抖阴社区

                                        

"K-kenapa semuanya, N-natap ke aku?" ucapnya terbata-bata sambil menunjukkan dirinya dengan jari telunjukknya.

"Gak denger Mamah-Papah manggil lu tadi?" tanya Naka kearahnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

Mendengar perkataannya, Lena menggelengkan kepalanya dengan perasaan gelisah. Entah, apa yang terjadi kepadanya.

"Len, lo gak papa kan? Muka lo kok, kek lagi mikirin sesuatu" tandas laras menyelidiki.

"Kamu sakit Len?" tanya Papahnya menatap khawatir ke putri bungsunya tersebut.

Sang ibu yang mendengar perkataan suaminya langsung mengarah tangannya menempel ke arah keningnya untuk mengecek suhu tubuhnya apakah hangat atau tidak. Dirinya juga melihat wajah Lena yang pucat juga sedikit cemas. Hangat. Itu yang dirasakan olehnya.

"Kening kamu anget Len. Kamu gak  usah sekolah dulu ya? Izin dulu. Istirahat dulu aja hari ini" saran Mamahnya. Lena yang mendengar saran dari Mamahnya langsung menggelengkan kepalanya cepat. 

"GAK" teriaknya tanpa sadar mengundang tatapan aneh oleh semuanya yang berada di meja makan. Refleks, ia pun segera menutup rapat kembali mulutnya. "Maaf" ujarnya pelan.

Nayaka yang melihat perilaku adiknya berbeda dari hari-hari sebelum-sebelumnya justru menimbulkan sedikit curiga dengannya. Lena yang ditatap oleh abangnya justru merasa gugup.

'Duh, abang tau gak ya' gerutunya dalam hati. Cemas.

"Kenapa Len? Mamah kan cuma suruh kamu istirahat. Kamu kok teriak gitu? Kamu gak lagi ada masalah kan?" tanya mamanya. Tepat sasaran. 'Duh, mampus gua. Jangan sampe Mamah Papah tau soal ini, kalo gak nanti Kak itu yang kena' gerutunya dalam hati.

"Hah? G-gak kok Mah, gak apa-apa aku. Yaudah, kalo gitu aku berangkat ya Mah, Pah" ujarnya sambil beranjak dari kursinya. 

"Bareng abang aja berangkatnya, takut ada apa-apa kamu dijalan nanti. Tuh, muka kamu keringetan kek gitu" ujar Nayaka.

"Nah, iya tuh. Sana, berangkat ama Aki aja biar kalo ada apa-apa dijalan ntar ada pawangnya" ujar Laras yang juga bersiap beranjak pergi ke sekolah.

Naka yang dipanggil Aki oleh kakaknya hanya memasang raut wajah datar ke arah Laras yang menyengir jahil ke arahnya.

"Ck, Mah, Pah. Naka sama Lena berangkat dulu ya," ucapnya kemudian menyalimi tangan kedua orangtuanya yang diikuti oleh Lena.

"Iya, hati-hati. Oh, iya Len. Kalo kamu ngerasa gak enak badan, langsung bilang aja ke guru kelas kamu atau gak kamu di uks aja ya Len" ingat Mamanya.

Lena menganggukkan kepalanya dan berucap, "Iya, Mah".

"Kak, lu mau bareng gua Ama Lena gak?" tanya Naka.

Mendengar itu Laras menggelengkan kepalanya, "Nggak, bareng Ai gua" ucapnya yang juga bersiap untuk berangkat.

Mendengar itu Naka dan Lena menganggukkan kepalanya kemudian pamit. Tersisa Laras, Mamah dan Papahnya.

"Kalo gitu Laras juga langsung kedepan aja ya Mah, Pah" katanya.

"Gak suruh masuk dulu Ainya Ras?" tanya Mamahnya.

"Gak usah Mah, takut keburu telat ntar" katanya.

"Oalah, yaudah hati-hati ya Ras, inget belajar yang bener kamu itu" peringat Papahnya.

"Iya Pah" katanya kemudian pamit kepada keduanya, tak lupa juga mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam" jawab keduanya.

Melihat Puterinya yang sudah berangkat, keduanya melanjutkan kegiatan sarapan paginya sampai selesai.

"Kamu belum berangkat juga Pah? Nanti gak telat emangnya?" tanya Lia.

LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang