Stuck With Mr. Devil (END)

"Ini semua adalah produk kopi Robusta yang diproduksi oleh perusahaan kami. Biji kopi yang kami pakai adalah hasil dari perkebunan kopi kami sendiri dan telah memenuhi sertifikasi 4C sesuai ketentuan standarisasi lembaga kopi internasional," jelas seorang pria berkacamata dengan perawakan sedikit gempal. Ia menjabat sebagai Direktur Operasional PT. Jaya Nusantara, yaitu perusahaan biji kopi yang sedang Nevano kunjungi di Lampung.

Ini adalah hari kedua Nevano berada di sini. Setelah kemarin ia diajak berkunjung melihat-lihat perkebunan kopi yang mereka budidayakan. Sekarang gilirannya mengunjungi pabrik pengelolaan biji kopi mereka. Dan mengenai 4C yang dimaksud oleh pria berkacamata itu adalah Common Code for the Coffee Community, yang artinya semua petani kopi harus mengikuti pelatihan dalam menerapkan budidaya Kopi Robusta dengan memperhatikan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dan sertifikasi petani akan diaudit setiap tahun oleh Sustainability Development Services (SDS).

Jadi dalam praktek produksinya, petani kopi harus mendapatkan spesifikasi yang baik sesuai standarisasi lembaga bersangkutan agar biji kopi yang dihasilkan berkualitas tinggi.

Nevano menghidu sejenak bubuk kopi yang baru saja digiling dalam wadah kecil yang diangsurkan padanya. Sebagai penikmat kopi, Nevano memang menyukai kopi Robusta. Selain rasa dan aromanya yang kuat, kopi ini adalah kopi yang sering ia nikmati setiap waktu karena kadar kafeinnya yang tinggi.

Diletakkannya kembali wadah kecil tersebut ke atas meja sambil mengangguk. Ia sepakat tentang kualitas kopi di perusahaan ini terbukti sangat baik.

Setelah puas berkeliling pabrik dan melihat-lihat bagaimana pengelolaan biji kopi menjadi bubuk kopi serta minuman, Direktur Operasional bernama Firmansyah itu pun mengajak Nevano bertemu dengan Direktur Utama mereka guna membahas proposal jalinan kerja sama yang PT. Asafood ajukan sebelumnya.

"Jadi bagaimana? Apa pendapat Anda tentang kualitas produk biji kopi kami?" kata Arwan Singgih, Direktur Utama PT. Jaya Nusantara saat ia dan Nevano sudah memulai pembicaraan.

"Sangat mengesankan," jawab Nevano jujur. "Semua produk kopi yang kalian hasilkan berkualitas amat baik dan semuanya sesuai dengan kriteria yang kami cari."

Pria berkulit sawo matang serta berambut sedikit memutih di bagian pelipisnya itu terkekeh mendengar pengakuan Nevano. "Kalau begitu, haruskah kita teken kontraknya sekarang?"

Nevano mengangguk dan keduanya pun segera menandatangani klausa berisi perjanjian kontrak masing-masing. Setelah itu, mereka saling berjabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan resmi telah terjalin di antara dua perusahaan tersebut.

"Kami akan mengirimkan 2 ton biji kopi sesuai yang kalian minta mulai besok pagi."

"Terima kasih, Pak Arwan. Kami harap kerja sama kita ini akan menjadi keberkahan bagi perusahaan kita berdua."

Pak Arwan mengangguk. "Sama-sama, Pak Nevano."

Saat itu, seorang pelayan menyajikan kopi yang sebelumnya mereka pesan. Mereka memang sedang berada di sebuah restoran tak jauh dari pabrik kopi yang Nevano kunjungi tadi.