Raina dan Dinda bersyukur karena akhirnya usaha mereka berhasil setelah satu jam menghabiskan makanan yang menurut Yance nikmat, ia pun membersihkan mulutnya.
"Panggil koki yang memasak makanan ini!" Pelayan yang mendengarnya hanya bisa mengikuti perintah saat tiba di dapur seseorang berujar.
"Apakah anda menikmati masakan saya tuan Yance yang terhormat, kebetulan koki yang seharusnya memasak telah di pecat dengan suka rela saya memasak untuk anda selaku anak pemilik restoran ini." Ucap Calista yang datang dari dapur.
Yance mengamati orang di depannya dari atas sampai bawah. "Kau yang memasak ini anak kampus?" Tanya Yance sedikit ragu.
"Begitulah, saya bisa masak ini berkat pengalaman saya yang sering pulang ke negara Indo jadi tidak sulit bagi saya memasaknya." Yance mengangguk.
"Malam nanti kau datang ke mansion ku, Daeshim beri alamatku aku ingin kau datang sendiri kesana nona." Bukankah sebuah kebahagiaan sebagai orang biasa yang bisa diundang langsung oleh seorang Yance Ojasvee.
"Ah dengan senang hati Tuan." Ucap Calista dengan anggun.
Yance dan Daeshim segera pergi sedangkan disana Dinda sangat kesal dengan perlakuan seenaknya dari Calista. "Apa, mau marah hah lihat bagaimana dia mengundangku, jangan iri ya...ouh ya Kak Rain kau tentu tidak keberatan bukan?" Tanya Calista mendelik.
Raina tersenyum. "Tidak Ca, justru jika kamu senang aku akan ikut senang, semoga kau menyukainya." Calista segera pergi.
"Memang gak ada akhlak sepupu kamu, kamu yang masak dia yang heboh emang ya orang kaya selalu semena-mena." Kesal Dinda.
"Tidak apa Din, lagian aku hanya memenuhi kewajiban saja sebagai pekerja di sini, aku tidak akan memaksa jika memang pemiliknya menginginkan itu." Ucap Raina hanya dibalas helaan nafas Dinda yang tidak habis pikir.
"Ayo bekerja lagi, ouh ya itu kerudung kamu sepertinya terkena saus Din." Dinda pun menoleh dan ia segera pamit berganti, Raina senang karena di sini ada teman yang sama dengannya membuat dirinya tidak tampil berbeda sendiri.
...
Yance Ojasvee pria yang sudah matang itu tengah menyiksa seorang wanita yang berani menggodanya, dengan lancang wanita itu memberikan obat perangsang yang membuatnya geram, Yance memang lelaki yang sering mencari kesenangan di Club' tapi itu jika saat dirinya dalam keadaan tidak baik.
Plakk
"Kau, wanita ular cuihh..." Setelah meludah Yance menyuruh Bondan untuk membunuh wanita itu yang sudah terkapar lemah.
"Yance kudengar Laura akan datang lagi ke mansion depan." Ucap Daeshim membuat Yance jengah, Laura adalah wanita yang terobsesi padanya dan itu sangat membuatnya geram, jika ditanya kenapa tidak membunuhnya saja, tidak semuda itu karena Yance tidak mendapat hiburan dari obsesi dari seorang wanita, jika sudah saatnya ia bisa saja membunuh wanita kadal itu.
"Biarkan saja." Yance segera pergi dari ruang penyiksaannya hanya orang terdekat yang tau bagaimana kehidupan Yance, Laura sendiri tidak tau sekejam apa Yance yang wanita itu tau Yance adalah seorang pembisnis besar dan seorang Mafia.
Malam tiba Calista sudah berdandan begitu cantik, ia yang sangat berantusias sampai mengeluarkan kocek 200 Juta hanya untuk sebuah gaun dan kedua orang tuanya jelas mendukung putrinya, mereka hanya diberi tahu mengenai Yance yang datang dan memintanya untuk makan malam bersama.
"Anak Mama sudah cantik, sebaiknya segeralah pergi sebelum tuan Yance menunggu terlalu lama." Calista mengangguk.
"Papa akan antar sampai mansion nya saja." Calista mengangguk senang, akhirnya penantian nya selama ini begitu terkabulkan.
