamar ini pernah menjadi saksi bisu betapa rapuh nya Rey.
Kamar yang menjadi saksi cinta nya dan Rey bersatu.
Kamar yang selalu menjadi saksi saat Rey terus menyakiti dirinya.
Dan kamar ini juga yang menjadi saksi saat Rey menyembunyikan penyakit nya selama bertahun-tahun dari semua orang.
Daania menghapus air mata nya dengan kasar.
"Anak kita sebentar lagi lahir, Rey." wanita itu tersenyum pada foto Rey yang berukuran besar di dinding kamarnya sambil mengelus perut nya saat merasakan tendangan dari bayi nya yang ada di dalam perut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rey, anak kita gerak!" Ucapan antusias dan binar dari Daania terdengar begitu menyakitkan.
"Ayo, pulang lagi, sayang. Kamu nggak mau megang perut aku buat rasain tendangan junior?"
Siapa pun yang melihatnya, pasti berasumsi jika wanita ini sudah tidak waras.
Itulah mengapa Nathan dan Ethan selalu menyempatkan diri untuk datang kerumah Daania setiap hari.
Kedua pria kembar itu sama sekali tidak memberikan Daania waktu seorang diri.
Tapi semua itu tidak bisa menggantikan posisi Rey hingga sekarang. Daania masih saja berfikir kalau ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang di berikan Tuhan untuknya.