Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kerumunan manusia menutupi pagar pembatas antara wilayah Marley dan Eldian. Berdesakan, berusaha mencari celah untuk dapat melihat siapa yang menjadi tokoh utamanya.
Sejak pagi tadi, entah berita dari mana, orang-orang membicarakan para pejuang yang akan pulang sejak beberapa tahun lalu harus bertahan di dalam tembok yang dipenuhi iblis itu.
Tentu itu merupakan berita besar bukan?
Di tengah - tengah keramaian tersebut, Y/N sedang bertahan dari padatnya manusia yang saling dorong mendorong. Salah satu tangannya ditarik oleh Gabi, membawanya ke barisan depan, dimana mereka akan lebih leluasa untuk menyambut Kakak sepupunya itu.
Nafas Y/N tertahan, punggungnya menegak, dan pupil matanya melebar ketika melihat laki-laki -tinggi dan gagah dengan rambut blonde- yang baru saja turun dari mobil militer marley.
" Reiner! Anakku" Tak jauh dari tempat Y/N berdiri, ibu Reiner memekik tepat saat melihat kedatangan sang anak yang sudah lama tak ia lihat rupanya.
Reiner berjalan mendekati keluarganya, tersenyum senang dan bersyukur dapat bertemu dengan mereka lagi.
Setelah melepas kerinduan dengan anggota keluarga lainnya, Reiner sekarang berdiri di hadapan Y/N. Sedetik kemudian, Y/N melempar dirinya memeluk Reiner erat. Rasa haru dan rindu tak bisa dibendung lagi, Y/N pun menangis senang.
"Kak Reiner, aku rindu kakak.. hiks" Reiner mengusap lembut kepala adiknya.
"Aku Juga, Y/N" . . .
Bulan memancarkan cahaya cerah nan indah, bintang-bintang berkilauan, dan angin dingin berhembus lembut meniup surai H/C yang sedang duduk tenang di balkon kamar tamu milik tantenya, Ibu Gabi.
Tok tok
Suara ketukan membuat Y/N menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Reiner bersandar di pinggir pintu, terdiam menunggu izin dari pemilik kamar. Perempuan yang masih nyaman dibalkonnya itu hanya mengangguk setuju.
"Ada apa kak?" Y/N menoleh, menatap Reiner yang berdiri tepat di samping kanannya.
Reiner hanya menggeleng, pertanda semua baik-baik saja.
Keheningan melanda, adik-kakak sepupu ini hanya sibuk dengan diri mereka sendiri, lebih tempatnya, pikiran mereka.
"Apa kau baik-baik saja ? Maksudku, selama aku tidak ada?" Tanya Reiner.
Sudut bibir Y/N seketika tertarik ke atas. Tetapi berbeda dengan bibirnya yang tersenyum, matanya berkata lain, ia malah mengeluarkan air mata.
Y/N sudah tau dengan sikap dan perilaku ibunya yang temperamen. Tetapi semenjak Reiner mendapatkan peran penting di divisi militer marley, perlakuan ibunya semakin kejam. Ambisi, dengki, dan iri seakan menjadi satu dan Y/N menjadi sasaran yang tepat untuk melampiaskannya.