抖阴社区

                                    

Kakiku melangkah keluar dari gudang dan pergi ke lantai menuju basement. Finn terlentang di karpet membuat permukaannya basah. Aku meringis membayangkan Barbara geleng-geleng kepala melihat keadaan karpet.

Kemudian aku berlutut didekatnya. Dadanya naik turun, kedua matanya tertutup rapat. Thank god, dia tertidur. Aku terus menatapnya intens. Tatapanku bergerak dari rambut coklatnya yang lepek, bulu matanya yang indah, hidung mancungnya, bibirnya yang sedikit terbuka, lalu... kausnya yang sedikit transparan membuat otot-otot perutnya tercetak kaus.

Hati dan tanganku berkompromi untuk menyentuh perut sialan itu, sedangkan otakku melarang keras dan menampar kesadaranku. Geez, Cora.

Aku tahu dalam hati terdalam bahwa aku menginginkan tali persahabatan kita tersambung kembali, tetapi mengingat perkataannya saat itu memicu sel-sel dalam diriku bergejolak marah.

Aku tidak suka perasaan ini. Perlahan aku menggoyangkan bahunya. Sepertinya ia sedikit sadar. "Hmm, aku basah, woman." Racaunya tak jelas. Ia menggeliat tak nyaman, aku reflek mundur.

Aku terdiam bingung. Tak mungkin meninggalkannya dengan keadaan baju yang basah kuyup. Namun, aku juga tidak mungkin mengganti bajunya.

Sembari berpikir aku duduk sofa diatasnya, terus menatap laki-laki yang kembali tertidur. Apa yang harus kulakukan?

Paling aman memang membiarkannya bermalam dengan keadaan basah, toh nanti juga kering.

Lalu tercetuslah ide!

Aku kembali berlutut di dekatnya, lebih tepatnya didepan wajahnya. Dengan ragu-ragu aku menggoyangkan bahunya sedikit kencang. Ia mengerang, menggeliat, dan kedua tangannya memegang kepalanya. Sebenarnya ia minum berapa banyak?

Kembali ke ide tadi!

Aku terus menggoyangkannya hingga kedua matanya perlahahan. Akhirnya, batinku lega. Aku bisa cepat-cepat pergi dari sisinya.

Beberapa detik kemudian kedua mata itu terbuka, walaupun belum sepenuhnya sadar tapi semoga saja ia mendengarkan. Aku menaruh 3 pakaian itu samping tubuhnya, di karpet. Finn mengerutkan dahinya terus menatapku. Dengan pelan ia bergerak untuk duduk.

Aku yang sedikit risih dengan tatapannya langsung berucap, "Ini baju ganti untukmu bila kau ingin." Aku menatapnya. Mata kami beradu.

Kedua tangannya menopang badannya dibelakang. Kepalanya menoleh kepadaku sedikit miring, senyuman tipis tertempel diwajahnya. Tanpa sadar nafasku tercekat, aku kembali mundur secara perlahan. Wajahnya perlahan maju. Salah satu tangannya dengan sangat pelan ikut maju seperti ingin meraih... ku.

Tubuhku bagaikan tersihir oleh mata itu berubah menjadi kaku. Mataku terus memperhatikan tangannya yang berjalan ke bahuku. Apa pun yang akan ia lakukan, aku harus menghindar. Tetapi ada perasaan kecil yang menyuruhku untuk tetap diam dan menunggu ia melakukan apa saja kepadaku.

God, i hate feelings.

Aku langsung berdiri. Finn sedikit terkejut melihatku tangannya menarik kembali menopang tubuhnya. Tatapannya tidak meninggalkanku. Aku membenci mata biru itu. Mata yang bisa menelanku bulat-bulat di lautan biru itu. Ya aku membenci mata itu.

Dengan bergegas aku melangkah menuju tangga. Aku masih bisa merasakan tatapan Finn di punggungku.

Saat aku meraih pegangan tangga aku mendengar suara Finn.

"Wangimu memabukan. Siapa namamu? I bet your name is beautiful." Finn mengedipkan matanya. Mulutku terbuka lebar. Hell no! Did i just saw his flirt skill? Itu sangat buruk!

Dia terkekeh sambil meraih kaus yang aku siapkan tadi. Tanpa aba-aba ia membuka kausnya. Melihat itu seketika pipiku terasa hangat dan kedua mataku melebar. Otot-otot tadi yang terhalang kaus kini bebas terpampang di depanku. Oh lord! Bukannya aku tidak pernah melihat otot perut laki-laki, aku pernah! Tetapi melihatnya secara langsung membuatku sedikit... panas.

Kekehan Finn berubah menjadi tawa menyebalkan, "Kau belum pernah melihat perut laki-laki, sweetheart?" Lalu kembali tertawa.

Aku ingin muntah.

Sweetheart?

Tidak mau mendengar apa pun keluar dari mulutnya aku pun berlari menaiki tangga. Tawa besar Finn masih terdengar.
"By the way, thanks for this!" Dia berteriak, pasti maksud Finn adalah pakaiannya.

Aku terus melangkah naik. Malam ini sudah cukup gila untukku. Harusnya aku ikut mom and dad saja kalau begitu.

☆☆☆

A/N
Hai, i hope you enjoyed this!
THANKYOU😍😜
-love n

Collide AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang