Tapi, jalan-jalan berdua di pusat perbelanjaan. Bukankah ini namanya kencan?!. Wajah Midoriya semakin memerah setelah memikirkan hal ini.
Hanya saja sejak tadi tidak ada percakapan diantara mereka. Sepertinya Uraraka sendiri juga malu untuk memulai topik. Tapi suasana canggung ini benar-benar membuat Midoriya tidak tahan.
"Um..., Uraraka-san. B-bagaimana jika membeli makanan ringan dulu?. Bagaimana dengan es krim?, atau permen kapas?." Midoriya berkeringat deras setelah mengatakan itu. Bukankah itu hal-hal yang biasanya dimakan saat kencan?!.
"Tentu," Sebenarnya pipi Uraraka juga bersemu. "Apa kita juga akan membelikan Nagato-kun satu?."
"Eh?," Midoriya berhenti berjalan.
"Nagato-kun?. EHH....!!!!." Midoriya menarik rambutnya dengan kaget. Baru saja dia ingat dengan anak kecil yang datang bersamanya.
Midoriya berbalik dengan cemas. Tapi tidak ada sosok Nagato di belakangnya maupun belakang Uraraka.
"Eh?, Nagato-kun tidak mengikuti?." Uraraka juga menengok ke belakang.
BLEDAR!. Petir mendadak menyambar dalam otak Midoriya. Matilah aku. Aku terlalu terbawa suasana bisa berdua dengan Uraraka.
"B-bagaimana ini, Deku-kun?." Uraraka juga panik.
"T-tenang, tenang. Kita harus mencari Nagato-kun. Atau menghubungi All Might. Tapi bagaimana jika All Might sedang menghadapi situasi mendesak?. Kalau begitu Aizawa-sensei. Aku rasa Sensei akan benar-benar membunuhku jika mengetahui hal ini." Keringat semakin bercucuran deras saat Midoriya mulai bergumam tanpa henti.
"Deku-kun!, tenanglah tenang." Uraraka tidak kalah cemas dengan Midoriya. Tapi situasinya lebih sedikit terkendali.
"Apa Nagato-kun membawa ponsel atau alat komunikasi apapun?. Kita bisa menghubunginya bukan?. Jika tidak, ke pusat informasi minta untuk membuat pengumuman. Kita juga bisa meminta teman-teman yang lain ikut mencari." Uraraka mengeluarkan semua sarannya.
"Tunggu, tunggu sebentar." Saran Uraraka mengingatkannya. Midoriya mengeluarkan alat pemantau yang di berikan All Might tadi. All Might sebenarnya mengatakan jika alat ini hanya untuk berjaga-jaga. Karena mengingat sikap Nagato belakangan ini tidak lagi waspada terhadap UA.
Tapi yang namanya berjaga itu tidak ada salahnya. Apa yang akan terjadi saat hujan tiba-tiba turun tapi kau lupa membawa payung?.
Layar proyeksi menampilkan gambar tiga dimensi dari pusat perbelanjaan. Diantara garis-garis biru yang tembus pandang itu terdapat titik merah kecil yang berkedip-kedip di lantai dua tempat perbelanjaan.
"Ini, disini. Syukurlah, Nagato-kun masih di tempat tadi!. Ayo kembali Uraraka." Midoriya berlari kembali diikuti dengan Uraraka.
....
Nagato tidak mendapatkan lolypop yang dia inginkan. Karena dia berhasil menghentikan kakinya tepat waktu sebelum sampai di stan itu.
Situasi seperti ini benar-benar berbahaya. 'Nagato' mengambil alih tubuhnya datang dan pergi seperti angin. Anak itu melakukan hal itu jika Nagato secara tidak sengaja melihat hal-hal yang disukai anak kecil.
Hei bung, kau sudah sepuluh tahun. Tidak bisakah kau menginginkan hal yang lebih normal?. Maksudku balon dan permen?. Kau bukan anak lima tahun bukan?. Nagato berbicara dalam pikirannya. Entah 'Nagato' akan mendengarnya atau tidak.
Untuk meminimalisir kemungkinan 'Nagato' mengambil alih lagi. Nagato berjalan kembali dengan menunduk kepala. Berusaha tidak melihat hal-hal di sekitar yang memungkinkan akan menarik perhatian 'Nagato'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
FanfictionSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...
Chapter 49
Mulai dari awal