"Semoga sukses Ca, kami di sini akan mendoakan yang terbaik." Calista memeluk Raina bagaimanapun karena Raina lah ada kesempatan dirinya bertemu.
"Makasih kak." Ratna dan Anton senang akhirnya kedua saudara itu akur juga, tidak seperti sebelumnya yang terkesan cuek.
Calista sudah bersiap untuk pergi ke mansion ditemani Anton, karena lumayan jauh akhirnya mereka sampai dalam waktu 2 jam.
"Nona Calista?" Ucap salah satu penjaga mansion dengan senang Calista mengangguk dan segera para penjaga mansion mengantarkannya sampai didalam, kemegahan yang ada membuat Calista terpesona namun terhenti kala seseorang memanggilnya.
"Nona, silahkan lewat sini." Calista pun segera mengikuti Daeshim yang tengah mengantarnya ke sebuah ruangan yang telah ada Yance yang menunggu.
"Silahkan duduk." Ucap Yance disana sudah ada hidangan yang sama membuat Calista senang, pasti malam ini makanan yang tersaji akan menjadi makan malam romantis.
"Tidak perlu berlama-lama ayo cicipi hidangannya nona, malam ini anda begitu menawan." Sontak rona merah diwajah Calista sungguh terpancar membuat Yance tersenyum miring, satu suapan terasa enak dimulut Calista.
"Jadi...apakah makanan ini persis dengan yang dihidangkan olehmu?" Tanya Yance dengan senyum mautnya, Calista sangat terhipnotis dan ia semakin senang dengan hal ini, merasa bangga menjadi wanita pertama yang dinner dengan seorang Yance.
"Sama, ini masakan terenak yang saya cicipi." Yance terkekeh. "Apa saja resepnya?" Calista langsung tersedak dan ia segera meneguk air minumnya.
Glukk
Glukk
"Kenapa, apakah makanannya menyiksamu?" Calista menggelengkan kepala. "Kenapa tidak menjawab ku nona, resep apa saja yang ada di hidangan itu?" Wajah Yance semakin datar dan dingin membuat Calista gelagapan.
"Itu...." Calista pun mengarang isi bahannya membuat Yance berdecih. "Kau sudah membohongi seorang Yance maka..." Belum sampai menyelesaikan kalimatnya Laura datang dengan gaun yang lebih tipis.
"Sayang, siapa dia??" Tunjuk Laura bergelayut dipangkuan Yance.
"Seorang pembohong!" Calista langsung pucat, ia tengah bermain di atas kobaran api yang sebentar lagi siap membakarnya.
"Cih jalang tak punya malu." Ucap Laura.
"Daeshim lepaskan anjing Wolf biarkan dia mengoyak gadis itu!" Daeshim pun segera berjalan ke kandang Wolf.
Gukk
Gukk
"Maaf, maafkan saya hiks....saya salah tuan tolong...jangan begini saya akan pergi saya tidak akan..." Terlambat anjing itu mendekatinya.
Gukk
Gukk
"Aaaa!!" Calista langsung berlari menjauh dengan gaunnya yang sedikit menyulitkannya, terdengar tawa dari Laura, setelah jauh ia membelai rahang tegas Yance.
Plakk
"Siapa suruh kau menyentuhku jalang!" Teriak Yance.
"Yan???" Yance langsung menarik kasar rambut Laura hingga gadis itu merintih kesakitan karena jambakan Yance di kepalanya.
"Jangan sebut namaku lewat mulutmu jalang, pergi!! Daeshim lempar dia dari mansion ku!" Dengan kasar Yance melepas tangannya dan segera pergi dari sana ,ia muak dengan segala kebusukan seorang wanita, hanya dia yang akan ia puja dan bahagiakan.
"Tidak Yan, jangan usir aku..!!" Teriak Laura menggila ia memang gadis yang sangat keras kepala dan Daeshim yang selalu sabar menarik paksa dirinya.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOu (END)
General FictionRaina hanya seorang gadis biasa namun memiliki hati luar biasa. Dibawa oleh paman dan bibinya tinggal di negara lain atas insiden kematian kedua orang tuanya akhirnya Raina hanya menjadi anak yatim piatu,Raina pun mengikuti paman dan bibinya disana...