抖阴社区

?4?

1.7K 290 55
                                        

     "(Name)!! Katanya mau pergi malam ini!" Teriak Venti yang berusaha membangunkan (Name). "oii"

     "Besok sajalah hari ini aku cape" Tukas (name) yang berusaha menaikan selimut untuk menutup mukanya.

     Ventipun menarik kaki (name) hingga terjatuh dari kasur.

     *BRUGGG

    "VENTI!!!!"

    "ehe~"

============================

     "Huftt, se populer itukah aku?" Tanya Venti yang berjalan bersama dengan (name) menggunakan jaket.

     "Begitulah, dan kau jangan macam macam, dan tetaplah terus di dekatku jgn kemana mana" nasehat (name) yang menarik tangan Venti.

     "Heee~ apakah kau iri jika aku di mintain foto dengan mereka" ucap Venti yang meletakan kepalanya di bahu (name) sembari mencubit pipi (name).

     "Ya ngaklah, Xiao tetap di hati dan lagi juga kalau dirimu hilang pasti merepotkan" tukas (name) menyingkirkan tangan venti dari pipinya.

     "Xiao, oh"

     "Tentu saja dia itu udah ganteng, imut, suaranya aja ganteng banyak sekali fansnya seandainya kalau dia beneran keluar dari laptopku" Ucap (name) yang mulai bekhayal.

     Dan merekapun sampai di tempat yang mereka tuju. "Tapi malah dirimu yang keluar aku berharap dirinya" Ucap (name) kembali.

   Venti POV

    'sepertinya diriku kalah telak hehe' ucap diriku yang mulai melepaskan tangan ku dari tangan (name).

    "Hahaha, (name) sepertinya kita sudah sampai" Ucapku yang ingin memegang tangannya, tapi aku tarik kembali dan menyembunyikan kedua tanganku di belakang.

    "Heum, baiklah ven kamu mau apa?" Tanyanya berjalan melewati ku.

    Jujur saja sedikit nyesek saat dia membandingkan diriku dengan adeptud itu, tapi sudahlah aku memang tak sebanding dengannya, lagi juga kenyataannya dia emang pantas mendapatkan fans dan pujian dari pada dengan diriku.

    "Oi Ven, kenapa diam aja?" Tanyanya sambil melambaikan tangannya di mukaku. Aku pun menggeleng kepala. "Ah tidak ada aku cuman berpikir seandainya kalau di sini ada yang jual Wine" tukas ku.

    "Kalau di sini ada yg jual Wine,  pasti sudah ketangkap polisi loh" Ucap (name) yang menarik tanganku ke arah kedai es krim.

   "Mending beli ini aja Ven" Tukas (name) menunjuk menu es krim dan mulai memilih.

   Aku hanya diam saja, dan menunggu dia memesan. "Ven kamu mau yang mana?" Tanyanya. "Aku memesan rasa vanila Ama stroberry kalaumu?"

    "Ee vanila aja" ucapku.

   "Heum ok"

     Setelah kami berkeliling dan membeli makanan, (name) pun mengajak ku ke bianglala. "Ven ayo kita naik itu" ucap (name) dengan antusiasnya menarik tanganku.

    "Ha- ha baiklah" akupun pasrah di tariknya.

   Venti Pov end

   (Name) POV

     Karena jam sudah menunjukan ke arah 22:04 akupun menutup acara jalan jalan ini dengan naik bianglala. Dan aku pun menarik Venti.

    "Ha-ha baiklah' Ucapnya sepertinya pasrah dengan ajakan ku terus menerus, lagian juga dia terus diam dari tadi.

    Saat kami menaiki nya, sudah hampir di ujung. Akupun membuka pembicaraan. "Oi Ven kenapa kau dari tadi diam Mulu, padahal kau sendiri yang mengajak ku ke sini." Tanya ku.

    "Ah tidak kok, aku rasa cuman, Ee"

    Ada yang aneh dari nya, biasanya kalau aku ajak ke sini pasti senang dan bersemangat. Dan hari ini tampak lesu. "Kau marahkah?" Tanyaku.

    "Ti-tidak kenapa kau berpikir seperti itu?" Jawab Venti secara tiba tiba. "Oh baguslah aku kira aku membuatmu marah" Ucapku.

    "Hehe mana ada"

    Pandangannya kosong

============================

   

     Kamipun pulang kembali ke rumah, sepanjang jalan kami tidak berbicara sedikitpun, Venti hanya diam terus menerus dan biasanya juga dia sering menarikku dan menggenggam tanganku, tapi ini menjauh.

    Aku akan bertanya saat di rumah nanti, sepertinya di saat ini Venti tidak akan menjawabnya.

    Sesampai di rumah, akupun menutup pintu dan memgunci pintu, Venti langsung berjalan ke kamarnya.

    Akupun berjalan ke kamar Venti, dan membuka Pintu kamarnya. "Ven, kau sudah tidur?"

    Aku melihatnya dia duduk di atas kasur dan memeluk bantal dengan pandangan kosongnya. Akupun berjalan ke arahnya.

    "Ven, kayanya aku salah omong ya waktu itu?" Tanyaku yang duduk di pinggir kasur. "A-ah ngak kok, aku cuman sedih aja di tempat tadi gak ada wine" ucapnya sembari menutup mukanya dengan bantal.

     Akupun mengambil bantal dari mukanya, dan aku kaget melihat dirinya tiba tiba menangis begitu. "HUAAA Ven, Kayaknya aku benar benar salah omong waktu itu"  Ucapku sepontan langsung memeluknya.

     Aku benar benar merasa tubuhnya bergetar. "Ma-maaf Venti, bilang aja apa yang tidak kau suka dari omonganku tadi." Ucapku menarik tangannya dari mukanya.

    "Apa karena aku membandingkan dirimu dengan Xiao?" Tanyaku sambil mengelus kepalanya, dan kuncir nya pun lepas tiba tiba membuat rambutnya tergurai.

    "Maaf Ven" Ucapku kembali memeluknya. "Aku tidak tau kau tidak suka di bandingin."

============================

     Beberapa lama kemudian, Venti tertidur di pelukan ku sendiri. Aku terus mengelus kepalanya dan aku menyender ke dinding lalu mengambil bantal yang tadi meletakan di pahaku supaya Venti tetap tidur seperti itu.

     Akupun mulai memejam mataku, dan berhenti mengelus kepalanya dan menurunkan tanganku.

    (Name) POV end.


    Jam sudah mengarah ke arah 01:34, Ventipun terbangun dan melihat ke arah (name) yang tertidur. Sontak Ventipun mengambil tangan (name) dan meletakan di atas kepalanya.

   'yaaa aku tidak suka di bandingkan, aku benci itu'











    Bersambung...


Yooo ujiannya telah selesai, tinggal Ujian praktek aja, hwhehwhe.

Sy stres berat, butuh asupan haluan kalau saya gagal dapat Venti. Saya stresnya bertambah dan move on darinya.



'cryy.

Kasih bintangnya kaka

?real?? (Venti×Reader) -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang